Sudah lebih dari seminggu kita melaksanakan
ibadah puasa dan bersama dengan bulan suci Ramadhan serta berinteraksi dengan
bulan yang juga dikenali sebagai ‘Bulan Kesabaran’.
Mengapa Ramadhan dinamakan sebagai ‘Bulan
Kesabaran’ dan bagaimana kita boleh menjadi orang yang sabar sejak memasuki
bulan yang mulia ini?
Nabi saw bersabda :
“… Iaitu (bulan Ramadhan) adalah bulan kesabaran, dan sabar ganjarannya adalah syurga…”
Hadits di atas merupakan potongan dari khutbah Rasulullah saw yang disampaikan di hadapan para sahabat menjelang bulan Ramadhan tiba di mana hadits tersebut menegaskan bahwa Ramadhan adalah bulan kesabaran dan menuntut bagi para hamba Allah yang melalui bulan ini untuk mengisi dirinya dengan kesabaran.
Puasa merupakan sebahagian dari latihan kesabaran untuk orang-orang yang berpuasa :
1.
Sabar menahan makan dan minum.
2.
Sabar untuk menahan nafsu
syahwat (hubungan suami isteri di siang hari).
3.
Sabar untuk menahan amarah dan
angkara murka.
4.
Sabar untuk menahan jiwa dan
raga dari melakukan tindakan yang dapat mengurangi nilai-nilai dan pahala
puasa.
5.
Sabar untuk bangun malam,
qiyamullail, sahur dan lain-lainnya.
Begitu banyak hadits Nabi saw yang menyebutkan bahwa orang yang tidak bersabar menahan segala nafsu, marah dan angkara murka serta jiwa dan raga dari perbuatan yang dilarang Allah, maka Allah tidak memerlukan darinya dari puasa menahan makan dan minum.
Nabi saw bersabda :
“Barangsiapa yang tidak mampu meninggalkan perkataan dan perbuatan dusta maka Allah tidak perlu terhadap amalan dia meninggalkan makanan dan minumannya.” (HR Bukhari)
Dalam hadits lain juga disebutkan:
Rasulullah saw pernah bersabda, “Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, “Semua amal anak Adam adalah baginya kecuali puasa, kerana sesungguhnya puasa itu bagiKu dan Aku sendiri yang akan membalasnya. Puasa adalah perisai, apabila kamu sedang puasa janganlah berkata keji (memaki), janganlah berteriak-teriak dan janganlah berbuat perkara yang bodoh. Apabila ada seseorang yang mencacinya atau memeranginya maka katakanlah ‘Sesungguhnya aku sedang puasa… .” (HR Bukhari dan Muslim)
Dua hadits di atas menegaskan akan peringatan dan larangan bagi orang-orang yang berpuasa untuk melakukan tindakan yang dilarang dan boleh membuat berkurangnya nilai-nilai puasa, yang mana intipati dari itu semua itu adalah dengan bersabar.
Sabar menahan diri dari perilaku dan perbuatan yang dilarang oleh Allah dan sabar menahan amarah jika ada orang yang secara sengaja mengejek, mencaci, mencela dan sebagainya, sehingga membuatkan diri bergejolak rasa amarahnya dan tidak mampu menahannya.
Oleh kerana itu sabar itu adalah intipati dari puasa dan kerana itu pula Rasulullah saw mengatakan dalam khutbahnya :
“Bahwa Ramadhan adalah bulan kesabaran, dan sabar ganjarannya adalah syurga”.
Kesabaran adalah salah satu ciri asasi orang yang bertaqwa. Bahkan sebahagian ulama’ mengatakan bahwa kesabaran adalah setengah dari keimanan.
Sabar memiliki kaitan yang erat dengan keimanan. Tidak ada keimanan yang tidak disertai oleh kesabaran.
Di dalam hadits lain, Rasulullah saw bersabda:
“Bahwasanya puasa adalah separuh dari kesabaran”.
Kemudian dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Imam Abu Nua’im, baginda saw bersabda :
“Bahwasannya sabar adalah separuh dari iman”
Kedua hadits tersebut menjelaskan kepada kita bahwa betapa
a.
Puasa.
b.
Iman.
c.
Kesabaran.
merupakan satu kesatuan di mana ketiga-tiganya sangat terkait.
