Dalam
setiap ibadah, pasti terkandung hikmah yang luar biasa berupa manfaat atau
kandungan positif yang muncul di dalamnya di samping makna yang tersirat yang
terkandung di dalam sebuah peristiwa.
Lebih-lebih
lagi jika ianya merupakan ibadah dalam Islam di mana selain ia merupakan bentuk
pengabdian dan kepasrahan kepada Allah swt, ia juga merupakan proses pembinaan
diri, peningkatan kualiti keimanan dan ketaqwaan kepada Allah swt.
Jika kita merenung akan ibadah Haji yang dilaksanakan saban
tahun oleh umat Islam dari seluruh pelosok bumi, ia sebenarnya adalah suatu
kembara rohani yang berkait rapat dengan perubahan kerohanian para jamaah yang
menunaikannya.
Menurut Syeikh Said Hawwa dalam kitabnya ‘Al-Islam’,
ada beberapa perubahan kerohanian yang akan dirasai oleh setiap jamaah Haji.
PERTAMA : IBADAH HAJI ADALAH SIMBOL KEPASRAHAN SEPENUHNYA KEPADA ALLAH SWT
Perjalanan ibadah Haji, mulai dari
manasik hinggalah kepulangan kita ke tanah air menyimpan beribu kenangan indah.
Sebuah kepuasan rohani bagi
seseorang manusia yang mendekatkan diri kepada Allah swt dan hasilnya Allah
akan memberi kenikmatan ibadah tersebut kepada para hambaNya.
Sebagaimana yang kita telah maklum bahwa ibadah haji mengajar kita ketaatan secara mutlak, tanpa melihat kandungan maknanya, kepada perintah Allah swt yang disampaikan kepada Rasulullah saw.
Sebagaimana yang kita telah maklum bahwa ibadah haji mengajar kita ketaatan secara mutlak, tanpa melihat kandungan maknanya, kepada perintah Allah swt yang disampaikan kepada Rasulullah saw.
Thawaf,
wuquf, sa'ie, melontar jamarah, tahallul dan lain-lain amalan haji, hanyalah
simbol-simbol ketaatan seorang hamba kepada perintah Allah tanpa tawar menawar.
Ia juga merupakan simbol pertautan hati kita dengan Nabi Ibrahim as dengan cara menghidupkan syiarnya dan mengelilingi ka'abah yang dibangunkan oleh baginda.
Ia juga merupakan simbol pertautan hati kita dengan Nabi Ibrahim as dengan cara menghidupkan syiarnya dan mengelilingi ka'abah yang dibangunkan oleh baginda.
Selain
itu, haji juga merupakan simbol bagi kesatuan umat seluruh dunia tanpa membezakan
jenis suku bangsa, negara dan warna kulit sedangkan kesatuan kaum Muslimin
terbentuk oleh kesatuan akidah dan syariatnya.
KEDUA : IBADAH HAJI ADALAH PENERAPAN SECARA NYATA BERBAGAI PRINSIP ISLAM
KEDUA : IBADAH HAJI ADALAH PENERAPAN SECARA NYATA BERBAGAI PRINSIP ISLAM
Ia adalah
aplikasi secara konkrit dari ‘Ukhuwah Islamiyah’, di mana setiap
orang ketika melaksanakan Haji merasai bahwa dirinya adalah saudara bagi sesama
Muslim seluruh dunia.
Ia juga aplikasi secara nyata dari makna persamaan darjat berbagai bangsa tatkala mereka memeluk Islam sebagaimana firman Allah swt :
“Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS Al-Hujurat : 13)
Ibadah Haji itu telah menjadi medium yang paling sesuai untuk mempertemukan berbagai bangsa Muslim di dunia.
KETIGA : HAJI ADALAH MEDAN PEMBINAAN UNTUK MENGHANTARKAN MUSLIM MENUJU DARJAT YANG TERTINGGI
Dengan Haji, seseorang hamba belajar sambil melatih kesabaran.
Ia juga aplikasi secara nyata dari makna persamaan darjat berbagai bangsa tatkala mereka memeluk Islam sebagaimana firman Allah swt :
“Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS Al-Hujurat : 13)
Ibadah Haji itu telah menjadi medium yang paling sesuai untuk mempertemukan berbagai bangsa Muslim di dunia.
KETIGA : HAJI ADALAH MEDAN PEMBINAAN UNTUK MENGHANTARKAN MUSLIM MENUJU DARJAT YANG TERTINGGI
Dengan Haji, seseorang hamba belajar sambil melatih kesabaran.
Bukankah dalam
salah satu hadits Nabi saw menyebutkan bahwa :
"Jihad yang paling utama adalah
haji mabrur"? (HR Bukhari)
Dengan Haji,
kehidupan kita akan sentiasa dalam suasana ibadah; bersikap ramah dan kasih
sayang kepada sesama mukmin serta mampu mengendalikan emosi dan nafsu.
Selain
itu, orang yang melaksanakan ibadah Haji juga bererti :
- Memahami hakikat ubudiyah kepada Allah.
- Berinfak fi sabilillah tanpa mengharapkan apa-apa imbalan.
- Mengagungkan sesuatu yang diagungkan Allah.
- Merendahkan sesuatu yang direndahkan oleh Allah swt.
