skip to main | skip to sidebar

Tinta Perjalanan

Pages

  • Home
 
  • RSS
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube
  • DheTemplate.com
  • Free Templates
  • Drop Menu 1
    • Child Menu 1.1
    • Child Menu 1.2
    • Child Menu 1.3
  • Drop Menu 2
    • Child Menu 2.1
    • Child Menu 2.2
    • Child Menu 2.3
  • Daily Update Templates

Ahlan Wasahlan


Perjalanan Menuju Allah.

Tuesday, 30 April 2013

Memohon Dari Al Jabbar

Ditulis Oleh WAS Pada 10:00 – 4 Komen Anda
 

Seringkali manusia terjebak oleh pemikirannya sendiri dan merasa mampu untuk merancang segala sesuatu. Padahal tidak ada kekuatan dalam diri manusia untuk menentukan samada sesuatu itu terlaksana, gagal atau tertunda melainkan hanya dengan kehendak Allah, ‘Al Jabbar’ iaitu Yang Maha Berkehendak dan Maha Memaksakan kehendak-Nya.

Lebih-lebih lagi bagi mereka yang memusuhi agama ini di mana mereka merancang sejuta ‘makar’ (tipu daya) dan merekacipta seribu peristiwa agar kalimah Allah yang mulia menjadi ternoda. Namun, mereka lupa bahwa alam semesta dan seluruh isinya ini hanya Dia yang  menciptakannya dan hanya Dia pula yang mampu menggerakkannya.

Musuh-musuh Allah itu boleh merancang dengan sejuta ‘makar’ (tipu daya), tapi Allah juga telah menyiapkan ‘makar’Nya. Sungguh, hanya ‘makar’ Allah yang sempurna dari segala ‘makar’ yang ada.

“Orang-orang kafir itu membuat ‘makar’ (tipu daya), dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.” (QS Ali Imran : 54)

Ada seorang ulama’ yang pernah melantunkan doa yang cukup luar biasa :

“Ya Jabira kulli kathir wa ya musahhila kulli ’asir.”

“Wahai Yang Mengalahkan yang banyak dan Yang Memudahkan segala kesulitan.

Sesungguhnya, memang hanya Dia yang mampu berkehendak.

Sungguh, bahwa ‘Al Jabbar’ adalah tempat kita berlindung dari segala duka nestapa yang ditimbulkan oleh musuh dan keadaan yang susah.

Ketika kita sedar dan selalu menjaga kesedaran itu, bahwa hanya Dia yang mampu memutuskan dan memaksakan, tentu kita tidak akan takut atas segala kejadian yang berlaku.

Bahkan ketika sebuah peristiwa yang suram berlaku sekalipun, kita meyakini bahwa ini adalah dari kehendakNya yang bersifat ‘Al Jabbar’ iaitu Yang Maha Berkehendak dan semua itu berlaku hanya di atas izin-Nya semata-mata.

