Di atas jalan dakwah, manusia boleh diklasifikasikan
kepada tiga kelompok :
1. Kelompok pertama adalah kelompok penyeru dakwah yang soleh.
2. Kelompok kedua adalah para solehin tetapi tidak menyerukan dakwah.
3. Kelompok ketiga adalah orang-orang yang mengingkari dakwah.
Kelompok pertama inilah yang menjadi sebab turunnya limpahan rahmat dan kasih sayang Allah swt dan menjadi penghalang turunnya azab Allah swt yang tidak hanya berupa musibah dan bencana alam malah juga kehinaan, kerendahan hingga kepada terjajahnya umat Islam di dunia ini.
Begitulah Allah swt menyatakannya dalam Al Qu'ran :
"Dan (ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata: "Mengapa kamu menasihati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang amat keras?" Mereka menjawab: "Agar kami mempunyai alasan (pelepas tanggung jawab) kepada Tuhanmu, dan supaya mereka bertakwa." (QS Al A'raaf : 164)
1. Kelompok pertama adalah kelompok penyeru dakwah yang soleh.
2. Kelompok kedua adalah para solehin tetapi tidak menyerukan dakwah.
3. Kelompok ketiga adalah orang-orang yang mengingkari dakwah.
Kelompok pertama inilah yang menjadi sebab turunnya limpahan rahmat dan kasih sayang Allah swt dan menjadi penghalang turunnya azab Allah swt yang tidak hanya berupa musibah dan bencana alam malah juga kehinaan, kerendahan hingga kepada terjajahnya umat Islam di dunia ini.
Begitulah Allah swt menyatakannya dalam Al Qu'ran :
"Dan (ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata: "Mengapa kamu menasihati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang amat keras?" Mereka menjawab: "Agar kami mempunyai alasan (pelepas tanggung jawab) kepada Tuhanmu, dan supaya mereka bertakwa." (QS Al A'raaf : 164)
MENGAPA
KITA BERADA DI ATAS JALAN DAKWAH?
Jika dikatakan ianya sebagai sebuah kewajiban, sesungguhnya bukan itu yang paling asas sifatnya.
Lebih dari sebuah kewajiban, RASA KEPERLUAN itulah sesungguhnya yang mengikat kita untuk berada di jalan dakwah.
Rasa keperluan yang merupakan manifestasi dari rasa syukur kita yang kemudiannya tersimpul menjadi sebuah kewajiban.
Dakwah adalah umpama ‘perlumbaan berganti-ganti’ dalam perjuangan kaum muslimin.
Dakwah para Nabi berlandaskan kepada dua asas iaitu :
1. Akidah & akhlak.
2. Syariat.
Isi dan bahan dakwah kemudiannya disempurnakan oleh kehadiran Rasulullah saw. Namun perjuangan ini terus berterusan dan disambung dari satu generasi ke generasi yang lain hingga ke hari ini.
BERAMAL JAMAI’E DALAM DAKWAH
Dakwah diibaratkan sebagai sebuah bangunan. Sesebuah bangunan tidak akan berdiri dengan kukuh jika tidak terbentuk oleh susunan batu bata di mana kitalah batu bata itu.
Jika dikatakan ianya sebagai sebuah kewajiban, sesungguhnya bukan itu yang paling asas sifatnya.
Lebih dari sebuah kewajiban, RASA KEPERLUAN itulah sesungguhnya yang mengikat kita untuk berada di jalan dakwah.
Rasa keperluan yang merupakan manifestasi dari rasa syukur kita yang kemudiannya tersimpul menjadi sebuah kewajiban.
Dakwah adalah umpama ‘perlumbaan berganti-ganti’ dalam perjuangan kaum muslimin.
Dakwah para Nabi berlandaskan kepada dua asas iaitu :
1. Akidah & akhlak.
2. Syariat.
Isi dan bahan dakwah kemudiannya disempurnakan oleh kehadiran Rasulullah saw. Namun perjuangan ini terus berterusan dan disambung dari satu generasi ke generasi yang lain hingga ke hari ini.
BERAMAL JAMAI’E DALAM DAKWAH
Dakwah diibaratkan sebagai sebuah bangunan. Sesebuah bangunan tidak akan berdiri dengan kukuh jika tidak terbentuk oleh susunan batu bata di mana kitalah batu bata itu.
Untuk mendukung perjuangan dakwah maka hendaklah kita jadikan diri kita batu bata yang unik dan khas yang memiliki kriteria istimewanya. Di sinilah kemudiannya diperlukan sebuah amal jama'ie.
