skip to main | skip to sidebar

Tinta Perjalanan

Pages

  • Home
 
  • RSS
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube
  • DheTemplate.com
  • Free Templates
  • Drop Menu 1
    • Child Menu 1.1
    • Child Menu 1.2
    • Child Menu 1.3
  • Drop Menu 2
    • Child Menu 2.1
    • Child Menu 2.2
    • Child Menu 2.3
  • Daily Update Templates

Ahlan Wasahlan


Perjalanan Menuju Allah.

Saturday, 3 August 2013

Tetap Bermunajat Di Mihrab

Ditulis Oleh WAS Pada 18:40 – 0 Komen Anda
 
Sedar atau tidak, kita sekarang sudahpun memasuki 10 hari terakhir Ramadhan dan hendaklah kita sedari bahwa hari demi harinya yang berlalu dan detik demi detiknya semakin mahal dan tidak ternilai harganya.

Kita juga sudah sampai pada tahap untuk mencapai harapan yang semakin tidak mudah namun di sinilah sesungguhnya proses penyaringan itu bermula.

Itu jugalah yang dilakukan oleh Rasulullah saw sebagaimana yang diceritakan oleh Sayyidatina Aisyah ra bahwa :

“Rasulullah saw lebih bersungguh-sungguh beribadah pada sepuluh hari terakhir, melebihi kesungguhan sebelumnya.”

Maka, marilah kita sambut cabaran ini dan tetap bermunajat di mihrab sehingga berakhirnya Ramadhan.

Inilah masanya untuk kita :

1.      Meningkatkan kesungguhan dan keseriusan beribadah.
2.      Benar-benar menjejaki hidup dunia dengan perasaan akhirat.
3.      Berubah dari manusia bumi menjadi manusia langit.

Hari-hari sepuluh terakhir Ramadhan adalah kesempatan khusus yang sangat istimewa untuk kita mendapatkan ridha Allah swt.

Tidakkah kita ingin menyerupai apa yang dilakukan oleh orang-orang yang soleh di saat-saat seperti ini?

Pernahkah kita mendengar bagaimana keadaan para sahabat radhiallhuanhum sebagaimana yang diriwayatkan oleh Sayyidina Ali ra :

“Adalah para sahabat di pagi hari, rambut mereka kusut, masai dan berdebu. Di antara mereka ada bekas seperti orang yang berduka. Mereka telah sujud dan solat malam, bergantian antara kening mereka dan kaki mereka, beribadah kepada Allah. Mereka berdiri condong sempama pohon yang senget kerana telah banyak berbuah. Mata mereka menangis hingga membasahi pakaiannya...”

Hasan Al Basri pula berkata :

“Aku melihat sekelompok orang yang nyaris sama sekali tidak bahagia dengan sesuatu yang mereka perolehi di dunia dan tidak merasa sayang dengan apa yang mereka tinggalkan di dunia.
Jika datang waktu malam, mereka berdiri melakukan solat di atas kaki mereka, wajah mereka diairi air mata yang mengalir di pipi memanjatkan doa dan pengampunan kepada Tuhan mereka.

Apabila mereka melakukan kebaikan, mereka tidak mensyukuri amal yang mereka lakukan, tetap meminta kepada Allah agar menerima amal mereka. Apabila mereka melakukan kesilapan, mereka segera memohon agar Allah mengampuni dosa mereka.”

Maha suci Allah yang telah memilih kaki-kaki hambaNya untuk beribadah kepadaNya. Maha suci Allah yang telah menyibukkan hati orang-orang soleh untuk menyintaiNya.

Dosa-dosa mereka diampuni dan mereka mencapai keinginan yang mereka mahu. Mereka iringi usaha untuk mencapai keinginan itu dengan :

a.       Berpuasa.
b.      Solat.
c.       Bermunajat.

Di saat ramai manusia tertidur, di saat itulah mereka mengangkat hajat mereka satu demi satu kehadapan Tuhan mereka.

