Zikir adalah tali perhubungan antara Allah dengan seorang hamba. Barang siapa yang mengingati Allah maka Allah akan mengingatinya.
Barang siapa yang melupakan Allah maka Allah juga akan :
- Melupakannya.
- Membiarkannya larut, hanyut dan tenggelam dalam kealpaan yang panjang.
- Membiarkannya larut dalam kegelapan hati dan kekeruhan ruhani.
- Membiarkannya hanyut dalam kekerasan hati dan ketulian kalbu.
“Maka, ingatlah kamu kepadaKu niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepadaKu, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)Ku.” (QS Al-Baqarah : 152)
Kita perlu mengingati Allah kerana kita memang memerlukanNya. Allah tidak perlu agar kita mengingatiNya tetapi kitalah yang berhajat kepadaNya.
Mengingati Allah adalah refleksi syukur kita sedangkan melupakanNya adalah ungkapan nyata kekufuran kita.
“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.” (QS Ali Imran : 135)
Setiap kita pasti tidak terlepas dari kealpaan dan setiap kita juga pasti pernah lalai kerana ianya adalah sebagai sifat asas yang melekat dalam diri kita masing-masing.
Namun sebaik-baik manusia yang melakukan kesalahan adalah yang segera kembali ke akar penciptaannya dan akar fitrah yang juga melekat pada dirinya.
Segeralah :
a. Zikir dan ingat pada Allah.
- Memohon ampunanNya.
- Mengemis belas kasihNya.
- Meratapi dosa-dosa di depan kasih sayangNya.
Ini adalah kerana kita perlu sedar bahwa hanya Allah yang Maha Lapang rahmatNya, Yang Maha Kasih. RahmatNya lebih luas daripada kemurkaanNya.
“(Iaitu) orang-orang yang mengingati Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS Ali Imran : 191)
Orang-orang yang berakal akan sentiasa :
- Mengingati Allah.
- Merapatkan diri ke hadratNya.
- MerindukanNya.
- Merasa asyik bersamaNya.
Dia akan sentiasa ingat dan zikir kepada Allah dalam segala keadaaanya, dalam segala hal dan waktunya, seluruh lorong waktunya terasa dengan zikir padaNya.
Ketika berdiri dia ingat Allah, saat duduk dia ingat Allah, saat berbaringpun dia ingat Allah. Dia dekat dengan Allah, dengan asma’-asma’Nya, dengan kekuasaanNya, dengan kehendak dan iradahNya. BagiNya, Allah adalah segalaNya, di atas segala cintanya, termasuk terhadap dirinya sendiri.
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk solat mereka berdiri dengan malas.Mereka bermaksud riya’(dengan solat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.’ (QS An-Nisaa' : 142)
Perkara yang sebaliknya berlaku kepada orang munafik yang hanya mengingati Allah dengan kadar yang sangat sedikit, meskipun dia mengingati Allah maka dia akan lakukan ketika berada di tengah khalayak manusia kerana ingin mendapat puji-pujian dan penghargaan dari tindakannya.
Namun hatinya sepi dan nuraninya kosong dari zikir yang hakiki. Berdirinya adalah kemalasan dalam mengingati Allah, solatnya dilakukan dengan rasa keterpaksaan dan berat.
Dia bukan ingin pujian dari Allah namun ingin pujian dari manusia. Riya' menjadi selimut jiwanya sehingga manusiapun dapat merasakannya.
Radar keimanan orang yang bertaqwa akan sentiasa bergetar kuat apabila ada :
a. Bisikan jahat yang akan menghancurkan dirinya.
- Menenggelamkan dirinya dalam maksiat kepada Allah.
Radar keimanan yang sedemikian aktif menyantap ‘virus-virus’ jahat yang mungkin menjangkiti dirinya. Radar keimanannya menyala tatkala ada serbuk dosa ditebarkan untuk meracuninya.
“Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa apabila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.”(QS Al-A'raaf : 201)
Kejernihan hatinya mampu :
- Menyingkap kesalahan apa yang dia lakukan ketika itu.
- Membetulkan kekeliruan apa yang sedang mengintai dirinya.
- Mengenalpasti kejahatan apa yang sedang dipanahkan kepadanya.
Nuraninya menjadi begitu tajam berkat zikirnya yang selama ini dia panjatkan kepada Allah swt.
“Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.”(QS Al-A'raaf : 205)
Manusia yang bertaqwa akan sentiasa berzikir dalam hatinya dengan :
a. Perasaan rendah diri.