Allah swt berfirman :
”Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengurniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala keagungan, Maha Suci, Allah dari apa yang mereka persekutukan.” (QS Al Hasyr : 23)
‘Al-Jabbar’ diambil daripada kata dasar yang terdiri daripada huruf ‘jim’, ‘ba’ dan ‘ra’, yang mengandungi makna :
1. Keagungan.
2. Ketinggian.
3. Istiqamah (berterusan).  
Perkataan ini hanya disebut sekali di dalam Al-Qur’an bagi menunjukkan sifat Allah, tetapi sebanyak sembilan kali lagi disebut sebagai sifat manusia yang angkuh.
Pendapat para ulama’ mengenai makna ‘Al-Jabbar’, antara lain ialah “ketinggian yang tidak terjangkau.”  
Ini bermaksud ketinggian sifat-sifat Allah yang menjadikannya tidak mampu terjangkau oleh sesiapapun.  
Penulis tafsir ‘Al-Biqai’ menafsirkan perkataan ‘Jabbar  sebagai :
“Yang Maha tinggi sehingga memaksa yang rendah untuk tunduk kepada apa yang dikehendakinya; dan tidak terlihat atau terjangkau oleh yang rendah apa yang mereka harapkan untuk dicapai dari sisinya, ketundukan dan ketidakjangkauan yang nampak secara amat jelas.”
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat ditegaskan bahwa ‘Al-Jabbar’ hanyalah milik Allah. Hanya Dia yang berhak memaksa seluruh makhluk untuk mentaati kehendak-Nya.  Tidak ada seorang pun yang boleh melaksanakan kehendak mereka ke atas Allah. Dia adalah zat yang tidak seorang pun berada di luar daripada genggamannya dan hanya Dia yang mempunyai kuasa secara mutlak.  
Disamping itu, nama ‘Al-Jabbar’ juga membawa maksud Yang Maha Perkasa.
“Dan tunduklah semua muka (dengan merendah diri) kepada Tuhan Yang Hidup Kekal lagi sentiasa mengurus (makhluknya).  Dan sesungguhnya merugilah orang yang melakukan kezaliman.”(QS Taha : 111)
“Kemudian dia menuju langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia  berkata kepadanya dan kepada bumi:”Datanglah kamu keduanya menurut perintahku dengan rela ataupun terpaksa.”  Keduanya menjawab,”Kami datang dengan rela.” (QS Fussilat : 11)
Dalam hadith Abu Sa’id, disebutkan bahwa Nabi saw bersabda :

“Bumi pada hari kiamat akan menjadi satu adunan kueh dan dibalikkan oleh ‘Al-Jabbar’ dengan ‘Tangan-Nya’ sebagaimana seseorang di antara kamu membalikkan adunan kuehnya di saat melakukan safar.” (HR Bukhari)

‘Al-Jabbar’ adalah yang memiliki sifat jabarut. Dalam salah satu doa Nabi saw yang diriwayatkan oleh sahabat ‘Auf bin Malik ra dalam sebuah hadith :

 “Aku berdiri (solat) bersama Rasulullah saw pada suatu malam. Ketika ruku’, baginda tetap diam seukuran surah Al-Baqarah. Baginda mengatakan dalam ruku’-nya :

‘Maha suci Yang memiliki Jabarut, kerajaan (pengaturan), kesombongan, dan keagungan.” (HR Abu Dawud dan An-Nasa’ie)

Adapun makna ‘Al-Jabbar’ secara ringkas seperti yang disampaikan oleh Asy-Syaikh Abdul Rahman Nasir As-Sa’di dalam tafsirnya iaitu :

“Yang Maha Tinggi dan Tertinggi, juga bermakna Yang Memaksa, dan bermakna Ar-Ra`uf Yang kasih sayang, Yang memperbaiki kalbu yang remuk, memperbaiki yang lemah dan tidak mampu, serta yang berlindung kepada-Nya.”

Ibnu Jarir At Thabari mengatakan :

“Yang memperbaiki urusan makhluk-Nya, Yang mengatur mereka dengan sesuatu yang maslahat bagi mereka.”

Ibnu Atsir mengatakan :

“Di antara nama-nama Allah swt adalah Al-Jabbar, ertinya adalah Yang memaksa hamba-hambaNya sesuai dengan yang Dia mahukan, baik berupa perintah atau larangan… Dikatakan pula bahwa maknanya adalah Yang tinggi di atas makhluk-Nya… Di antara ungkapan orang Arab adalah ‘Nakhlah Jabbarah’ yakni pohon kurma yang besar, yang tangan tidak dapat menjangkaunya.”

Ar-Raghib dalam kitabnya ‘Al-Mufradat’ mengatakan :

“Asal maknanya adalah memperbaiki sesuatu disertai semacam paksaan… Adapun apa yang Allah swt sifatkan semacam Al-’Aziz Al-Jabbar Al-Mutakabbir, maka dikatakan bahwa Allah dinamai dengan nama itu dari ungkapan ‘jabartu al-faqir’ ertinya aku memperbaiki keadaan orang faqir. Kerana Allah, Dialah yang memperbaiki manusia dengan nikmat-Nya yang melimpah. Dikatakan pula, kerana Dia memaksa manusia kepada kehendak-Nya.”

