Penganalisis
sosial politik dunia Islam atau penganalisis antarabangsa pasti akan
menyimpulkan bahwa ada dua krisis yang sedang berlaku dan saling bertautan
antara satu dengan yang lainnya.
PERTAMA : KRISIS KEIMANAN DAN KEYAKINAN
KEPADA ALLAH SWT
Krisis
ini dapat dilihat dengan nyata apabila :
a. Hilangnya nilai-nilai kebaikan.
b. Berlakunya kerosakan yang bermaharajalela.
c. Kemerosotan moral yang parah dan merata.
d. Semakin tingginya rasa kehampaan.
e. Manusia terlalu cenderung kepada materialisma.
f. Berlakunya penyalahgunaan kekayaan dan
kekuasaan.
Di
antara sebab-sebab kepada krisis ini adalah :
1. Adanya usaha-usaha dari institusi-institusi
dan pemerintah untuk menghapuskan kekuatan agama dalam masyarakat.
2. Wujudnya usaha-usaha untuk mematikan dan
memandulkan yayasan-yayasan pendidikan Islam.
3. Adanya usaha untuk merosakkan institusi
keluarga yang merupakan tempat pendidikan utama bagi generasi muda dalam
menanamkan nilai akhlak yang mulia.
Jalan
keluar kepada krisis ini adalah dengan memperbaiki semua sebab-sebab yang
membawa kepada krisis tersebut.
KEDUA : KRISIS HILANGNYA RASA AMAN DAN
TIMBUL PERASAAN TAKUT
Krisis
ini dapat dikesan apabila wujudnya ketakutan seseorang kepada orang lain serta
ketakutan akan ketidaktentuan terhadap masa depan. Begitu pula ia timbul
apabila seseorang merasa takut akan kehilangan sumber rezeki serta menjalani kehidupan
yang tidak menentu.
Fenomena
yang paling jelas dari krisis ini adalah penggunaan kekuatan yang berlebihan
dalam menghadapi orang lain serta menggunakan segala macam cara untuk menguasai
dan mengawal orang lain.
Semua
itu mengakibatkan timbulnya sikap kediktatoran dalam bentuk tindakan kezaliman,
penindasan, permusuhan dan pelanggaran hak asasi manusia.
Di
antara penyebab kepada krisis ini adalah hilangnya keadilan serta meratanya kerosakan,
kezaliman, penindasan dan penguasaan ke atas orang lain.
Penyelesaian
kepada krisis ini adalah dengan mengembalikan kebebasan dan kemerdekaan di negara
Islam dan umat Islam kerana kebebasan adalah suatu yang menjadi kewajiban dalam
ajaran Islam dan salah satu rukun dari sistem sosial, politik, ekonomi,
keyakinan dan sebagainya.
Allah swt
berfirman :
“Maka barangsiapa yang ingin (beriman)
hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir.” (QS
Al Kahfi : 29)
KEZALIMAN, PENINDASAN DAN PENYIKSAAN
Sesungguhnya
hilangnya kebebasan dari negara-negara Islam sejak bertahun-tahun telah mengakibatkan
kerosakan dan penyimpangan seperti yang kita saksikan pada hari ini.
Kita
juga menyaksikan berlakunya kemerosotan dan keruntuhan moral, kezaliman dan
penindasan, merampas hak asasi, memalsukan kehendak serta tidak ada maruah serta
menampilkan akhlak yang buruk.
Keadaan
ini tidak akan menjadi baik jika kita tidak kembali kepada kebebasan yang telah
digariskan oleh Islam iaitu :
a. Kebebasan yang memberikan kita kebebasan
memilih dan melaksanakan kehendak.
b. Kebebasan memiliki cita-cita dan harapan.
c. Kebebasan yang dapat membuka ufuk
kreativiti dalam segala lapangan meliputi bidang politik, ekonomi, pendidikan,
sosial budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi serta hubungan antarabangsa.
Hilangnya
kebebasan bererti berlakunya penindasan dan kezaliman serta kembalinya
penguasa-penguasa zalim yang merampas kehormatan dan hak asasi manusia.