Orang yang diwajibkan berpuasa oleh Allah swt adalah orang yang beriman. Ertinya, orang yang beriman semestinyalah berpuasa.
Dari segi bahasa, sabar bererti menahan dan mencegah. Menguatkan makna seperti ini adalah firman Allah swt dalam Al-Qur’an :
“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaanNya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (kerana) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas”. (QS Al-Kahfi : 28)
Perintah bersabar pada ayat di atas adalah untuk menahan diri dari keingingan keluar dari komuniti orang-orang yang menyeru Rabbnya serta selalu mengharap keridhaanNya.
Perintah sabar di atas sekaligus juga sebagai pencegahan dari keinginan manusia yang ingin bersama dengan orang-orang yang lalai dari mengingati Allah swt.
Sedangkan dari segi istilah, sabar adalah menahan diri dari sifat kegundahan dan rasa emosi, kemudian menahan lisan dari keluh kesah serta menahan anggota tubuh dari perbuatan yang tidak terarah.
Sebagaimana sabar juga bererti :
1.
Keteguhan bersama Allah.
2.
Menerima ujian dari-Nya dengan
lapang dan tenang.
3.
Sikap refleksi akan
keteguhan untuk merealisasikan Al-Qur’an dan As Sunnah.
Dari makna di atas, jelas sekali bahwa sabar adalah perbuatan yang sangat terpuji dan memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan puasa kerana makna puasa juga bererti menahan diri dari makan, minum dan hawa nafsu sebagaimana sabar juga menahan diri dari sifat kegundahan, rasa emosi, menahan lisan dari keluh kesah dan menahan anggota tubuh dari perbuatan tidak terarah.
Kesemua itu sangat diperlukan dalam puasa, sehingga, ketika semua ini dapat berjalan dan terlaksana maka akan sempurnalah puasa seseorang.
Ramadhan
juga disebut sebagai ‘syahrus shabr’ (bulan kesabaran)
kerana pada bulan ini umat Islam dilatih untuk bersabar.
- Menahan lapar adalah latihan
sabar.
- Menahan dahaga adalah latihan
sabar.
- Menahan untuk tidak berhubungan
dengan suami atau isteri di siang hari adalah latihan sabar.
- Menahan agar tidak marah adalah
latihan sabar.
- Menahan untuk tidak mengumpat
adalah latihan sabar.
KEUTAMAAN
SABAR
Allah
swt memerintahkan kita untuk bersabar. Bahkan kita diperintah untuk menguatkan
kesabaran kita.
“Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu … (QS Ali Imran : 200)
Di antara keutamaan sabar adalah :
“Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu … (QS Ali Imran : 200)
Di antara keutamaan sabar adalah :
PERTAMA :
MENDAPATKAN PAHALA TANPA BATAS
“Sesungguhnya
hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS
Az-Zumar : 10)
Jika pahala puasa dinilai secara langsung oleh Allah swt tanpa dibatasi oleh gandaan pahala yang secara kebiasaannya, maka sangat wajar jika sabar mendapatkan pahala tanpa batas.
Jika pahala puasa dinilai secara langsung oleh Allah swt tanpa dibatasi oleh gandaan pahala yang secara kebiasaannya, maka sangat wajar jika sabar mendapatkan pahala tanpa batas.
Bukankah
inti puasa adalah kesabaran?
Rasulullah
saw bersabda :
“Puasa
itu setengah sabar.” (HR Tirmidzi)
KEDUA : MENDAPATKAN KEBERSAMAAN ALLAH (MAI’YYATULLAH)
KEDUA : MENDAPATKAN KEBERSAMAAN ALLAH (MAI’YYATULLAH)
Ertinya,
seseorang yang telah sabar, ia akan diliputi dan dinaungi Allah swt dengan :
- Rahmat-Nya.
- Perlindungan-Nya.
- Pertolongan-Nya.
- Ridha-Nya.
walaupun
Zat Allah tidak sama dan tidak bersama dengan makhluk-Nya.