Ibnul Qayyim Al Jauziyyah menyebutkan tiga makna yang semuanya termasuk dalam pengertian nama tersebut :

PERTAMA :

Dialah yang memperbaiki kelemahan hamba-hamba-Nya yang lemah, dan Yang memperbaiki kalbu yang merasa remuk di hadapan-Nya, yang tunduk di hadapan kebesaran-Nya dan keagungan-Nya.

Betapa banyak :

a. Kalbu yang remuk lalu Allah swt perbaiki.
b. Yang fakir lalu Allah swt berikan kecukupan.
c. Yang hina lalu Allah swt muliakan.
d. Yang kesusahan lalu Allah swt berikan kesenangan.
e. Yang kesulitan lalu Allah swt berikan kemudahan.
f. Orang yang terkena musibah lalu Allah swt perbaiki dengan memberinya taufiq untuk tetap teguh dan sabar dan Allah swt ganti kerana musibahnya dengan pahala yang besar.

Maka, hakikat makna ‘Jabr’ adalah memperbaiki keadaan hamba dengan melepaskannya dari kesulitan serta menghilangkan darinya kesusahan.

KEDUA :

Dia Yang Maha memaksa, yang segala sesuatu tunduk kepada kebesaran-Nya, yang semua makhluk tunduk kepada keagungan-Nya dan keperkasaan-Nya. Maka Dia memaksa hamba-hamba-Nya kepada apa yang Dia kehendaki berupa sesuatu yang sesuai dengan tuntutan hikmah-Nya dan kehendak-Nya. Maka mereka tidak dapat berlepas diri darinya.

KETIGA :

Dia yang Maha Tinggi dengan Zat-Nya di atas seluruh makhluk-Nya, sehingga tidak seorangpun yang mampu mendekati ketinggian-Nya.

KEEMPAT :

Al-’Allamah As-Sa’di menyebutkan makna yang keempat, iaitu bahwa Dia yang Maha Besar dan suci dari segala kekurangan dan keserupaan dengan siapapun, serta suci dari sesuatu yang menyerupai-Nya, samada dalam kekhususan-kekhususan-Nya ataupun hak-hak-Nya.

JIKA  ALLAH ADALAH AL JABBAR, APAKAH MAKNANYA?

PERTAMA :

Menurut Al Khattaabi, ia bermakna :

“Dia yang memaksa makhluk-Nya di atas apa-apa suruhan dan larangan. Dengan kata lain, apa sahaja kehendak Allah, kehendak-Nya itu akan dilaksanakan. Makna pertama ‘Al Jabbar’ ialah ‘Pemaksa’ supaya apa sahaja kehendak-Nya adalah apa yang tersurat. Dia adalah kuasa yang melaksanakan kehendaknya.”

KEDUA :

Ia bermakna ‘al ‘Aali fawqa khalqihi’, Yang Disanjung Tinggi melampaui makhluknya. Dengan kata lain, ia adalah Yang Maha Besar dan tidak ada yang lebih besar darinya. Ia adalah Yang Maha Gagah. Ia memiliki segala sesuatu dan boleh mengurniakan segala sesuatu. Kuasa tertinggi dan kekuasaan adalah milikNya yang mutlak.

KETIGA :

Ia bermakna ‘Al Muslih’ iaitu kuasa yang boleh melakukan perubahan dan menetapkan setiap situasi untuk makhluk-Nya. Apabila kita mendapati sumber yang ada pada kita tidak lengkap, Allah swt akan menyempurnakannya. Apabila kita tidak dapat sampai kepada matlamat kita, Allah swt akan membantu kita. Dialah yang memperbaiki urusan kehidupan makhluknya. Ini bererti apabila seorang hamba terhalang dari mencapai matlamat kehidupannya, ‘Al Jabbar’ akan membolehkannya bagi mencapainya dan memberinya punca untuk sampai kepada tujuan dan cita-citanya.