Hari-hari kita yang sangat mahal akan terus berjalan.

Berusahalah supaya tiada ruang waktu yang luput dari semua kebaikan dan amal soleh. Utamakanlah beribadah pada malam-malamnya.

Sungguh, pada malam-malam itu, Allah swt bertanya :

“Adakah orang yang meminta kepadaKu…?

Dalam hadith yang sahih yang diriwayatkan oleh Aisyah ra bahwa apabila memasuki sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, Rasulullah saw mengetatkan ikatan sarungnya, menghidupkan malam-malamnya dan membangunkan keluarganya.

Menghidupkan malam dengan solat, membaca Al Qur’an dan berbagai amal ibadah pada waktu-waktu seperti ini adalah sunnah Rasulullah saw yang diikuti oleh orang-orang yang soleh.

Di antara malam-malam di sepuluh yang terakhir ini, ada malam yang hitungan nilanya jauh berlipat kali ganda berbanding jarak masa kehidupan kita di dunia.

Malam Al Qadar adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan.

Bermunajatlah dengan penuh ketundukan dan kerendahan diri di hadapan Allah swt yang Maha Pemurah dan Maha Mengasihani.

Bersyukurlah kepada Allah jika hari ini kita masih diberikan nikmat kehidupan dan kesihatan yang baik kerana esok kita akan berada :

1.      Di liang kubur.
2.      Dalam kegelapan.
3.      Dalam kepungan cacing yang tidak mungkin dapat dielakkan.

Mudah-mudahan ada satu rakaat kita di malam-malam sepuluh hari terakhir ini yang dapat mendatangkan rahmat Allah swt kepada kita di saat itu.

Semoga ada tasbih, tahmid dan takbir yang kita lantunkan dapat memberikan keringanan kepada kita pada saat itu.

Berharaplah agar ada ruku’ dan sujud yang kita lakukan dapat melapangkan kesempitan kita di saat itu.
Rasulullah saw melakukan i’tikaf di masjid sepanjang sepuluh hari terakhir.

Itulah tradisi ibadah yang dilakukan baginda sampai ajal menjemput baginda sebagaimana hadith yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari :

“Adalah Rasulullah saw beri’tikaf di masjid pada setiap sepuluh hari terkahir bulan Ramadhan. Dan pada tahun wafatnya, Rasulullah saw melakukan i’tikaf di masjid selama 20 hari.”

Sesungguhnya malam itu :

a.       Sekarang berada di antara kita.
b.      Paling baik sepanjang tahun.
c.       Paling mulia di sisi Allah swt.

Marilah kita beribadah di malam itu dalam bentuk menghidupkan ketaatan dalam bentuk solat, zikir dan doa kerana nilainya lebih baik dari seribu bulan atau bersamaan dengan lapan puluh tiga tahun empat bulan.
Sabda Rasulullah saw :

“Barangsiapa melakukan qiyam di malam Al Qadar dengan penuh keimanan dan ihtisab (pada keridhaan Allah), diampunkan baginya dosa yang telah ia lakukan.”

Qiyam dalam hadith di atas dijelaskan oleh para ulama’ adalah melakukan amal-amal ketaatan dengan penuh iman.

Ihtisab dalam hadith di atas pula bererti benar-benar memohon keridhaan Allah dan pahalaNya semata-mata bukan untuk riya’ atau selainnya.

Siapakah di antara kita yang tidak mempunyai dosa wahai saudaraku?

Adakah di antara kita yang sedikit dosanya?

Siapakah di antara kita yang merasakan amal ibadah dan kebaikannya telah cukup dan berhak mendapatkan kasih sayang Allah swt?

Marilah kita katakan :

“Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf dan mencintai kemaafan. Maka maafkanlah aku.” (Hadith hasan sahih)

Menurut Ibnu Rajab, perintah memintakan maaf di malam Al Qadar dilakukan setelah seseorang bersungguh-sungguh beribadah di malam itu dan khususnya di sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan.