Allah swt
berfirman :
“Dan orang-orang yang menyakiti
orang-orang mukmin dan mu’minat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka
sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.” (QS Al Ahzab
: 58)
Sabda
Rasulullah saw :
“Hancurnya langit dan bumi adalah lebih
terhina di sisi Allah dari menyakiti seorang muslim.” (HR Tirmizi dan Nasai’e)
Tidak
diragukan lagi bahwa akibat dari keras dan pahitnya realiti serta kuatnya
tekanan dari dalam secara umumnya akan menyebabkan sesuatu bangsa mengalami kerosakan
sistem yang berkuasa dan secara khususnya para aktivis dakwah :
1. Mengalami berbagai peperangan, tipu daya,
tekanan dan penyiksaan.
2. Dihadapkan dengan berbagai tuduhan batil.
3. Diajukan ke pengadilan secara zalim.
4. Dihinakan kehormatan serta diperlecehkan
keluarga mereka.
5. Dibelenggu gerakan dan kebebasan mereka.
6. Dirampas harta dan kekayaan mereka.
7. Dicabut jawatan dan pekerjaan mereka.
Adapun
di luar, mereka dihadapkan dengan persekongkolan, rekaan cerita, projek dan
agenda dengan maksud :
a. Menguasai dan mematahkan mereka.
b. Menjajah negara.
c. Mengotori kesucian.
d. Merampas sumber alam semulajadi.
e. Mencabik-cabik persatuan.
f. Menghalangi kebangkitan.
g. Menghancurkan kekuatan.
Inilah
hasil yang kita saksikan sekarang ini di bumi umat Islam di Palestin, Iraq,
Afghanistan, Somalia, Sudan, Syria, Lebanon dan Mesir serta negara dan dunia
Islam lainnya.
Sistem
diktator tidak ditujukan kecuali hanya kepada rakyat awam dengan berbagai
alasan untuk tetap meneruskan kekuasaan dan mewujudkan mimpi penguasa.
Ini
adalah teori lama yang diperbaharui. Pertarungan antara hak dan batil akan berterusan antara :
1. Pembela kebenaran dan penentangnya.
2. Orang-orang yang mencari kebenaran dan
orang-orang yang memalsukannya.
Pertarungan
ini akan berlangsung di mana para diktator saling berdialog dengan cara
memonopoli kebenaran.
Orang-orang
yang memandang dirinya mampu untuk mengepung alam ini dan menundukkannya dengan
hawa nafsu mereka, seperti apa yang dilakukan oleh As Sisi di Mesir dan orang
yang berada di sekitarnya; mereka tidak pernah membaca sejarah dengan baik.
Bacalah,
agar mereka mengetahui akhir perjalanan kezaliman dan permusuhan. Mereka berakhlak
buruk tanpa sedar bahwa akhir dari perjalanannya itu bagaikan api yang menyambar
dedaun yang kering sehingga api tersebut membakarnya. Seperti itulah akhir dari
ketamakan mereka.
As
Sisi dan orang-orang di sekitarnya telah memakai pakaian kesewenangan serta
menyandang pedang kesombongan. Mereka bermimpi akan keagungan kekaisaran tanpa
mengetahui bahwa sejarah akan berputar. Putaran itu sangat cepat menghampiri
setiap orang yang berbuat zalim.
Orang-orang
kepercayaan Fir’aun pernah mengatakan kepada rajanya :
“Apakah kamu membiarkan Musa dan kaumnya
untuk membuat kerosakan di negeri ini (Mesir) dan meninggalkanmu serta
tuhan-tuhanmu?”
Fir’aun
menjawab dengan nada sombong :
“Akan kita bunuh anak laki-laki mereka dan
kita biarkan hidup perempuan-perempuan mereka dan sesungguhnya kita berkuasa
penuh atas mereka” (QS Al-A’raf : 127)
Lalu
suara kebenaran berkata :
“Musa berkata kepada kaumnya : Mohonlah
pertolongan kepada Allah dan bersabarlah; Sesungguhnya bumi ini kepunyaan
Allah, dipusakakan-Nya kepada siapa sahaja yang dikehendaki-Nya dari
hamba-hamba-Nya. Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertaqwa.”