Allah swt berfirman :
"Dan hendaklah (ada) di antara kamu segolongan umat yang menyerukan pada kebaikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang menang."(QS Ali Imran : 104)
Disebut di dalam ayat tersebut ‘umat’ bukan orang atau kelompok. Maknanya di sini terkandung seruan amal jama'ie yang diserukan dan dilakukan bukan atas nama perseorangan melainkan oleh ‘umat’ yakni perpaduan antara kelompok-kelompok atau jamaah-jamaah dakwah yang ada untuk mewujudkan cita-cita Islam.
Allah swt Maha Mengetahui bahwa manusia akan mudah menjadi lemah apabila bekerja seorang diri dan selain itu hasilnya pun juga minimum atau sedikit kesannya.
Malah kalau kita perhatikan di sudut yang lain, pihak-pihak yang sentiasa gigih melakukan tekanan-tekanan terhadap Islam, aksi mereka pun juga berkelompok.
Benarlah perkataan Saiyyidina Ali ra, bahwa kebaikan yang tidak terurus dan tersusun akan mudah dikalahkan oleh kejahatan yang tersusun dalam organisasi yang rapi.
Disinilah kita temui alasan mengapa perlunya tanzim atau organisasi dakwah sebagai aplikasi pertama setelah menyedari amal jama'ie sebagai sebuah kemestian.
SUMBANGAN DAKWAH
Setelah kita memahami bahwa dakwah yang dikehendaki bukan dakwah ‘infiradi’ atau perseorangan melainkan dakwah dengan amal jama'ie yang telah benar-benar tertanam dalam pemikiran kita, lantas yang menjadi persoalan sekarang adalah sejauh mana peranan amalan kita dalam dakwah.
Dengan kata lain, sejauh mana
sumbangan kita terhadap dakwah.
Sumbangan dakwah merupakan kemestian dalam perjuangan, tidak peduli samada besar atau kecil kerana ia pasti memiliki kedudukan sangat penting dalam menegakkan Islam.
Sumbangan dalam dakwah adalah memberikan sesuatu samada :
a. Jiwa.
b. Harta.
c. Waktu.
d. Kehidupan.
atau segala sesuatu yang dimiliki untuk sebuah cita-cita.
Ini menjadi salah satu keperibadian aktivis dakwah. Keperibadian inilah yang sangat berperanan dalam kelangsungan dakwah meskipun telah dijamin oleh Allah swt seperti yang termaktub dalam firman Allah swt :
"Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (iaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Makkah) mengeluarkannya (dari Makkah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: "Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita." Maka Allah menurunkan ketenanganNya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentera yang kamu tidak melihatnya, dan Al-Qur'an menjadikan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". (QS At Taubah : 40)
Kelangsungan dan berterusannya dakwah adalah lantaran pengorbanan aktivisnya.
1. Mereka yang paling terkehadapan dalam memberikan sumbangannya, merekalah yang menjadi penerus dakwah.
2. Mereka yang tidak berada dalam barisan ini menjadi mandul atau mati dakwahnya dan Allah akan menggantikannya dengan aktivis yang lainnya.
Sepertimana firman Allah swt :
"Ingatlah, kamu ini orang-orang yang diajak untuk menafkahkan (hartamu) pada jalan Allah. Maka di antara kamu ada yang kikir, dan siapa yang kikir sesungguhnya dia hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri. Dan Allahlah yang Maha Kaya sedangkan kamulah orang-orang yang berkehendak (kepadaNya); dan jika kamu berpaling niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain; dan mereka tidak akan seperti kamu ini." (QS Muhammad : 38)
Oleh yang demikian, sumbangan apakah yang perlu diberikan oleh seorang aktivis?
Terlalu banyak bentuk sumbangan yang boleh diberikan antara lainnya :