Ini adalah kerana menurutnya :

“Orang-orang ‘aarifiin’ (yang mengenal Allah) bersungguh-sungguh melakukan ketaatan tapi mereka tidak memandang kesolehan yang mereka lakukan samada perbuatan ataupun perkataan sedangkan mereka mengajukan permohonan maaf sebagaimana permintaan orang yang berdosa dan banyak melakukan kekurangan.”

Cubalah kita turut merasakan aura kehidupan para sahabat dan orang-orang soleh di saat mengisi hari-hari ini dengan memperbanyakkan bacaan Al Qur’an, berzikir dan solat, mudah-mudahan kita dapat turut merasakan sedikit mahupun banyak kenikmatan berada dalam suasana zikrullah.

Malik bin Dinar berkata :

“Tidak ada kenikmatan yang dirasakan nikmat oleh seseorang dari zikrullah dan tidak ada amal yang lebih membahagiakan dan membuat hati cerah melebihi zikrullah.”

Imam Ibnul Qayyim pernah bercerita tentang salah seorang gurunya iaitu Imam Ibnu Taimiyah, katanya :

“Suatu ketika aku bertemu dengan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam solat subuh. Kemudian ia duduk berzikir kepada Allah hingga mendekati separuh waktu siang dan menoleh kepadaku sambil mengatakan, ‘Ini makanan pagiku. Bila aku tidak makan pagi, kekuatanku akan hilang’.”

Ibnu Taimiyah juga menjelaskan tentang pentingnya seseorang untuk sentiasa dalam keadaan berzikir.

“Zikir itu bagi hati seperti fungsi air bagi ikan. Bagaimana keadaan ikan bila ia keluar dari air.?”

I’tikaf adalah kesempatan yang sangat luar biasa untuk berzikir dan memperbanyakkan solat. Di sinilah kita dapat menerapkan salah satu wasiat Rasulullah saw :

“Jadikan bibirmu sentiasa basah dengan zikrullah.”

Tidak ada kesibukan yang lebih mendominasi kehidupan orang yang beri’tikaf kecuali zikir dan ibadah.

Marilah kita kuatkan kesungguhan dan keseriusan kita dalam menghidupkan malam-malam ini dengan berdoa, solat, berzikir dan beristighfar.

Jangan membuang masa percuma untuk sekadar banyak bertukar cerita dengan sesama orang yang beri’tikaf.

Jangan sia-siakan waktu minit demi minit dan detik demi detik yang terus berjalan dan tidak pernah berhenti. Semuanya akan terus berjalan dan tidak akan pernah berulang.

Jadilah orang-orang yang kikir untuk beribadah sepertimana yang digambarkan tentang keadaan orang-orang yang soleh di mana mereka adalah orang-orang yang sangat kikir terhadap waktu hidupnya iaitu lebih kikir daripada kikirnya seseorang terhadap dirhamnya.

Jangan lupa untuk memperbanyakkan doa di malam-malam yang berharga ini.

Umar bin Al Khattab ra pernah berkata bahwa :

“Aku tidak memiliki obsesi agar doa itu dimakbulkan. Obsesiku hanyalah pada ucapan doa itu sendiri kerana apabila aku terinspirasi untuk berdoa, pengabulan doa itu pasti datang beriringan tatkala doa itu diucapkan.”

Sungguh benar perkataan Umar tersebut kerana memang tidak semua doa akan dimakbulkan, misalnya ada orang yang berdoa meminta ditimpakannya sesuatu yang tidak disukai kepada sesorang dengan alasan apapun, maka doa itu pasti tertolak kerana doa seperti itu adalah kesan dari kebencian dan permusuhan terhadap seseorang.

Namun doa adalah tulang sulbi kepada ibadah dan ia merupakan puncak keimanan dan menjadi rahsia di sebalik munajat yang disampaikan seorang hamba kepada Tuhannya.

Jika seuntai doa terpancar dari hati seorang hamba yang sedar terhadap Tuhannya dan mencintai apa yang dicintaiNya, maka doa itu pasti mendapat tempat di Arasy Allah swt.