- Perasaan yang tidak berdaya di hadapanNya.
- Perasaan takut menyelimuti jiwanya.
Suaranya rendah dalam gema zikirnya yang menyala dalam hatinya di pagi hari dan petang, di ubun-ubun siang dan di jantung malam. Gema zikirnya membumbung tinggi menyentuh ‘Arash Ar Rahman’.
Suara sunyinya sedemikian lantang di tengah para malaikat dan sedemikian nyaring di tengah gemuruh tasbih malaikat yang mengelilingi Baitul Makmur.
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gementarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (kerananya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.” (QS Al-Anfaal : 2)
Gementar hati mereka manakala nama Allah disebut, zikir segera meluncur dari mulutnya membasahi lidahnya dan memenuhi dadanya. Iman mereka melonjak tatkala ayat-ayat Allah dikumandangkan dan dialunkan.Tawakkal menjadi hiasan hidupnya, memagari setiap gerakannya.
“(Iaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingati Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allahlah hati menjadi tenteram.” (QS Ar-Ra'd : 27)
Dalam zikir mereka ada taubat yang muncul kerana keimanannya kepada Allah. Hati mereka merasa damai, tenteram dan lembut dalam derasnya zikir yang mengalir dari samudera keimanannya. Ketenteraman menghiasi hidupnya, melitupi ruang jiwanya, mengisi kekosongan hatinya. Dia damai dalam zikirnya dan tenteram saat mengingati Allah.
“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridaanNya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (kerana) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.” (QS Al-Kahfi : 28)
Manusia yang sering berpaling kepada dunia akan mabuk di dalamnya dan hanyut di bawa arusnya kerana zikir tidak mengalir deras dari hatinya melalui gelombang lisannya.
Manusia akan silau dengan dunia apabila zikir menjadi sepi dari bibirnya.
Maka orang-orang bertaqwa akan sentiasa memilih teman dan kawan yang sentiasa menyeru Tuhannya pagi dan petang kerana dia sedar bahwa teman yang baik akan :
- Menghantarkannya pada kebaikan.
- Menggiringnya menuju syurga Tuhan.
- Menghindarkannya dari godaan syaitan.
- Menghindarkannya dari neraka Jahanam.
Kecerdasan memilih teman akan menyelamatkannya manakala kelalaian dalam berteman akan mencelakakannya.
“Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan solat, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang.” (QS An-Nuur : 37)
Manusia yang berzikir tidak akan pernah dilalaikan oleh :
a. Perniagaan mereka.
- Jawatan mereka.
- Tugas-tugas harian mereka.
- Anak-anak mereka.
- Harta-harta mereka.
Ini adalah kerana dia telah :
1. Mengikatkan dirinya dengan langit.
- Menyambungkan jiwa dengan Penguasa langit dan bumi.
Jiwanya sentiasa mempersiapkan diri untuk suatu "Pertemuan Besar" di Padang Mahsyar tatkala semua :
- Perbuatannya akan ditanya.
- Ucapannya akan dipersoalkan.
- Tindakannya akan diminta pertanggungjawaban.
ketika hati mengalami goncangan yang besar dan saat jiwa dirasuki ketakutan.
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu contoh tauladan yang baik bagimu (iaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS Al-Ahzaab : 21)
Manusia yang berzikir akan mampu meneladani Rasulullah saw dalam semua :
- Tingkah lakunya.
- Derap langkahnya.
- Paradigma berfikirnya.
Rasulullah saw menjadi idolanya serta kiblat perilaku moralnya kerana dia sentiasa mengingati Allah dan zikir sentiasa berkobar menyala di jantung hatinya.
Dia akan sentiasa ingat firman Allah swt :
“Wahai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.” (QS Al-Ahzaab : 41)
Dia sentiasa mampu memperbesarkan gelombang zikirnya dalam suasana :
a. Sepi dan ramai.
- Suka dan duka.
- Susah dan senang.
“Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (iaitu) Al Qur'an yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gementar kerananya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingati Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barang siapa yang disesatkan Allah, maka tidak ada seorang pun pemberi petunjuk baginya.” (QS Az-Zumar : 23)
Kulit manusia yang berzikir akan bergetar apabila ayat-ayat Allah yang mulia itu :
1. Dikumandangkan.
- Dialunkan.
- Dilantunkan.
Namun tenanglah mereka di saat mengingati Allah.