(QS Al-A’raf : 128)
Orang-orang
yang zalim akan mendapatkan giliran putarannya dan rakyat sentiasa akan
mencatat dalam buku sejarah mereka dengan tinta hitam bagi semua diktator yang bersikap
dengan sewenang-wenang agar diumumkan kepada seluruh makhluk bahwa kebenaran tidak
akan hilang kerana di belakangnya akan sentiasa ada yang berjihad untuk
menentangnya.
Saat
itu, akan dipenuhi janji Allah kepada orang-orang yang lemah :
“Telah diizinkan (berperang) bagi
orang-orang yang diperangi, kerana sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan
sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu.” (QS Al-Hajj :
39)
“(Yaitu) orang-orang (yang menaati Allah
dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: “Sesungguhnya
manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, kerana itu takutlah
kepada mereka”, maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka
menjawab: “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik
Pelindung.” Maka mereka kembali dengan nikmat dan kurniaan (yang besar) dari
Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keridhaan Allah.
Dan Allah mempunyai kurniaan yang besar.” (QS Ali Imran : 173-174)
Sesungguhnya,
“Janji yang sebenar-benarnya dari Allah.
Allah tidak akan menyalahi janji-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui.” (QS Ar-Ruum : 6)
Di
hadapan kenyataan yang kelam dan suasana yang ironik ini, kita perlu sampaikan
kepada umat secara umum bahwa janganlah kita menyerah dengan merendahkan diri
dan berputus asa atau tunduk dengan merasa hina dan lemah.
Marilah
kita semua renungkan firman Allah swt :
“Janganlah
kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah
orang-orang yang paling Tinggi (darjatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.
Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, Maka Sesungguhnya kaum (kafir)
itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. dan masa (kejayaan dan
kehancuran) itu kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat
pelajaran); dan supaya Allah membezkan orang-orang yang beriman (dengan
orang-orang kafir) supaya sebahagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai)
syuhada’ dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim.” (QS Ali Imran :
139-140)
Sabda Nabi
dan pemimpin kita yang tercinta saw saat menghadapi permusuhan :
“Wahai Zat yang memiliki hari pembalasan,
hanya kepada Engkau kami menyembah dan hanya kepada Engkau kami memohon
pertolongan.”
Inilah
yang kita jadikan bekalan dalam setiap rakaat dari setiap solat.
Sesungguhnya
apa yang berlaku sekarang adalah pelajaran-pelajaran yang amat berharga yang
perlu diambil sebagai putaran kepada peristiwa-peristiwa sejarah silam.
PELAJARAN PERTAMA : PERTARUNGAN ANTARA AL
HAQ DAN AL BATHIL SERTA TENTERA HAQ DAN TENTERA BATHIL
Ini
adalah hakikat yang tidak dapat dibantah lagi bahwa keduanya tidak akan pernah
akur kecuali ‘hudnah’ dalam waktu yang sesaat.
Sirah
Nabi saw telah mengajarkan kita bahwa Bani Khuzaah yang pernah memberikan pertolongan
kepada perjuangan baginda pun akhirnya berkhianat hingga menghasilkan perang
Khandaq.
Kemenangan
sementara yang mereka relakan kepada golongan aktivis dakwah hanyalah gula-gula
untuk melenakan aktivis dakwah agar terlupa di atas kejahatan dan makar-makar
mereka yang lalu, sekarang dan akan datang.
Maka,
jangan pernah lupa akan madah tarbiyah iaitu :
“Ash Shiraa’ Bainal Haq Wal Baathil.”
PELAJARAN KEDUA : MUSUH-MUSUH DAKWAH BERSATU WALAUPUN MEREKA JUGA MENGALAMI
PERGESERAN
Ini
pelajaran kedua yang begitu terang benderang iaitu :
“Al Kufru Millatu Waahidah.” (Kekufuran
itu adalah satu kesatuan)
Apa
pun baju dan simbol yang mereka pakai, walaupun di kalangan mereka juga berlaku
perpecahan, mereka mampu melupakan perselisihan di antara mereka sendiri demi
menghalau musuh mereka bersama iaitu golongan aktivis dakwah. Jika sudah
selesai, maka mereka akan berselisih kembali.
“Tahsabuhum
jami’an wa quluubuhum syatta.” (Kamu menyangka mereka bersatu
padahal hati mereka berpecah belah)
Pemikiran
mereka sama sahaja samada mereka liberal, sekular, zionis Yahudi atau golongan
pelampau Kristian yang duduk di berbagai penjuru dunia.