Suatu ketika Umar bin Al Khattab ra duduk keletihan di atas tumpukan tanah dan kerikil setelah selesai berkeliling melihat keadaan rakyatnya dan peluh serta keringatnya masih jelas kelihatan di wajahnya lalu ia terduduk dan berkata :

“Ya Allah, usiaku sudah semakin uzur, tubuhku sudah semakin kurus kerana tua dan rakyatku kini semakin bertambah. Kembalikanlah aku kepadaMu dalam keadaan tidak menyia-nyiakan mereka dan dalam keadaan tidak termakan oleh fitnah. Tetapkanlah bagiku kematian sebagai syahid di jalanMu dan wafatkanlah aku di tanah RasulMu…”

Perhatikanlah bait-bait doa yang dipinta oleh Umar ra itu. Tidak panjang yang dipinta oleh Umat ketika itu. 

Tapi,

Adakah Umar meminta sesuatu urusan dunia di dalam doanya?

Adakah obsesi dan keinginan duniawi masuk dalam doa Umar kepada Allah swt?

Apakah yang diharapkan oleh Umar ra di dalam doa-doanya?

Umar hanya menyampaikan kepada Allah bahwa tubuhnya sudah tua renta dan usianya yang sudah uzur. Sementara di sudut lain, ia semakin menyedari kewajiban yang mesti ditunaikannya semakin banyak.

Umar menumpahkan perasaan hatinya itu kepada Allah swt dan meminta perlindungan Allah dari badai fitnah yang mungkin menimpanya dalam situasi seperti itu lalu ia memohon agar kematiannya adalah syahid di jalan Allah dan tempat wafatnya adalah di kota Madinah Al Munawwarah.

Indah sekali tujuan yang diinginkan oleh Umar ra dalam doanya dan mulia sekali perasaan yang tercurah dalam doa-doa Umar serta damai sekali kandungan makna cinta dan kerinduannya kepada Rasulullah saw hingga ia memohon agar jenazahnya berada tidak jauh dari jenazah Rasulullah saw yang mulia.

Inilah obsesi yang mulia yang dimiliki oleh Umar ra.

Ia memang tidak pernah sedikitpun bergantung kepada urusan harta dan dunia dalam hidupnya setelah menyatakan beriman kepada Allah dan Rasululah saw.

Kehidupannya amat sederhana dan sentiasa mementingkan orang lain dalam soal dunia.

Dialah khalifah yang begitu berhati-hati menjaga harta kaum Muslimin dengan mengatakan :

“Posisiku terhadap harta baitul mal tidak lebih dari orang yang menjaga harta anak yatim”.

Bait-bait doa yang diucapkan oleh Umar ra itu naik ke langit. Penggalan-penggalan permohonan  yang muncul dari hati seorang soleh yang sentiasa berkeliling untuk memperhatikan orang lain serta membahagikan cintanya kepada ramai orang itu diterima oleh Allah swt.

Seluruh permintaannya dimakbulkan oleh Allah swt. Ia sungguh-sungguh mati syahid kerana tikaman seorang fasiq di dalam masjid dan darahnya terpercik membasahi tanah Rasulullah saw.

Sesungguhnya kunci dimakbulkan doa itu ada pada bait-bait doa yang kita ucapkan itu.

Bait-bait doa yang diajar oleh Umar ra adalah bait-bait doa yang benar-benar mengutamakan keakhiratan dan bukan keduniaan kerana doa tentang keduniaan adalah tanda seseorang kurang memperhatikan akhirat manakala sebaliknya doa tentang keakhiratan sentiasa melampaui dunia yang menyebabkan dunia akan mengikuti akhirat.

