Dunia pendakwah bukan semata-mata dunia retorik dan permainan kata-kata, tetapi ianya adalah dunia pergerakan yang penuh bergelora dan bersifat dinamik yang membawa misi besar untuk perubahan yang penuh dengan halangan dan rintangan.
Dunia pendakwah adalah dunia besar yang tidak hanya mengubah wajah peribadi tapi juga mengubah wajah umat manusia dan bahkan wajah dunia juga.
Ruang lingkup dunia pendakwah :
- Tidak semata-mata berbicara tentang agama malah berbicara tentang semua persoalan sehingga menghadirkan peradaban baru yang menakjubkan.
- Tidak hanya menangani isu berskala lokal tapi juga antarabangsa dan sejagat.
- Tidak hanya berbicara dengan wilayah dunia semata-mata tetapi juga berbicara nun jauh melangkaui sehingga ke wilayah akhirat.
Dunia pendakwah adalah dunia luas yang menembusi waktu serta melintasi jarak dan zaman yang teramat panjang.
Jika pekerjaan dunia menuntut kita bersikap teliti dan sempurna maka kerja dakwah yang janji kebaikannya tidak terhitung sudah tentunya menuntut kerja yang lebih bersungguh-sungguh dan profesional.
Jika dalam menyembelih binatang yang dianggap persoalan ringan itupun, kita diminta bersikap teliti sebagaimana disebut dalam sebuah hadis Nabi :
“…maka jika kamu menyembelih, sembelihlah dengan penuh ketelitian (itqan)”
Berdasarkan kaedah di atas, maka dakwah yang wilayah garapannya mencakupi dunia dan akhirat tentunya kita diminta bersikap lebih teliti dan serius lagi.
Usaha dakwah yang bersungguh-sungguh dari sudut kerja duniawi adalah bagaimana kita berusaha untuk menyiapkan segala perbekalan secara optimum meliputi berbagai sudut keilmuan yang :
- Berkait dengan ilmu-ilmu syariat.
- Berkait dengan ilmu-ilmu kejiwaan.
Selain itu persembahannya juga dibuat secara rapi dengan penggunaan segala kemudahan teknologi dan media secara optimum untuk memastikan penyampaian nilai-nilai yang tinggi pada objek dakwah.
Ketelitian secara ukhrawi ialah bagaimana kita berusaha untuk membersihkan niat kita agar
- Sentiasa mencari ridha Allah swt sehingga pengorbanan dan perjuangan menjadi nikmat yang tidak terbayang.
- Menyelaraskan kata-kata dengan perbuatan sehingga cahaya kebenaran mampu menembusi kegelapan hati yang paling dalam.
Dakwah yang bersungguh-sungguh yang dihiasi dengan sikap ketelitian adalah dakwah yang layak untuk mendapat pertolongan dan kemenangan.
Pendakwah hakiki benar-benar memahami dunianya.
Dunia pendakwah difahaminya sebagai :
- Dunia perjuangan dan pengorbanan.
- Dunia memberi bukan meminta.
- Dunia panjang tanpa batas.
- Dunia curam yang dipenuhi berbagai tipu muslihat.
Namun pendakwah hakiki memahami betul bahwa pengorbanannya di jalan dakwah tidak akan pernah hilang tanpa perhitungan.
Hanya pendakwah hakiki yang mampu memahami dakwah sementara mereka yang ingin mendapat nikmat kehidupan dari dakwah tidak akan pernah merasai manisnya dakwah dan perjuangan meskipun memiliki dunia dari hasil dakwahnya.
Pendakwah hakiki :
- Tidak pernah mengeluh kerana beratnya bebanan.
- Tidak pernah sedih kerana sedikitnya hadirin dan sepinya sanjungan.
- Tidak pernah kecewa kerana tidak ada sambutan dan hidangan.
- Tidak pernah putus asa kerana lama dan panjangnya perjuangan.
Bekerja dan terus bekerja begitulah slogannya, dijejaknya jalan-jalan perkampungan di tengah-tengah teriknya mentari dan gerimis hujan, menyeru dan memanggil umat agar kembali kepada kebenaran tanpa pernah menampakkan wajah keletihan dan penampilan kesedihan.
Pendakwah hakiki, walau ke hujung gunungpun dia akan datang memenuhi undangan meskipun tanpa jemputan.
Pendakwah hakiki rela bergadang hingga larut malam membuat projek-projek besar untuk penyelamatan ummah di tengah-tengah lelapnya masyarakat dalam keterlenaan.
Pendakwah hakiki rela mengorbankan apa yang dimiliki demi kebaikan umat dan lingkungannya.
- Semakin panjang jalan yang ditempuh, semakin nikmat dirasakan.
- Semakin berat medan yang dihadapi, semakin membuat dirinya tegak berdiri.
- Semakin besar pengorbanan yang diberi, semakin membahagiakan.
Meskipun dalam perjalanannya ia memerlukan pembiayaan, dia tidak pernah menampakkan wajah mengharap dan belas kasihan kepada umat, bahkan ketika diberi, dia mampu berkata :
“Sesungguhnya aku tidak meminta upah kepada kamu, upahku hanya dari Allah swt”.
Senandung bahagia sebegini sentiasa terlantun dari lisannya ketika kelalaian dunia mengekangnya maka dia berucap :
“Kami pendakwah sebelum segala sesuatu”
Ketika keletihan dirasa, dia berucap :
“Kami sekelompok kaum yang merasai nikmat dengan keletihan dakwah”
Ketika kelesuan berdakwah dirasa, dia berucap :
“Tidak akan mulia suatu kaum yang meninggalkan dakwah dan memburu dunia”.