BERAKHLAK DENGAN SIFAT AL JABBAR
Oleh kerana sifat ini hanya untuk Allah swt, manusia tidak boleh memiliki sifat memaksakan sesuatu ke atas orang lain.   Di sebalik paksaan Tuhan, sebenarnya ada cinta dan kasih sayang.
Ada sebuah hadis qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim :
“Kemuliaan adalah pakaian-Ku, keangkuhan adalah selendang-Ku. Sesiapa yang mencuba merebutnya daripada-Ku, akan Ku azab Dia.”
Maksud dari hadis di atas adalah manusia tidak boleh bersikap angkuh, sombong dan memuliakan dirinya.
Yang boleh merasa angkuh hanyalah Allah swt kerana Dialah yang berkuasa di atas segala sesuatu. Manusia mestilah sentiasa berusaha dan berwaspada agar sifat angkuh dan sombong tiada dalam dirinya.
Seorang manusia yang sombong atau takabbur adalah mereka yang menolak kebenaran. Ketika dirinya berbuat suatu kesalahan, namun tidak mahu menerima nasihat, bererti ada sifat sombong dalam dirinya di mana ia merasakan dirinya lebih tinggi darjatnya daripada orang yang menasihatinya. Ia tidak sedar bahawa sifat sombong boleh menyebabkan dirinya tertutup dari melihat kebaikan-kebaikan lain.
Apabila kita berbicara tentang kesempurnaan sifat dan nama, adalah dimaklumi bahawa ada sifat dan nama yang sempurna untuk Allah sahaja dan tidak untuk makhluk. Maka begitulah juga dengan ‘Al Jabbar’ di mana nama ini memuji Allah tetapi jika digunakan untuk manusia akan membawa makna zalim atau tidak adil.

Umat Islam telah diajar daripada dahulu sehingga sekarang bahawa sifat-sifat Allah adalah sempurna belaka. Bukan itu sahaja, bahkan sifat-sifat ini juga layak untuk Allah.

Satu perkara yang mesti diketahui oleh umat Islam yang berpegang dengan aqidah Ahlus Sunnah Wal Jamaah ialah nama dan sifat-sifat Allah adalah satu perkara ‘tawqifi’ iaitu suatu yang tidak boleh direka-reka sebaliknya ianya mestilah bersumberkan nas daripada Al-Qur'an, hadith serta ijma’ ulama’.

Imam Hasan Al-Banna dalam ‘Majmu’ah Rasa’il’ di bawah risalah aqidah berkata :

“Al-Jabbar ialah yang melaksanakan perintah-perintahNya".

Bahkan Imam Hasan Al-Banna dalam risalah yang sama turut menyatakan bahwa :

“Ketahuilah bahawa jumhur kaum muslimin berpendapat bahawa tidak boleh menamakan Allah Tabaraka Wa Taala dengan suatu nama atau sifat yang tidak disebut oleh syara’, dengan maksud mengambil nama tersebut menjadi nama Allah Taala sekalipun ia merasakan bahawa maknanya sempurna.

Maka tidak boleh kita mengatakan (pada Allah Taala) : Jurutera Alam Yang Paling Agung dan tidak boleh juga kita menyatakan misalnya : Pengarah Urusan Bagi Hal-Ehwal Makhluk.”

Jika setiap orang bebas memberi nama atau sifat kepada Allah Taala tanpa berpandukan syara’, maka akan ada misalnya yang mengatakan bahawa Allah itu Doktor Yang Maha Agung dengan maksud bahawa Allah Taala berkuasa menyembuhkan sebarang penyakit.

Oleh itu mengikut ajaran Ahlus Sunnah Wal Jamaah, nama-nama dan sifat-sifat bagi Allah mestilah berpandukan nas-nas syara’.

PERBEZAAN APABILA AL JABBAR DIGUNAKAN UNTUK ALLAH DAN UNTUK MANUSIA

Apabila ‘Al Jabbar’ dipadankan kepada manusia, ia memberi konotasi negatif kerana manusia tiada hak untuk bersikap diktator dan menzalimi manusia lain. Jika ianya dipadankan sebagai ‘yang mengembalikan sesuatu’, ia juga adalah negatif kerana manusia akan menggunakan cara-cara yang tidak adil (zalim) untuk membetulkan sesuatu keadaan. Hanya apabila Allah swt membetulkan sesuatu keadaan, ianya positif dan tidak dianggap zalim.