PELAJARAN KETIGA : TIDAK ADA KESEPADUAN SESAMA AKTIVIS DAKWAH
Perhatikan
nasihat Rabbani ini :
“Adapun orang-orang yang kafir, sebahagian
mereka menjadi pelindung bagi sebahagian yang lain. Jika kamu (hai Para
Muslimin) tidak bersatu, niscaya akan berlaku kekacauan di muka bumi dan kerosakan
yang besar.” (QS Al Anfal : 73)
Sungguh
sedih, ketika Presiden Muhammad Mursi dijatuhkan melalui kudeta tentera, justeru
Hizb An Nur, kerajaan Arab Saudi serta beberapa kerajaan Arab lain di
Semenanjung Arab malah mendukung
penggulingan tersebut, bahkan memberikan ucapan selamat kepada presiden baru.
Padahal
ini bertentangan dengan aqidah Ahlus Sunnah wal Jamaah yang melarang
memberontak kepada pemimpin yang sah lagi soleh.
Bukankah
ini yang selalu mereka canangkan bahwa tidak boleh memberontak dan menjatuhkan
pemimpin yang dipilih secara sah oleh rakyat, bahkan mereka menggelar para
pemberontak dan penderhaka tersebut sebagai ‘khawarij’.
Berkata
Imam An Nawawi Rahimahullah :
“Ada pun nasihat untuk para imam kaum
Muslimin adalah :
Dengan membantu mereka di atas kebenaran,
mentaati mereka, memerintahkan mereka dengan ketaatan, dan memperingatkan
mereka dengan cara lembut dan santun, memberitahu mereka ketika mereka
melalaikan hak kaum Muslimin, tidak memberontak, dan menyatukan hati kaum
Muslimin untuk mentaatinya.
Berkata Al Khathabi Rahimahullah :
Di antara bentuk nasihat untuk mereka adalah
:
Solat di belakang mereka, jihad bersama
mereka, menunaikan zakat, tidak memberontak dan mengangkat senjata jika melihat
adanya kezaliman pada mereka atau perilaku yang buruk, tidak memperdayai mereka
dengan pujian-pujian dusta, dan mendoakan mereka dengan kebaikan. Semua ini
nasihat bagi para imam kaum Muslimin dalam pengertian para khalifah dan selain
mereka yang menguruskan urusan kaum Muslimin, dari kalangan para penguasa.
Inilah yang masyhur dan ini juga yang dikatakan
oleh Al Khathabi.
Kemudian dia berkata :
Ada juga yang mentakwil bahwa pemimpin di
sini adalah para ulama’ dan nasihat bagi mereka adalah dengan menerima
pandangan mereka, mengikuti mereka dalam masalah hukum, dan berbaik sangka
kepada mereka.” (Diambil dari ‘Al Minhaj
Syarh Shahih Muslim.’)
Jangan
sampai hanya kerana presidennya dari Ikhwanul Muslimin, maka pemberontakan dan
penggulingan adalah sah serta tidak peduli samada dia soleh atau tidak,
berprestasi atau tidak, pokoknya jika dari Ikhwan, maka ia boleh digulingkan???
Ada
juga golongan yang diam, tidak mengambil peduli namun masih memuncungkan mulut
sambil berkata dengan nada sinis bahwa Mursi adalah presiden yang terpilih
melalui proses demokrasi yang kufur, kata mereka.
PELAJARAN KEEMPAT : PENTINGNYA KEKUATAN MEDIA
Di Mesir
sendiri, kita digembar gemborkan melalui berita demonstrasi anti Mursi, seakan-akan
mereka mendominasi suasana di sana. Padahal mereka (golongan liberal, sekular
dan Kristian) adalah minoriti. Bahkan memutar belitkan berita adalah halal bagi
mereka sehingga merubah hakikat peristiwa juga adalah suatu perkara biasa sahaja
walaupun itu termasuk dalam kategori zalim!
“Fabaddalal
ladziina zhalamuu qaulan ghairalladzi qiila lahum” (Dan
orang-orang zalim itu merubah kata-kata yang tidak dikatakan kepada mereka.)