Allah
swt berfirman :
“Sesungguhnya
Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS
Al-Baqarah : 153)
“Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS Al-Anfal : 66)
KETIGA : IA SENTIASA BAIK DISISI ALLAH TATKALA MAMPU MENYEPADUKAN SABAR DAN SYUKUR DALAM KEHIDUPANNYA
“Sungguh menakjubkan perkara seorang mu’min, semua urusan baik baginya dan itu tidak ditemui kecuali pada diri seorang mu’min. Jika mendapat kelapangan dia bersyukur dan itu baik baginya dan jika mendapat kesempitan dia bersabar dan itu baik baginya.” (HR Muslim)
HAKIKAT SABAR
Tidak
seperti yang disangka oleh ramai orang bahwa sabar itu menerima segala sesuatu
dengan rela atau pasrah tanpa perlawanan. “Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS Al-Anfal : 66)
KETIGA : IA SENTIASA BAIK DISISI ALLAH TATKALA MAMPU MENYEPADUKAN SABAR DAN SYUKUR DALAM KEHIDUPANNYA
“Sungguh menakjubkan perkara seorang mu’min, semua urusan baik baginya dan itu tidak ditemui kecuali pada diri seorang mu’min. Jika mendapat kelapangan dia bersyukur dan itu baik baginya dan jika mendapat kesempitan dia bersabar dan itu baik baginya.” (HR Muslim)
HAKIKAT SABAR
Islam
mengajarkan bahwa sabar itu ada pada tiga keadaan :
PERTAMA : SABAR DALAM KETAATAN
Ertinya
seorang mu’min perlu sabar melaksanakan perintah Allah swt meskipun perintah
itu berat dan dibenci oleh hawa nafsunya. PERTAMA : SABAR DALAM KETAATAN
Seorang
mu’min perlu tetap taat pada perkara-perkara yang telah diwajibkan baginya
meskipun banyak perkara yang merintanginya; mulai dari kemalasan dan faktor dalaman
lain hingga dengan cemohan orang, kebencian musuh Islam dan faktor luaran
lainnya.
“Wahai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan solat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS Al-Baqarah : 153)
KEDUA : SABAR DALAM MENINGGALKAN LARANGAN
Adakalanya
orang boleh sabar dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah, tetapi ia tidak
sabar dalam meninggalkan larangan. Solat mampu ditegakkan tetapi dalam masa
yang sama judi tidak dapat ditinggalkan. Puasa dilakukan tetapi ‘ghibah’
(mengumpat) tetap berjalan sehingga terkenal istilah STMJ (Solat Terus Maksiat Jalan).“Wahai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan solat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS Al-Baqarah : 153)
KEDUA : SABAR DALAM MENINGGALKAN LARANGAN
Kesabaran
juga perlu diimplementasikan dalam meninggalkan kemaksiatan dan
larangan-larangan Allah swt.
Orang
yang mampu meninggalkan kemaksiatan, khususnya kemaksiatan emosi seperti marah,
disebut oleh Rasulullah saw sebagai orang yang kuat, secara hakikinya kerana ia
telah mampu bersabar atas apa yang dilarang oleh Allah swt.“Orang yang kuat bukanlah orang yang dapat mengalahkan lawannya, tetapi orang yang kuat adalah orang yang mampu menguasai dirinya ketika marah.” (Muttafaq 'alaih)
KETIGA : SABAR DALAM MUSIBAH
Inilah
makna sabar yang sudah banyak dimaklumi oleh kebanyakan orang. Meskipun,
seringkali ramai yang keliru menggunakan istilah sabar iaitu saat seseorang
mendapatkan kesulitan lalu ia pasrah tanpa berusaha menghilangkan kesulitan itu
atau mencari penyelesaiannya dikatakan sabar.
Padahal,
sabar dalam Islam bersifat proaktif dan progresif di mana ia tidak statik
tetapi telah didahului atau bersamaan dengan ikhtiar maksimum dan usaha untuk
sentiasa mencari penyelesaian di atas permasalahan yang dihadapinya.
Ketika
semua usaha telah dilakukan dan ikhtiar sudah mencapai batas maksimum, maka pada
saat itulah sabar bertemu dengan tawakkal lalu ia menyerahkannya kepada Allah
dan oleh kerana itulah Allah swt akan mengampuni dosa-dosanya.
“Segala sesuatu yang menimpa seorang muslim, baik berupa rasa letih, sakit, gelisah, sedih, gangguan, gundah-gulana, mahupun duri yang mengenainya (adalah ujian baginya). Dengan ujian itu, Allah mengampuni dosa-dosanya.” (Muttafaq 'alaih)
Dalam Al-Quran, banyak ayat yang berbicara mengenai kesabaran. Jika ditelusuri, terdapat 103 kali kalimat sabar yang disebut di dalam Al-Qur’an samada berbentuk nama ataupun perbuatan. Ini menunjukkan betapa kesabaran menjadi perhatian Allah swt.