Inilah yang difahami dari kata-kata Rasulullah saw :

“Barangsiapa yang berpagi-pagi dan akhirat menjadi obsesi terbesarnya maka Allah akan menghimpun seluruh keperluan untuknya dan menjadikan kekayaan ada di dalam hatinya lalu dunia akan mendatanginya dengan menunduk dan barangsiapa yang dunia menjadi obsesi utamanya, maka Allah akan memadamkan impiannya dan menjadikan kemiskinan di depan matanya dan dunia tidak akan mendatanginya kecuali apa yang sudah ditetapkan untuknya.” (HR Tirmizi)

Berbahagia dan bersyukurlah dengan keadaan ini dan perhatikan bagaimana dalamnya makna ucapan Umar ra ketika ia mendapat ilham untuk berdoa dan pengabulan doa tersebut beriringan ketika ia mengucapkan doa.

Maka, tanamkanlah obsesi akhirat di sini dan di dalam hati dan dada kita.

Bersihkan sedikit demi sedikit dominasi dunia yang sudah lama menjadi raja dalam hati kita.

Letakkanlah pandangan akhirat di sini iaitu di dalam kelopak mata kita.

Hamparkanlah perjalanan menuju akhirat di sini iaitu di hadapan setiap langkah kaki kita.

Marilah menjadi manusia-manusia akhirat dan bukan manusia-manusia dunia kerana inilah yang diungkapkan oleh Ibnul Qayyim :

“Jika hanya Allah yang kamu tuju, maka kemuliaan akan datang dan mendekat kepadamu serta segala keutamaan akan menghampirimu. Kemuliaan sifatnya mengikut. Ertinya, jika kamu menuju Allah, kemuliaan akan mengikutimu. Tapi jika kamu hanya mencari kemuliaan, Allah akan meninggalkanmu. Jika kamu telah menuju Allah kemudian tergoda untuk mencari kemuliaan selain bersama Allah, maka Allah dan kemuliaanNya akan pergi meninggalkanmu.”

Marilah di saat-saat akhir hari-hari Ramadhan yang mulia ini, kita bermunajat dan mengharapkan apa yang ada di sisi Allah swt melebihi apa yang ada pada kita dan yang dikurniakan Allah kepada kita sehingga kemuliaan akan datang mendekati dan merapati diri kita setelah kita berusaha sedaya upaya mengisi sebulan bulan Ramadhan ini serta sepuluh hari akhirnya dengan tetap bermunajat di mihrab memohon keampunan dari dosa-dosa kita dan keselamatan dari azab api neraka di akhirat kelak.

Ya Allah, terimalah puasa kami di bulan Ramadhan ini dan amal-amal soleh kami yang kami lakukan di bulan yang mulia ini serta perkenankanlah segala permintaan kami di setiap saat di dalamnya. Jadikanlah munajat kami di kesunyian malam benar-benar dapat menyelamatkan kami dari azab api neraka  dan mendapat perlindungan dariMu serta mendapat syurga Firdausmu dalam keadaan dikumpulkan bersama dengan kedua ibubapa kami yang telah meninggalkan kami namun sentiasa menunggu kedatangan kami.

Ameen Ya Rabbal Alameen
WAS      

Labels: Renungan Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook

Leave a Reply

Newer Post Older Post
Subscribe to: Post Comments (Atom)

Yang Setia

Pautan

  • Muharikah
    Antara dua pilihan
    3 years ago
  • Angel Pakai Gucci!
    Doa Itu Bom Nuklear Bagi Orang Mu'min!
    5 years ago
  • Majalah Jom!
    Isu 45: ALAMAK, AKU SALAH PILIH! (EDISI ISTIMEWA)
    9 years ago
  • دعوتنا DAKWATUNA -dakwahkite-
    Di antara Kefahaman dan Pelaksanaan (Sudut Pandang Parti Kebebasan dan Keadilan FJP – Mesir)
    10 years ago
  • ZADUD-DUAT
    Wahai Ikhwah, Persaudaran adalah rahsia kekuatan anda
    11 years ago
  • Popular
  • Recent
  • Archives
 

Diri Ini

My photo
WAS
Blog ini memaparkan bahan-bahan bacaan dan artikel yang boleh meningkatkan ilmu dan kefahaman Islam anda..
View my complete profile

Blog Ini Menarik??