Sifat ‘Al Jabbar’ tidak sesuai untuk manusia kerana kita sebenarnya diciptakan sebagai hamba kepada Tuhan.   

JIKA ALLAH ADALAH AL JABBAR, APAKAH YANG SEPATUTNYA KITA BUAT?

PERTAMA :

Kita sepatutnya menyedari bahwa hanya Dia sahaja yang bersifat ‘Al Jabbar’ dan kita tidak boleh menirunya. Dalam kebanyakan nama-nama Allah, kita digalakkan untuk menghiasi diri kita bersesuaian dengan nama-nama Allah tersebut. Misalnya ‘Ar Rahman’ (Yang Maha Pemurah) di mana kita juga mestilah bersikap pemurah dengan manusia tetapi bagi ‘Al Jabbar’, kita tidak boleh berakhlak dengan sifat ‘Al Jabbar’ kerana Allah sendiri melarang kita dari bersifat dengan ‘Al Jabbar’ dan tidak suka kepada mereka yang bersifat sombong dan angkuh.

Firman Allah swt :

 “Dan (Rasul-rasul serta umatnya yang beriman) memohon pertolongan (kepada Allah, untuk mendapat kemenangan); dan terkecewalah tiap-tiap orang yang sombong takabbur, lagi bersikap degil (dalam keingkarannya).” (QS Ibrahim : 15)

Begitu juga dalam ayat lain Allah swt berfirman :

“Demikianlah Allah meteraikan (tutup) atas hati tiap-tiap orang yang sombong takabbur, lagi bermaharajalela pencerobohannya!” (QS Ghafir : 35)

Jadi, sesiapa yang sombong dan takabbur, hati mereka akan ditutup (dimeteraikan) dan mereka akan kerugian di dunia dan di akhirat.

Daripada sebuah hadith di dalam sahih Bukhari, kita mengetahui bahwa api neraka disediakan untuk golongan ‘Jabbaareen’, iaitu mereka yang sombong, takabbur, bersifat degil dalam keingkarannya serta bermaharajalela pencerobohannya.

Api neraka berkata :

“Aku telah diberi keutamaan untuk menerima mereka-mereka yang sombong, takabbur dan bersifat zalim.”

Kita mungkin terfikir bahwa kita tidak bersikap zalim dan sikap itu hanya layak bagi pemerintah-pemerintah yang membunuh rakyatnya dan melakukan kezaliman namun, kadang-kadang kita juga termasuk dalam kategori ini.

Dalam konteks Nabi Isa as, dikatakan bahwa baginda seorang yang baik dan berakhlak mulia terhadap ibunya dan baginda bukanlah seorang yang ‘Jabbar’ (tidak mematuhi perintah ibunya). Jadi, ‘Jabbar’ dalam konteks ini bermakna seseorang yang melanggar perintah ibubapa iaitu apabila ibubapa menyuruh anaknya untuk melakukan sesuatu dan anaknya enggan melaksanakan perintah tersebut.

‘Jabbar’ bukanlah hanya tertentu kepada pemerintah yang zalim dan rakus tetapi ‘Jabbar’ boleh juga termasuk mereka-mereka yang enggan untuk patuh, merosakkan dan melukakan hati orang lain serta tidak mahu mendengar perintah pihak yang diberi kuasa. Pelajaran pertama kepada kita bahwa kita adalah hamba dan sepatutnyalah kita meletakkan diri kita sebagai hamba Allah.   

KEDUA :

Jika seseorang itu tidak mampu untuk mencapai cita-cita yang telah ditetapkan, mereka merasakan ada penyempitan dari segi masa dan keupayaan.

Oleh yang demikian, kita perlu meminta kepada ‘Al Jabbar’ untuk menampung kekurangan kita. Apabila kita tidak dapat mencapai matlamat yang ditentukan dan mendapati diri kita dalam keadaan kelemahan dan bercelaru, maka kita perlu memohon pertolongan kepada ‘Al Jabbar’ yang akan menampung semua kekurangan kita.