1. Sumbangan pemikiran (al atho' alal fikri).
2. Sumbangan keterampilan (al atho' al fanni).
3. Sumbangan harta (al atho' al maali).
4. Sumbangan jiwa (al atho' an nafsi).
5. Sumbangan waktu (al atho' al waqt).
6. Sumbangan kekuasaan (al atho' al mulki).
7. Sumbangan kesempatan (al atho' al furshakh) yang dimiliki dalam perjalanan kehidupannya.
PROAKTIF DALAM DAKWAH
Allah swt berfirman :
"Tidaklah sepatutnya bagi penduduk Madinah dan orang-orang Arab Badwi yang berdiam di sekitar mereka, tidak turut menyertai Rasulullah (berperang) dan tidak patut (pula) bagi mereka lebih mencintai diri mereka daripada mencintai diri Rasul. Yang demikian itu ialah kerana mereka tidak ditimpa kehausan, kepayahan dan kelaparan pada jalan Allah, dan tidak (pula) menginjak suatu tempat yang membangkitkan amarah orang-orang kafir, dan tidak menimpakan sesuatu bencana kepada musuh, melainkan dituliskanlah bagi mereka dengan yang demikian itu suatu amal soleh. Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik." (QS At Taubah : 120)
Tersirat dalam ayat di atas bahwa Allah swt tidak menyukai orang-orang yang berdiam diri dan tidak terlibat dalam perjuangan.
Sumbangan dakwah merupakan kemestian dalam perjuangan, tidak peduli samada besar atau kecil kerana ia pasti memiliki kedudukan sangat penting dalam menegakkan Islam.
Sumbangan dalam dakwah adalah memberikan sesuatu samada :
a. Jiwa.
b. Harta.
c. Waktu.
d. Kehidupan.
atau segala sesuatu yang dimiliki untuk sebuah cita-cita.
Ini menjadi salah satu keperibadian aktivis dakwah. Keperibadian inilah yang sangat berperanan dalam kelangsungan dakwah meskipun telah dijamin oleh Allah swt seperti yang termaktub dalam firman Allah swt :
"Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (iaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Makkah) mengeluarkannya (dari Makkah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: "Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita." Maka Allah menurunkan ketenanganNya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentera yang kamu tidak melihatnya, dan Al-Qur'an menjadikan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". (QS At Taubah : 40)
Kelangsungan dan berterusannya dakwah adalah lantaran pengorbanan aktivisnya.
1. Mereka yang paling terkehadapan dalam memberikan sumbangannya, merekalah yang menjadi penerus dakwah.
2. Mereka yang tidak berada dalam barisan ini menjadi mandul atau mati dakwahnya dan Allah akan menggantikannya dengan aktivis yang lainnya.
Sepertimana firman Allah swt :
"Ingatlah, kamu ini orang-orang yang diajak untuk menafkahkan (hartamu) pada jalan Allah. Maka di antara kamu ada yang kikir, dan siapa yang kikir sesungguhnya dia hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri. Dan Allahlah yang Maha Kaya sedangkan kamulah orang-orang yang berkehendak (kepadaNya); dan jika kamu berpaling niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain; dan mereka tidak akan seperti kamu ini." (QS Muhammad : 38)
Oleh yang demikian, sumbangan apakah yang perlu diberikan oleh seorang aktivis?
Terlalu banyak bentuk sumbangan yang boleh diberikan antara lainnya :
1. Sumbangan pemikiran (al atho' alal fikri).
2. Sumbangan keterampilan (al atho' al fanni).
3. Sumbangan harta (al atho' al maali).
4. Sumbangan jiwa (al atho' an nafsi).
5. Sumbangan waktu (al atho' al waqt).
6. Sumbangan kekuasaan (al atho' al mulki).
7. Sumbangan kesempatan (al atho' al furshakh) yang dimiliki dalam perjalanan kehidupannya.
PROAKTIF DALAM DAKWAH
Allah swt berfirman :
"Tidaklah sepatutnya bagi penduduk Madinah dan orang-orang Arab Badwi yang berdiam di sekitar mereka, tidak turut menyertai Rasulullah (berperang) dan tidak patut (pula) bagi mereka lebih mencintai diri mereka daripada mencintai diri Rasul. Yang demikian itu ialah kerana mereka tidak ditimpa kehausan, kepayahan dan kelaparan pada jalan Allah, dan tidak (pula) menginjak suatu tempat yang membangkitkan amarah orang-orang kafir, dan tidak menimpakan sesuatu bencana kepada musuh, melainkan dituliskanlah bagi mereka dengan yang demikian itu suatu amal soleh. Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik." (QS At Taubah : 120)
Tersirat dalam ayat di atas bahwa Allah swt tidak menyukai orang-orang yang berdiam diri dan tidak terlibat dalam perjuangan.
Allah menyebutnya bahwa perbuatan itu tidak layak dan sebaliknya, kepada orang yang terlibat dalam perjuangan di jalan Allah untuk menyebarkan kebaikan dan hidayah Allah swt dengan apapun yang dimilikinya, Allah menjanjikan segala yang dilakukannya akan bernilai amal soleh.