“Segala sesuatu yang menimpa seorang muslim, baik berupa rasa letih, sakit, gelisah, sedih, gangguan, gundah-gulana, mahupun duri yang mengenainya (adalah ujian baginya). Dengan ujian itu, Allah mengampuni dosa-dosanya.” (Muttafaq 'alaih)
Dalam Al-Quran, banyak ayat yang berbicara mengenai kesabaran. Jika ditelusuri, terdapat 103 kali kalimat sabar yang disebut di dalam Al-Qur’an samada berbentuk nama ataupun perbuatan. Ini menunjukkan betapa kesabaran menjadi perhatian Allah swt.
1. Sabar merupakan perintah Allah.
Sebagaimana firman Allah swt :
“Wahai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan solat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS Al-Baqarah : 153)
Firman-Nya lagi :
“Dan bersabarlah, kerana sesungguhnya Allah tiada menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan”. (QS Hud : 115)
2. Larangan isti’jal (sifat tergesa-gesa).
Allah swt berfirman:
“Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka”. (QS Al-Ahqaf : 35)
3. Pujian Allah bagi orang-orang yang sabar:
“Dan orang-orang yang bersabar dalam kesulitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar imannya dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa”. (QS Al-Baqarah : 177)
4. Allah akan mencintai orang-orang yang sabar.
Allah swt berfirman:
“Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar”. (QS Ali Imran : 146)
5. Mendapatkan pahala syurga dari Allah.
“(Iaitu) syurga ‘Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang oleh dari bapa-bapanya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu; (sambil mengucapkan): “Salamun ‘alaikum bima shabartum”. Maka Alangkah baiknya tempat kesudahan itu”. (QS Ar-Ra’d : 23 – 24)
Sebagaimana dalam Al-Qur’an, dalam hadits juga terdapat banyak sekali sabda-sabda Rasulullah saw yang menggambarkan kesabaran.
Dalam kitab ‘Riyadhus Shalihin’, Imam An Nawawi mencantumkan 29 hadits yang bertemakan sabar di mana secara garis besarnya adalah seperti berikut :
1.Kesabaran merupakan dhiya’ (cahaya yang amat terang).
Kerana dengan kesabaran inilah, seseorang akan mampu menyingkap kegelapan.
Rasulullah saw mengungkapkan dalam sabdanya :
“Dan kesabaran merupakan cahaya yang terang”. (HR Muslim)
2. Kesabaran merupakan sesuatu yang perlu diusahakan dan dilatih secara optimum.
Rasulullah saw bersabda :
“Barangsiapa yang mensabar-sabarkan diri (berusaha untuk sabar), maka Allah akan menjadikannya seorang yang sabar”. (HR Bukhari)
3. Kesabaran merupakan anugerah Allah yang paling baik.
Rasulullah saw bersabda :
“Dan tidaklah seseorang itu diberi sesuatu yang lebih baik dan lebih lapang daripada kesabaran.” (Muttafaqun Alaih)
4. Kesabaran merupakan salah satu sifat sekaligus ciri orang mu’min,
Nabi saw bersabda :
“Sungguh menakjubkan perkara orang yang beriman, kerana segala perkaranya adalah baik. Jika ia mendapatkan kenikmatan, ia bersyukur kerana (ia mengetahui) bahwa hal tersebut adalah memang baik baginya. Dan jika ia tertimpa musibah atau kesulitan, ia bersabar kerana (ia mengetahui) bahwa hal tersebut adalah baik baginya”. (HR Muslim)
5. Seseorang yang sabar akan mendapatkan pahala surga.
Dari Anas bin Malik ra, ia berkata, bahwa aku mendengar Rasulullah saw bersabda :
“Sesungguhnya Allah berfirman, Apabila Aku menguji hamba-Ku dengan kedua matanya, kemudian dia bersabar, maka aku gantikan syurga baginya”. (HR Bukhari)