Kitab Allah yang melahirkan kedamaian, ketenangan dan kesejukan jiwa serta ubat bagi para pembacanya. Jiwa raga yang diselimuti Al Qur’an akan terasa sedemikian kuat, kukuh dan teguh kerana mata air hikmahnya mengandungi ubat mujarab yang memberikan ketenangan.
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingati Allah. Barang siapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi.” (QS Al-Munafiqun : 9)
Kerugian akan menimpa manusia-manusia yang lupa Allah kerana anak-anak mereka.
Kerugian akan menimpa manusia-manusia yang tidak menjadikan zikir sebagai agenda hidupnya.
Allah swt memperingatkan orang-orang beriman agar mereka tidak lupa kepada Allah gara-gara anak-anak mereka dan limpahan harta mereka.
Allah memperingatkan perkara ini kerana harta itu sering menarik kepada tindakan yang melupakan Allah dan anak-anak sering pula melalaikan kita daripada mengingati Allah.
“Sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadahlah kepadaNya dengan penuh ketekunan.” (QS Al-Muzzammil : 8)
“Dan sebutlah nama Tuhanmu pada (waktu) pagi dan petang.” (QS Al-Insaan : 29)
Mari kita gemakan zikir kita :
a. Di nafas subuh.
- Di ubun siang.
- Di remang senja.
- Di jantung malam.
Kerana dalam zikir itu ada banyak manfaat :
Zikir kita akan :
1. Mengusir, melindungi diri dan menghancurkan syaitan.
- Membuat Allah ridha dan syaitan murka.
- Menghilangkan kerisauan, gelisah, gundah gulana dan menghadirkan ketenangan.
Dengan zikir :
- Segala keburukan akan menghilang.
- Kalbu menjadi kuat.
- Badan menjadi sihat.
- Dapat memperbaiki yang lahir dan batin.
- Wajah terang dan bersinar.
- Rezeki menjadi mudah.
- Ada kewibawaan yang mengelilingi dirinya.
- Ada ketenangan yang menjalar di segala arah.
Dalam gema zikrullah :
1. Istiqamah akan kukuh.
- Kebenaran akan menghampiri.
- Muraqabah akan tinggi.
- Ihsan akan terangkul.
- Iman akan meneguh.
- Taubat terus menjalar.
- Inabah akan merayap.
- Taqarrub menjadi mudah.
- Makrifat menjadi terbuka.
- Khashyah akan berkilauan.
Zikir adalah makanan ruhani sebagaimana zat makanan adalah makanan bagi tubuh.
Ia adalah :
a. Pembersih jiwa.
- Penjernih hati.
- Pengusir lalai.
- Penakluk syahwat.
- Cahaya bagi kegelapan jiwa.
- Pelebur dosa.
- Pelenyap duka nestapa.
Gema zikrullah akan mendatangkan sakinah, malaikat akan menaungi dengan sayap-sayap yang terbentang. Ia akan membuatkan teman duduknya tenteram. Ia adalah tanaman syurga yang akan dipetik oleh orang yang rajin menyiramnya.
Gema zikrullah mencegah kelupaan dan mengatasi kelalaian. Hatinya sentiasa menatap akhirat dan mengabaikan dunia. Ia adalah asas dan puncak syukur.
Zikir adalah api yang aktif bekerja melenyapkan sisa-sisa dosa kita serta menghilangkan noda-noda kejahatan kita. Gunung, langit, bumi dan alam semesta selain syaitan durjana bangga dengan zikir-zikir manusia.
Dalam gema zikrullah ada :
1. Kelazatan yang luar biasa.
- Kenikmatan yang tiada tara.
Gema zikrullah yang terus menyala yang akan menjadi saksi bahwa kita benar-benar mencintai Yang Maha Kuasa. Dalam kobarannya, kita masuk dengan damai dan tenteram ke hadhrat pengampunan Allah swt.
Ya Allah, sesungguhnya kami memahami bahwa dunia ini terkutuk dan terkutuk apa-apa yang ada di dalamnya, kecuali mengingati Allah dan apa-apa yang menyertainya serta penyebar ilmu dan penuntut ilmu. Maka jadikanlah kami orang-orang yang sentiasa berzikir dan mengingatiMu dalam apa keadaan dan suasana sekalipun kerana semua makhluk ciptaanMu kecuali syaitan tidak pernah lalai dan leka dari berzikir mensucikanMu, memujiMu, membesarkanMu dan mengesakanMu.
Ameen Ya Rabbal Alameen
WAS