BERDOA MENGGUNAKAN NAMA AL JABBAR

PERTAMA : DUDUK DI ANTARA DUA SUJUD

“Rabbighfirlee warhamnee wajburnee warfa’nee warzuqnee wahdini wa ‘aafinee wa’fuannee”
(Oh Tuhanku, ampunilah daku dan sayangilah daku dan cukupilah kekuranganku dan tinggikan darjatku dan berikanlah daku rezeki dan tunjukilah daku dan sihatkanlah daku dan maafkanlah daku)
‘Jabr’ dalam doa di atas bukan bererti untuk memaksa tetapi bermakna menyelesaikan situasi iaitu  memperbaiki keadaan kepada yang lebih baik (pengislahan)
KEDUA : DOA DI DALAM RUKU’ DAN SUJUD

Ada sebuah hadith sahih riwayat Abu Dawud yang mengatakan bahwa baginda Rasulullah saw pernah berdoa di dalam ruku’ dan sujudnya :

“Subhana zhil jabaroot wal malakoot wal kibriyaa’i wal ‘athamah.”

(Maha Suci Engkau yang mempunyai kebesaran dan kekuasaan, semua di bawah penguasaan-Nya, yang mempunyai keagungan dan yang memiliki kesempurnaan)

Kita sepatutnya menulis doa ini dan menghafalnya supaya kita dapat manfaat darinya.

Kenapakah doa ini dibaca dalam sujud?

Ia adalah kerana dalam keadaan sujud, kita sangat hampir kepada Allah swt dan membaca doa yang memuji kebesaran dan kekuasaanNya melahirkan rasa kehambaan kepadaNya.

Para ulama’ mengajarkan bahwa berzikir dengan menggunakan kalimah ‘Al Jabbar’ di pagi dan petang hari akan melindungi pengucapnya dari penguasa yang zalim dan manusia-manusia yang zalim.

Yakinlah bahwa hanya ‘Al Jabbar’ yang mampu memaksakan semua kehendak dan kejadian manakala musuh tidak akan berdaya melemahkan kita malah akan tunduk kepada kita dengan pertolongan Allah swt.


Ya Allah, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Sempurna, Yang memiliki kekuasaan dan kedaulatan yang mutlak dan mengkagumkan serta kemegahan yang begitu indah. Ubahlah situasi kami yang gawat ini kepada keadaan yang lebih baik yang akan menjadikan kehidupan kami lebih terurus di samping mendapat limpahan rahmat dan keampunan dariMu.

Ameen Ya Rabbal Alameen
WAS

Labels: Ilmu Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook

4 Responses so far.

  1. Unknown says:
    11 June 2016 at 20:19

    Assalamuallaikum.....
    untuk amalan al jabbar sebutannya ya jabbar atau al jabbar

  2. Unknown says:
    11 June 2016 at 20:20

    Assalamuallaikum.....
    untuk amalan al jabbar sebutannya ya jabbar atau al jabbar

  3. WAS says:
    20 June 2016 at 19:40

    Apabila diletakkan ya di depan nama2 Allah, maka alif lam dibuang maka kita sebut Ya Jabbar spt juga nama2 lain....Ya Mujib, Ya Aziz, Ya Latif, Ya Karim dan lain-lain...Wallahua'lam

  4. Unknown says:
    30 March 2019 at 01:49

    Qobiltu

Leave a Reply

Newer Post Older Post
Subscribe to: Post Comments (Atom)

Yang Setia

Pautan

  • Muharikah
    Antara dua pilihan
    3 years ago
  • Angel Pakai Gucci!
    Doa Itu Bom Nuklear Bagi Orang Mu'min!
    5 years ago
  • Majalah Jom!
    Isu 45: ALAMAK, AKU SALAH PILIH! (EDISI ISTIMEWA)
    9 years ago
  • دعوتنا DAKWATUNA -dakwahkite-
    Di antara Kefahaman dan Pelaksanaan (Sudut Pandang Parti Kebebasan dan Keadilan FJP – Mesir)
    10 years ago
  • ZADUD-DUAT
    Wahai Ikhwah, Persaudaran adalah rahsia kekuatan anda
    11 years ago
  • Popular
  • Recent
  • Archives
 

Diri Ini

My photo
WAS
Blog ini memaparkan bahan-bahan bacaan dan artikel yang boleh meningkatkan ilmu dan kefahaman Islam anda..
View my complete profile

Blog Ini Menarik??