Meskipun dari segi ekonomi, kehidupannya cukup sederhana bahkan sering mengalami kekurangan, namun dia berani berkata dengan lantang :
”Jika orang-orang seperti kita, bukan jika kita seperti orang-orang.....”.
Kemuliaan pendakwah hakiki tidak pernah pudar meskipun :
- Wang tiada.
- Rumah hanya menyewa.
- Pakaian sederhana.
- Makan seadanya.
- Berjalan beralaskan kasut yang mungkin sudah lusuh.
Bahkan ditengah-tengah kesukarannya, dia mampu memberi, kerana dia faham :
- Siapa yang menghidupkan dakwah, dia akan mulia.
- Siapa yang mencari kehidupan dari dakwah, akan hina.
Ketika dia tidak mampu memberi, maka cucuran air mata kesedihan tidak dapat lagi dibendung kerana merasai tertinggal dalam memenuhi panggilan kebaikan.
Sebahagian orang :
- Merendah-rendahkan mereka.
- Menganggapnya aneh.
- Mencelanya.
- Memfitnahnya.
- Menggertaknya.
- Menyiksanya.
- Mengusirnya.
- Membunuhnya.
Namun dia tidak pernah peduli.
Pendakwah hakiki memahami bahwa itulah jalan suci, jalan yang dirintis oleh para Nabi.
Perjuangan panjang yang :
- Dimulai dengan keikhlasan.
- Disemai dengan kesabaran.
- Disirami dengan istiqamah.
- Dipupuk dengan pengorbanan.
- Dirawat dengan doa dan munajat.
Akhirnya membuahkan suatu harapan.
Mungkin perlahan pada mulanya namun pasti, pohon dakwah nan indah ini akan menampakkan hasil tempaannya apabila setiap anggota masyarakat mulai sedar dari buaian mimpi mereka.
Mereka yang sedar merasa gelisah ketika berdiam diri melihat kehinaan yang berlaku di dalam masyarakat. Mereka bahu membahu memperkuatkan barisan, mengajak dan menyeru semua kalangan untuk memperkuatkan perjuangan.
Apabila pohon dakwah semakin besar, para tokoh mula ingin turut serta di dalamnya. Sambutan kemenangan tidak hanya di bandar bahkan di daerah dan seluruh pelosok desa, dakwah memperlihatkan wajah segarnya.
Pada ketika itulah para pendakwah mulai dikenali, bahkan :
- Menjadi terkenal.
- Dirinya mula dijadikan pusat rujukan dan perundingan.
- Saranan dan pendapatnya didengar.
- Fatwanya dipatuhi.
- Keputusannya dituruti.
- Semua orang menaruh hormat kepadanya.
- Kagum khalayak ramai dibuatnya ketika mendengar taujihatnya.
- Tanpa terasa, kadang-kadang air mata orang ramai meluncur deras demi mendengar sentuhan tausiyahnya.
- Organisasinya kian hari kian besar.
- Sanjungan dan pujian tidak pernah putus terlontar meskipun ia tidak meminta.
- Pengaruhnya mula menguasai masyarakat awam.
- Semua kalangan meletakkan kepercayaan kepadanya agar ia membawa misi perubahan.
- Bukan hanya rakyat jelata yang menaruh harapan.
- Sebahagian birokrat dan penjawat awam akan cuba mendekatinya.
Dunia yang dahulunya telah :
- Menaklukkan Qarun.
- Membuatkan ahlul badar khilaf.
- Menyebabkan ahlul uhud tercerai berai.
Maka dunia yang sama ini tidak akan pernah membiarkan seorang pejuang untuk lepas dari perangkap pesonanya.
Adakah seorang pendakwah itu tetap menjadi
- Pendakwah hakiki
atau menjadi
- Pendakwah dunia.
Hanya waktu yang akan membuktikannya.
Apakah dia menjadi
- Pejuang aqidah
atau
- Pejuang kepentingan.
Dunia dahulu dan dunia kini masih sama kekuatannya untuk menipu dan mengelabui pewaris Nabi.
Adakah pendakwah mampu belajar dari pengalaman atau tidak?
Namun sebahagian dari kita sering belajar dari pengalaman bahwa :
‘Kita tidak belajar dari pengalaman.’
Andaikata kemenangan menjadikan pendakwah :
- Lebih dekat kepada Penciptanya.
- Lebih bersyukur.
- Lebih bertambah sifat tawadhu’nya.
- Lebih meridhai kesusahan perjuangannya.
- Semakin dekat dengan Allah swt.
Maka ketahuilah bahwa ciri-ciri tersebut memang layak dimiliki oleh pendakwah hakiki.
Namun, jika yang berlaku adalah sebaliknya maka ia telah berubah menjadi pendakwah dunia, Na’udzubillahi min zalik……
Ya Allah, jadikanlah dunia ini sebagai ladang dakwah kami sehingga kami berusaha, beramal dan berdakwah semata-mata mengharapkan keridhaanMu. Jauhkanlah diri kami dari dikuasai oleh dunia dan segala penghasilannya kerana kami khuatir bahwa dunia yang sepatutnya menjadi ladang dakwah kami akan mengubah niat dan matlamat kami sehingga menukarkan peribadi pendakwah menjadi pendakwah dunia.
Ameen Ya Rabbal Alameen
WAS