Tidak ada yang sia-sia dari orang yang berjuang di jalan Allah, walau sekecil apa pun perjuangannya.
Oleh kerana itulah, kita sebagai sebahagian dari umat Islam tidak boleh hanya tinggal diam dengan tidak memberikan pengaruh pada dunia dakwah kita.
Bekalan para aktivis dakwah adalah ketaqwaan yang mampu menghadirkan pula :
a. Semangat.
b. Istiqamah.
c. Rasa tidak gentar.
d. Perasan siap sedia menjalankan tugas dakwah bila masapun.
e. Kemampuan memotivasi diri sendiri dan orang lain untuk sentiasa menjadi soleh.
f. Perasaan ringan untuk berkorban terhadap dakwah.
g. Sikap cepat menyahut seruan terhadap tuntutan dakwah.
Inilah ciri-ciri aktivis yang proaktif dalam dakwah.
Sumbangan yang disalurkan tidak hanya pada ukuran kuantiti pengorbanan semata-mata, tetapi aspek keperibadian ‘menyahut seruan’ seorang aktivis dakwah juga menjadi satu tumpuan.
Karakter ini bukan sikap peribadi yang dimiliki bukan dari bawaan sejak lahir semata-mata melainkan ianya boleh dicapai tentunya dengan latihan-latihan seperti :
1. Membiasakan diri untuk memberikan sumbangan setiap hari meskipun dalam jumlah yang kecil.
2. Sentiasa bercermin kepada peribadi muslim yang lain dalam berkorban sehingga memberi motivasi untuk melakukan perkara yang sama pula.
3. Sentiasa meyakini akan manfaat-manfaat pengorbanan dan sentiasa meminta kepada Allah swt agar sentiasa dimudahkan dalam istiqamah dan penggabungan dengan jamaah.
Oleh kerana kita sendiri yang telah memilih dan meyakini jalan dakwah ini, maka seterusnya kita jugalah yang akan melaksanakan dan memenuhi tuntutan dan kewajibannya.
Kita tidak mungkin konsisten dan teguh berjalan jika masih mengharapkan orang lain untuk terus menerus mengarahkan dan mendorong kita dalam bergerak dalam dakwah.
Disinilah sekali lagi ‘proaktif’ dalam amal jama'ie itu diperlukan. Berusahalah untuk memiliki ‘taharruk zaatii’ atau gerakan yang didorong oleh diri sendiri bukan orang lain.
Jika motivasi itu tidak muncul dalam diri kita, maka lihatlah kembali makna indahnya kebersamaan dengan para pendakwah di jalan ini serta renungkanlah keterikatan yang begitu indah dengan jamaah dakwah.
Meskipun setiap orang mempunyai kelompok dan jamaahnya sendiri-sendiri di samping memiliki simbol dan syiarnya sendiri-sendiri, namun setiap orang, jika tidak diikat dan dihimpun oleh ‘Al Haq’, pastilah akan bercerai-berai oleh kebatilan.
Kita juga telah ketahui bersama bahwa dakwah adalah salah satu tugas kita sebagai khalifah Allah di muka bumi ini. Mahu tidak mahu, suka atau tidak suka, bebanan dakwah adalah tugas mulia kita sebagai manusia.
Oleh kerana itulah, agar dakwah terasa nikmat dilakukan, nyaman dilaksanakan, tulus dan ikhlas menyertainya, maka diperlukan kesedaran diri yang penuh akan kewajiban dakwah ini dan tentunya dukungan dari jamaah.
Dari kesedaran akan kewajiban berdakwah inilah akan memunculkan peranan aktif anggota jamaah untuk turut serta dalam barisan dakwah. Apabila kesedaran diri ini belum muncul ataupun belum menggerakkan hatinya maka akan menjadi sukar untuk mendukung gerakan dakwah apalagi untuk berperanan aktif dalam amal jama'ie.
Maka amat sesuailah apabila sesuatu gerakan dakwah mementingkan usaha memberi kefahaman sebagai keutamaan. Dari kefahamanlah maka akan muncul kesedaran diri dalam mendukung dan berperanan aktif dalam dakwah.
Bergerak dan berjuang di jalan Allah ini merupakan kewajiban seluruh kaum muslimin tanpa kecuali walau di manapun mereka berada.