6. Sabar merupakan sifat para nabi.
Ibnu Mas’ud dalam sebuah riwayat pernah mengatakan : Dari Abdullah bin Mas’ud, ia berkata: “Seakan-akan aku memandang Rasulullah saw menceritakan salah seorang nabi, yang dipukul oleh kaumnya hingga berdarah, kemudian ia mengusap darah dari wajahnya seraya berkata, Ya Allah ampunilah dosa kaumku, kerana sesungguhnya mereka tidak mengetahui”. (HR Bukhari)
7. Kesabaran merupakan ciri orang yang kuat.
Dari Abu Hurairah ra, ia berkata, bahwa Rasulullah saw bersabda :
“Orang yang kuat bukanlah yang pandai bergusti, namun orang yang kuat adalah orang yang mengawal jiwanya ketika marah”. (HR Bukhari)
8. Kesabaran dapat menghapuskan dosa.
Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullan saw. bersabda: “Tidaklah seorang muslim mendapatkan keletihan, sakit, kecemasan, kesedihan, mara bahaya dan juga kesusahan, hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan dosa-dosanya dengan hal tersebut”. (HR Bukhari & Muslim)
9. Kesabaran merupakan suatu keperluan.
Di mana seseorang tidak boleh putus asa hingga ia menginginkan kematian. Sekiranya memang sudah sangat terpaksa hendaklah ia berdoa kepada Allah, agar Allah memberikan hal yang terbaik baginya; apakah kehidupan atau kematian.
Dari Anas bin Malik ra, bahwa Rasulullah saw bersabda: “Janganlah salah seorang di antara kamu mengangan-angankan datangnya kematian kerana musibah yang menimpanya. Dan sekiranya ia memang perlu mengharapkannya, hendaklah ia berdoa, Ya Allah, teruskanlah hidupku ini sekiranya hidup itu lebih baik untukku. Dan wafatkanlah aku, sekiranya itu lebih baik bagiku”. (HR Bukhari & Muslim)
Dari dalil-dalil Al Qur’an dan As Sunnah di atas, fahamlah kita bahwa puasa Ramadhan merupakan media yang sangat efektif untuk melatih kesabaran.
Betapa manusia yang beriman selama satu bulan penuh dilatih untuk sabar serta mampu menahan diri serta tidak melakukan perkara-perkara yang memang dihalalkan baginya, misalnya makan, minum berkumpul dengan isteri namun, selama bulan Ramadhan, perkara-perkara tersebut dilarang untuk dilakukan di siang harinya.
Hal ini memberikan kesedaran kerohanian kepada manusia untuk sentiasa tunduk dan patuh kepada ‘Khaliknya’ (Allah swt).
Oleh yang demikian, dengan puasa Ramadhan ini kita pupuk serta kembangkan kesabaran agar kita mampu menghadapi kehidupan ini yang terasa semakin berat. Demikian pula bagaimana kita mampu melaksanakan perintah Allah swt baik dalam suka mahupun duka di mana sahaja kita berada, serta mampu menjauhi maksiat atau larangan-Nya sehingga kita menjadi manusia ‘muttaqin’.
Oleh kerana itu, sabar sangat dituntut dalam kehidupan setiap hamba, terutama umat Islam dalam segala aktivitinya, kerana dengan bersabar :
a.
Segala bentuk persoalan yang
dihadapi menjadi mudah.
b.
Segala beban yang dipikul
menjadi ringan.
Terutama dalam ibadah Ramadhan sangat dituntut untuk bersabar iaitu bersabar dalam menahan lapar dan haus, bersabar menahan nafsu syahwat, bersabar untuk tidak marah, bersabar menjaga ucapan dan perbuatan yang dapat mengurangi bahkan menggugurkan pahala puasa.
Oleh kerana itulah pula Rasulullah saw menamakan bulan Ramadhan dengan bulan kesabaran dan memberikan janji bahwa balasan dan ganjaran kesabaran adalah syurga.
Semoga
di bulan Ramadhan yang juga dikenali sebagai bulan kesabaran ini, kita mampu
melatih kesabaran kita dan dikuatkan kesabaran kita oleh Allah swt.
Ya
Allah, kurniakanlah kami kesabaran dalam kami menjalani bulan Ramadhan yang
berkat ini dan berilah kami kekuatan untuk tetap bersabar di samping
mengharapkan pahala dan ganjaran dariMu walaupun menghadapi berbagai rintangan
dan halangan samada dari dalam diri kami, perbuatan-perbuatan kami serta
musuh-musuh luaran kami.
Ameen
Ya Rabbal Alameen
WAS