Yang Paling Digemari

  • Memohon Dari Al Jabbar
    Seringkali manusia terjebak oleh pemikirannya sendiri dan merasa mampu untuk merancang segala sesuatu. Padahal tidak ada kekuatan dalam d...
  • Tarbiyah Asas Binaan Dakwah
    Dari segi bahasa, ‘Tarbiyah Islamiyah’ bermakna : ‘Rabba-yarbu’ (tumbuh berkembang). ‘Rabbiya-yarba’ (tumbuh secara alam...
  • Usrah Batu Asas Jamaah
    Manhaj perubahan sebenarnya bermula dengan pembentukan jiwa yang : a.        Tunduk. b.       Takut. c.        Khusyu’. kepada Allah swt. ...
  • Mutiara Hikmah Para Duat
  • Sifat Bolak Balik Hati
    Manusia dari masa ke semasa akan mengalami perubahan dan pergantian. Bermula dari seorang bayi, kemudian berkembang menjadi seorang anak ...

Arkib

  • ►  2017 (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2016 (4)
    • ►  September (2)
    • ►  March (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2015 (39)
    • ►  November (1)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (3)
    • ►  July (1)
    • ►  June (5)
    • ►  May (6)
    • ►  April (6)
    • ►  March (6)
    • ►  February (2)
    • ►  January (5)
  • ►  2014 (42)
    • ►  November (5)
    • ►  October (4)
    • ►  August (4)
    • ►  July (1)
    • ►  June (9)
    • ►  May (8)
    • ►  April (4)
    • ►  February (3)
    • ►  January (4)
  • ▼  2013 (72)
    • ►  December (1)
    • ►  November (5)
    • ►  October (4)
    • ►  September (5)
    • ►  August (6)
    • ►  July (5)
    • ►  June (7)
    • ►  May (5)
    • ▼  April (7)
      • Memohon Dari Al Jabbar
      • Menyambut Khabar Gembira
      • Menyongsong Kebangkitan Rakyat
      • Islam Membenci Kezaliman
      • Reformasi Padam Politik Batu Api
      • Menghadapi Media Arus Baru
      • Kemantapan Syakhsyiah Pendakwah
    • ►  March (7)
    • ►  February (9)
    • ►  January (11)
  • ►  2012 (163)
    • ►  December (8)
    • ►  November (9)
    • ►  October (9)
    • ►  September (9)
    • ►  August (6)
    • ►  July (12)
    • ►  June (9)
    • ►  May (15)
    • ►  April (16)
    • ►  March (18)
    • ►  February (24)
    • ►  January (28)
  • ►  2011 (93)
    • ►  December (24)
    • ►  November (69)

Susunan

  • Akhlak (6)
  • Aqidah (17)
  • Dakwah (73)
  • Fikrah (74)
  • Ilmu (38)
  • Motivasi (10)
  • Muslimah (3)
  • Mutiara Hikmah (12)
  • Mutiara Hikmah Para Duat (21)
  • Mutiara Hikmah Ramadhan (3)
  • Renungan (31)
  • Ruhiyah (8)
  • Tarbiatuna (5)
  • Tarbiyah (34)
  • Tausiyah (31)
  • Tokoh (8)
  • Uslub (11)
  • Video (29)

Panji Islam

Asmaaul Husna

Kalam Hikmah

Coretan Anda

Pengunjung

Free CountersFree CountersFree CountersFree CountersFree Counters

Detik Kehidupan

Hari Ini

Waktu Solat

Pelawat


widgets

Selamat Melayari

  • NEW POSTS
  • COMMENTS
  • flickr

    Get your Flickr ID!
 
 
© 2011 Tinta Perjalanan | Designs by Web2feel & Fab Themes

Bloggerized by DheTemplate.com - Main Blogger