Yang Paling Digemari

  • Tsabat Memenangkan Dakwah
    ‘ Tsabat ’ bermakna teguh pendirian dan tegar dalam menghadapi ujian serta mehnah di jalan kebenaran. Ia merupakan benteng bagi seorang ak...
  • Memohon Dari Al Jabbar
    Seringkali manusia terjebak oleh pemikirannya sendiri dan merasa mampu untuk merancang segala sesuatu. Padahal tidak ada kekuatan dalam d...
  • Menjelmakan Makna Tarbawi
    Sehingga ke saat ini Allah swt masih memberikan rahmat kepada kita melalui hidayah, iman, Islam serta dakwah dan tarbiyah. Sungguh, n...
  • Melahirkan Murabbi Yang Berjaya
    Proses tarbiyah adalah suatu pekerjaan yang sangat berat dan tidak mudah kerana tarbiyah bererti: 1. Mempersiapkan manusia. 2. Membentuk d...
  • Kepentingan Intima' Jamai'e
    Sebuah Jamaah yang berjuang untuk : 1.       Mengembalikan manusia pada penghambaan kepada Allah swt semata-mata. 2.       Mengemba...

Arkib

  • ►  2017 (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2016 (4)
    • ►  September (2)
    • ►  March (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2015 (39)
    • ►  November (1)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (3)
    • ►  July (1)
    • ►  June (5)
    • ►  May (6)
    • ►  April (6)
    • ►  March (6)
    • ►  February (2)
    • ►  January (5)
  • ►  2014 (42)
    • ►  November (5)
    • ►  October (4)
    • ►  August (4)
    • ►  July (1)
    • ►  June (9)
    • ►  May (8)
    • ►  April (4)
    • ►  February (3)
    • ►  January (4)
  • ▼  2013 (72)
    • ►  December (1)
    • ►  November (5)
    • ►  October (4)
    • ►  September (5)
    • ▼  August (6)
      • Belajar Dari Musibah Mesir
      • Mehnah & Tribulasi Sunnah Allah
      • Tribulasi Di Mesir
      • Pertahankan Nilai Ramadhan
      • Tetap Bermunajat Di Mihrab
      • Rahsia Kekuatan Puasa
    • ►  July (5)
    • ►  June (7)
    • ►  May (5)
    • ►  April (7)
    • ►  March (7)
    • ►  February (9)
    • ►  January (11)
  • ►  2012 (163)
    • ►  December (8)
    • ►  November (9)
    • ►  October (9)
    • ►  September (9)
    • ►  August (6)
    • ►  July (12)
    • ►  June (9)
    • ►  May (15)
    • ►  April (16)
    • ►  March (18)
    • ►  February (24)
    • ►  January (28)
  • ►  2011 (93)
    • ►  December (24)
    • ►  November (69)

Susunan

  • Akhlak (6)
  • Aqidah (17)
  • Dakwah (73)
  • Fikrah (74)
  • Ilmu (38)
  • Motivasi (10)
  • Muslimah (3)
  • Mutiara Hikmah (12)
  • Mutiara Hikmah Para Duat (21)
  • Mutiara Hikmah Ramadhan (3)
  • Renungan (31)
  • Ruhiyah (8)
  • Tarbiatuna (5)
  • Tarbiyah (34)
  • Tausiyah (31)
  • Tokoh (8)
  • Uslub (11)
  • Video (29)

Panji Islam

Asmaaul Husna

Kalam Hikmah

Coretan Anda

Pengunjung

Free CountersFree CountersFree CountersFree CountersFree Counters

Detik Kehidupan

Hari Ini

Waktu Solat

Pelawat


widgets

Selamat Melayari

  • NEW POSTS
  • COMMENTS
  • flickr

    Get your Flickr ID!
 
 
© 2011 Tinta Perjalanan | Designs by Web2feel & Fab Themes

Bloggerized by DheTemplate.com - Main Blogger