Ianya akan lebih berkesan apabila gerakan dakwah ini berjalan secara teratur, kukuh dan terurus secara rapi serta tidak tercerai-berai ataupun berjalan sendiri-sendiri, kerana itulah pentingnya suatu Jamaah untuk bergerak secara bersama-sama melalui amal jama'ie kerana Islam bukanlah agama perseorangan bahkan Islam adalah agama satu umat, kaum muslimin sepertimana firman Allah swt :
"Dan berpeganglah kamu sekelian dengan tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai" . (QS Ali Imran : 103)
Peranan aktif anggota jamaah dalam gerakan dakwah sangatlah besar ertinya begitu pula dengan kepimpinan kerana jamaah tidaklah mungkin dapat bergerak tanpa kepimpinan yang :
a. Mengatur seluruh gerakannya.
b. Menentukan tujuan.
c. Mengawasi dan mengawal pelaksanaan program-program dakwahnya.
Di sinilah pentingnya kerjasama amal jama'ie di mana kepimpinan mesti memahami watak dan sifat karakteristik jamaah dan anggotanya serta jamaah mesti mengikuti dan mematuhi terhadap arahan yang diberikan oleh para pimpinan sehingga akan tercipta nada harmoni dalam pergerakan dakwah.
Peranan aktif anggota jamaah jelas sangat membantu dalam kelangsungan gerakan dakwah, namun ketika bergerak untuk berdakwah, maka diperlukan tips-tips dan strategi dakwah agar dapat merangkul sasaran dakwah serta tepat sasarannya.
Perlu pula dipelajari bagaimana jamaah boleh bergerak bersama-sama dengan masyarakat tanpa masyarakat merasa terbeban serta mampu menyampaikan bahan dakwah sehingga dapat mengubah paradigma masyarakat ke arah kebaikan tanpa paksaan.
Di sinilah Imam Hasan Al-Banna berkata dengan perkataan yang sangat indah untuk direnungkan :
"Umat yang berada dalam situasi seperti sekarang ini, yang sedang memikul tugas sangat penting seperti kita ini, yang tengah menghadapi berbagai tanggungjawab dan kewajiban, tidak perlu menghibur diri dengan diam atau berdalih dengan berbagai alasan, angan-angan dan harapan.
Sebaliknya, umat ini mesti mempersiapkan diri mengharungi lautan perjuangan yang panjang, penuh dengan berbagai tentangan yang dahsyat serta pertarungan sengit :
a. Antara hak dan bathil.
b. Antara yang berguna dengan yang berbahaya.
c. Antara yang berhak dan perampas hak.
d. Antara yang ikhlas, jujur dan murni dengan yang palsu dan pura-pura.
e. Antara yang berjalan dengan lurus dan yang menyeleweng.
Jihad diambil dari perkataan ‘al-juhdu’ yang bererti kepayahan. Ketahuilah! Bahwa kesusahan dalam berjihad menuntut kita berjuang terus sampai pertarungan berakhir.
Hanya di awal perjalanan, kamu sempat memuji pimpinan, tetapi jika telah berada di tengah perjalanan yang penuh risiko dan mengerikan, tidak ada bekalan dan persiapan umat ini kecuali :
a. Jiwa yang beriman.
b. Tekad yang kuat dan benar.
c. Rela berkorban.
d. Tampil ke gelanggang dalam keadaan apapun.
Jika tidak ada aktivis seperti itu, maka kekalahan dan kegagalan telah menghalangnya" .
Semoga kata-kata indah tersebut mengingatkan kita kembali bahwa jalan dakwah bukanlah jalan yang ditaburi oleh bunga-bunga yang indah nan harum baunya malah ia merupakan jalan yang curam dan meninggi, penuh dengan onak dan duri serta banyak pula selekoh tajam yang perlu dilalui.
Ya Allah tetapkanlah kami untuk berada di atas jalan dakwah ini. Sesunguhnya kami memahami bahwa jalan ini cukup panjang bermula dengan Nabi Adam sehingga manusia terakhir yang beriman sebelum kiamat, kelebarannya menjangkau setiap inci tanah, laut dan udara serta ketinggiannya dari kedalaman perut bumi hingga ke arashMu. Engkau ridhalah hamba-hambaMu yang berada di atas jalan dakwah ini serta kurniakanlah kemenangan hakiki kepada mereka walau di mana mereka berada.
Ameen Ya Rabbal Alameen
WAS
Website paling ternama dan paling terpercaya di Asia
Sistem pelayanan 24 Jam Non-Stop bersama dengan CS Berpengalaman respon tercepat
Memiliki 9 Jenis game yang sangat digemari oleh seluruh peminat poker / domino
Link Alternatif :
www.arenakartu.cc
100% Memuaskan ^-^