Sebaliknya,
aksi sokongan untuk Mursi tidak mendapat liputan berita yang sewajarnya. Mereka
tidak tertarik untuk menjadikannya sebagai bahan berita, walaupun aksi sokongan
tersebut jauh lebih besar.
Kenapa
mereka tidak tertarik untuk menyiarkannya?
Apakah
juga kerana ideologi yang berbeza?
Jika
memang begitu, apakah belum cukup alasan bagi para aktivis dakwah untuk
memiliki Media sendiri?
Bukan
satu, bahkan buatlah seribu!
Kita
memiliki banyak sumber manusia dan kekayaan serta mampu untuk bergerak ke arah itu,
namun adakah kita mempunyai kemahuan yang kuat ke arah itu?
PELAJARAN KELIMA : PENTINGNYA MENDAKWAHKAN PARA TENTERA
Ya!
Mereka adalah sebahagian dari mad’u kita dan bukan musuh kita. Mereka mempunyai
muncung senjata manakala kita pula mempunyai fikrah Islam.
Paduan
keduanya adalah penting bagi menghasilkan kekuatan untuk menjaga agama dan wilayah
negara.
Oleh yang
demikian, Imam Hasan Al Banna pernah mengatakan bahwa di antara ‘Syumuliatul
Islam’ adalah ‘Akhlaq wa Quwwah’ (Akhlak dan
kekuatan).
Semua
ini penting agar muncung senjata mereka tidak diarahkan kepada aktivis dakwah
apalagi jamaah solat melainkan dihalakan kepada musuh-musuh Islam dan kaum
Muslimin.
PELAJARAN KEENAM : SABAR TIADA HENTI
Inilah
jalan dakwah dan apa yang dialami oleh Ikhwanul Muslimin dengan berbagai
sejarah panjang penangkapan, penyiksaan, pengusiran dan pembunuhan yang mereka
alami samada di Mesir atau di negara lain, dahulu dan sekarang adalah
pengulangan kepada apa yang dialami oleh ‘Junudul Haq’ dari kalangan generasi
pertama.
Jika
kita mengkaji sejarah Fir’aun, niscaya kita akan dapati terdapat persamaan
antara apa yang dilakukannya dengan yang dilakukan oleh As-Sisi ketika ini.
Senario
yang mereka berdua tempuhi juga sama.
Menurut
Sejarawan Mesir, Dr Raghib As Sirjani, sekurang-kurangnya, senario tersebut boleh
dibahagikan menjadi lima episod :
EPISOD PERTAMA : KUDETA
Sebagaimana
tertera di dalam Al-Qur’an :
“Semoga
kita mengikuti ahli-ahli sihir jika mereka adalah orang-orang yang menang.” (QS
Asy Syu’ara : 40)
Ini
sama dengan kenyataan As-Sisi yang mengatakan bahwa ia mendengar dan berusaha
untuk melayani tuntutan rakyat dalam demonstrasi 30 Jun 2013.
EPISOD KEDUA : PEMBERIAN MANDAT
Tertera
dalam ayat berikut :
“Dan berkata Firaun (kepada
pembesar-pembesarnya): “Biarkanlah aku
membunuh Musa dan hendaklah ia memohon kepada Tuhannya, kerana sesungguhnya aku
khuatir dia akan menukar agamamu atau menimbulkan kerosakan di muka bumi.”
(QS Al Mu’min : 26)
As-Sisi
meminta pendokongnya turun ke jalanraya secara besar-besaran untuk memberikan
mandat kepadanya agar ia dapat membubarkan demonstrasi pro-Mursi melalui kekerasan
dengan alasan untuk meluruskan revolusi kerana Presiden Mursi dikatakan sudah merosakkan
semangat revolusi.
EPISOD KETIGA : ANCAMAN PEMBUBARAN DENGAN
PAKSA
Tertera
dalam ayat berikut :
“(Fir’aun
berkata), “Maka sesungguhnya aku akan memotong tangan dan kaki kamu sekalian
dengan bersilang secara bertimbal balik, dan sesungguhnya aku akan menyalib
kamu sekalian pada pangkal pohon kurma dan sesungguhnya kamu akan mengetahui
siapa di antara kita yang lebih pedih dan lebih kekal siksanya.” Mereka
berkata: “Kami sekali-kali tidak akan mengutamakan kamu daripada bukti-bukti
yang nyata (mukjizat), yang telah datang kepada kami dan daripada Tuhan yang
telah menciptakan kami; maka putuskanlah apa yang hendak kamu putuskan.
Sesungguhnya kamu hanya akan dapat memutuskan pada kehidupan di dunia ini sahaja.”
(QS Thaha : 71-72)
As-Sisi
dan pegawai tenteranya mengulang-ngulang akan ancaman pembubaran secara paksa
dengan memberi ‘ultimatum’ 48 jam bagi menyelesaikan kemelut pemerintahan
Mursi, namun para pendukung Mursi tetap bertahan dengan jumlah penunjuk
perasaan yang semakin besar.
EPISOD KEEMPAT : PEMBANTAIAN
Tertera
dalam ayat berikut :
“Maka
setelah kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa : “Sesungguhnya kita benar-benar akan
tersusul.” (QS Asy-Syu’ara : 61)
Pembantaian
segera berlaku di mana orang-orang yang beriman dalam jumlah yang sedikit dan
tidak bersenjata dikepung di tepi laut oleh tentera Fir’aun yang murka.
Begitulah
juga yang berlaku di medan Rabaah Al Adawiyah dan An Nahdhah di mana mereka
yang tidak mempunyai apa-apa senjata dikepung dan kemudiannya digempur
habis-habisan melalui helikopter, penembak tepat, gas pemedih mata, jentolak
dan kereta-kereta perisai yang mengorbankan banyak nyawa.
EPISOD KELIMA : KESELAMATAN ORANG-ORANG
YANG BERIMAN
Tertera
di dalam Al Qur’an akan keyakinan seorang pemimpin yang berkata kepada pengikutnya
:
“Sekali-kali
tidak akan tersusul; sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan memberi
petunjuk kepadaku.” (QS Asy-Syu’ara : 62)
Diperlukan
keyakinan seperti keyakinan Nabi Musa as kepada pertolongan Allah swt sehingga
datanglah pertolongan tersebut.
“Dan
Kami tenggelamkan golongan yang lain itu.” (QS Asy-Syu’ara
: 66)
Jika
kita merenung kepada proses kelahiran bayi, biasanya akan terdapat rasa sakit.
Tapi, pada saat yang sama, itu merupakan petanda akan datangnya sebuah khabar
gembira iaitu petanda akan hadirnya sebuah kehidupan baru melalui kelahiran seorang
bayi.
Umat
Islam dalam beberapa tahun terakhir merasakan berbagai kesakitan dan
penderitaan akibat kelakuan atau perangai Fir’aun zaman moden.
“Sesungguhnya
Fir’aun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan penduduknya
berpecah belah, dengan menindas segolongan dari mereka, menyembelih anak
laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka. Sesungguhnya
Fir’aun termasuk orang-orang yang berbuat kerosakan.” (QS Al
Qashash : 4)
Namun
janji Allah swt pasti akan tiba iaitu mereka yang tertindas oleh kekuatan Fir’aun
akan diberi pertolongan.
“Dan
Kami hendak memberi kurniaan kepada orang-orang yang tertindas di bumi itu dan
hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang
mewarisi, dan akan Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi dan akan Kami
perlihatkan kepada Fir’aun dan Haman beserta tenteranya apa yang selalu mereka
khuatirkan dari mereka itu .” (QS Al Qashash : 5 – 6)
FIRASAT IMAM HASAN AL BANNA
Sesungguhnya
Ikhwan adalah orang-orang yang sentiasa memikul risalah Islam dan amanah
dakwah.
Mereka
adalah orang-orang yang sentiasa bersiap siaga menanggung risiko dalam menjejaki
jalan dakwah yang telah Allah gariskan.
Tujuan
dakwah mereka adalah untuk :
a. Merealisasikan nilai-nilai Islam.
b. Menyebarkan keadilan.
c. Menghormati hak asasi manusia.
d. Mencegah kezaliman dan kediktatoran.
e. Menguatkan ikatan persaudaraan iman,
kemanusiaan dan keadilan.
“Agar kami mempunyai alasan (pelepas tanggungjawab)
kepada Tuhanmu, dan supaya mereka bertaqwa.” (QS Al A’raf : 164)
Rasulullah
saw pernah berdoa kepada Allah ketika menghadapi manusia yang menolak dakwahnya
di Thaif, bahkan mengusirnya dengan doa :
“Ya Allah, tunjukilah kaumku kerana mereka
tidak mengetahui.”
Imam
Hasan Al Banna pernah mengingatkan kepada anggota Ikhwanul Muslimin dalam “Risalah Antara Kelmarin dan Hari Ini” seperti
berikut :
“Orang-orang yang zalim akan memerangi kamu
dengan berbagai cara dan akan berusaha mematikan cahaya dakwah kamu. Mereka
akan meminta bantuan kepada pemerintah yang lemah, yang berakhlak buruk dan golongan yang (pada satu masa) menghulur tangan mengharapkan bantuan
mereka dan (dalam masa yang lain) menghulur tangan menindas dan memusuhi kamu.
Kamu perlu berhati-hati terhadap keburukan
dan permusuhan yang mereka lancarkan.
Semua musuh dakwah akan tergerak dan
bangkit melihat dakwah kamu dengan melontarkan segala tuduhan dan persangkaan.
Mereka akan berusaha menyandarkan segala kekurangan dan mempropagandakan kepada
masyarakat dengan bentuk yang sangat buruk. Mereka melakukan itu kerana mereka
bersandar kepada kekuatan dan kekuasaan serta kewangan.
“Mereka ingin memadamkan cahaya (agama)
Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain
menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai.” (QS
At-Taubah : 32)
Dengan semua tentangan itu, kamu akan
memasuki masa-masa ujian dan tribulasi. Kamu akan dipenjara, ditangkap, diusir,
hak kamu akan disekat, rumah dan harta kamu akan disita. Kamu akan menghadapi
masa ujian ini dengan cukup lama.
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka
dibiarkan (sahaja) mengatakan: ‘Kami telah beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi?”
(QS Al Ankabut : 2)
Tetapi Allah telah menjanjikan dan
menyediakan untuk kamu, setelah ujian itu suatu kemenangan bagi hamba-Nya yang
berjuang dan menyediakan ganjaran bagi orang-orang yang beramal di jalan-Nya.
“Wahai orang-orang yang beriman, sukakah
kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab
yang pedih?” (QS Ash Shaff : 10)
“Maka kami berikan kekuatan kepada
orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi
orang-orang yang menang.” (QS Ash Shaff : 14)
Apakah kamu mahu tetap menjadi tentera
Allah?
Wahai Ikhwah, berpegang teguhlah kamu
kepada manhaj Islam dan risalah yang kamu pikul. Islam yang menerangi hati dan
perangai kamu. Teguhlah dan bersabarlah serta kuatkan ukhuwah kamu. Bertaqwalah
kamu kepada Allah agar kamu beruntung.
Ketahuilah bahwa kemenangan itu seiring
dengan kesabaran. Setelah kesusahan akan datang kemudahan. Perjuangan Islam itu
meletihkan dan memerlukan waktu yang lama yang menuntut kita untuk sentiasa
memperbaharui tekad dan kemahuan. Jika sudah demikian, niscaya kamu akan
mendapatkan apa yang telah Allah janjikan.
Wahai Ikhwah, masa lalu kamu adalah masa
kejayaan dan kehormatan. Masa kini pasti akan berlalu dan masa depan insyaAllah
akan menjadi kemuliaan bagi kamu, selama kamu berpegang kepada agama dengan
menguatkan hubungan kepada Allah. Majulah terus dan Allah akan memberikan
taufiq serta pertolongannya.”
“Sesungguhnya Allah pasti akan menolong
orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi
Maha Perkasa.” (QS Al Hajj : 40)
Ya
Allah, sesungguhnya roda kezaliman dan keadilan Islam akan sentiasa berputar.
Tetapkanlah kaki kami di atas keadilan Islam dalam mengharungi mehnah dan
tribulasi yang ditimbulkan oleh pemerintah yang zalim serta kurniakanlah kepada
kami kemenangan dan pertolongan dariMu.
Ameen
Ya Rabbal Alameen
WAS