KEEMPAT
: HAJI DAPAT MEMBANGKITKAN BERBAGAI PERASAAN DAN SIKAP PADA JIWA MANUSIA
Dalam
amalan ibadah haji, seseorang jamaah menelusuri jejak perjalanan Nabi Ibrahim
as.
Maka,
ibadah haji juga bererti mengenang kembali perjalanan hidup generasi masa lalu
yang pernah hidup di tempat itu, sekaligus menyambung kerohanian kita dengan
mereka dalam ikatan akidah dan perhambaan kepada Allah swt.
KELIMA : PADA IBADAH HAJI TERDAPAT NILAI DAN PELAJARAN YANG TIDAK TERHINGGA
KELIMA : PADA IBADAH HAJI TERDAPAT NILAI DAN PELAJARAN YANG TIDAK TERHINGGA
Di dalam
setiap amalan Haji terkandung berbagai pelajaran dan makna.
Jika manusia
menyedari, Haji akan melahirkan :
- Kefahaman-kefahaman Rabbani yang lebih banyak.
- Peningkatan akhlak Islam.
- Semangat meneladani Rasulullah saw secara lebih mendalam.
Beberapa
praktik ibadah Haji yang sarat dengan kandungan hikmah simbolik akan hakikat kehidupan.
Arafah
adalah tempat berkumpulnya manusia sebelum melaksanakan tawaf rukun. Semua
orang yang berniat Haji berkumpul di padang Arafah.
Secara
serentak, mereka memulakan keberangkatan untuk mengagungkan Ka'abah. Kemudian
menuju Muzdalifah dalam keadaan telah bertaubat dan berserah diri. Mereka
menuju Ka'abah dengan jiwa yang bersih.
Dari Muzdalifah mereka berangkat menuju Mina untuk melontar jumrah sebelum tawaf, sebagai pernyataan bahwa musuh Allah adalah musuh mereka.
Dari Muzdalifah mereka berangkat menuju Mina untuk melontar jumrah sebelum tawaf, sebagai pernyataan bahwa musuh Allah adalah musuh mereka.
Kemudian
menyembelih haiwan qurban sebagai tanda syukur kepada Allah atas kurniaNya
dalam menghalalkan binatang ternak kepada mereka.
Lalu akhirnya
mencukur rambut sebagai persiapan tawaf dengan jiwa yang bersih, pakaian suci
dan penampilan yang bagus.
Setelah itu, mereka menuju ke Makkah dan bertawaf di sekeliling Ka'abah sambil mengagungkannya kerana Allah telah mengagungkannya.
Allah swt berfirman :
Setelah itu, mereka menuju ke Makkah dan bertawaf di sekeliling Ka'abah sambil mengagungkannya kerana Allah telah mengagungkannya.
Allah swt berfirman :
“...
dan barangsiapa mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul
dari ketaqwaan hati.”
(QS Al-Haj : 32)
Kemudian sa'ie antara Safa dan Marwah sebagaimana yang pernah dilakukan oleh ibu mereka, Hajar yang solehah, pada hari permulaan Baitullah dibangunkan. Seterusnya mereka kembali lagi ke Mina untuk melontarkan jumrah sebagai pernyataan permusuhan total terhadap syaitan untuk selama-lamanya.
Haji juga membawa kembali umat Islam kepada markas Islam yang pertama iaitu tempat asal bermulanya agama Nabi Ibrahim as dan Nabi Muhammad saw.
Kemudian sa'ie antara Safa dan Marwah sebagaimana yang pernah dilakukan oleh ibu mereka, Hajar yang solehah, pada hari permulaan Baitullah dibangunkan. Seterusnya mereka kembali lagi ke Mina untuk melontarkan jumrah sebagai pernyataan permusuhan total terhadap syaitan untuk selama-lamanya.
Haji juga membawa kembali umat Islam kepada markas Islam yang pertama iaitu tempat asal bermulanya agama Nabi Ibrahim as dan Nabi Muhammad saw.
Ini
akan berlaku apabila kita menziarahi tempat-tempat bersejarah yang ditinggalkan
oleh para anbia’ tersebut. Hasilnya iman dan mental kita akan betambah kuat
ketika menghadapi segala permasalahan di tanah air sendiri.
Kita boleh menghayati secara langsung ujian yang menimpa para rasul terdahulu sehingga ujian yang kita alami terasa tidak seberapa. Di sinilah gunanya kita melihat secara langsung tempat-tempat
bersejarah dan menghayati perjuangan mereka.
Kita boleh menghayati secara langsung ujian yang menimpa para rasul terdahulu sehingga ujian yang kita alami terasa tidak seberapa. Di sinilah gunanya kita melihat secara langsung tempat-tempat
bersejarah dan menghayati perjuangan mereka.
Perjalanan
kembali ini akan memperkuatkan ikatan seorang Muslim kepada pusat Islam. Ia
adalah negeri kerohaniannya, kiblatnya, orientasi jasadnya, titik tolak
semangat dan cita-citanya.
Sekembalinya dari tempat itu, sebahagian besar bentuk kehidupan muslim telah berubah dan berganti.
Sekembalinya dari tempat itu, sebahagian besar bentuk kehidupan muslim telah berubah dan berganti.
Dahulu,
keterikatannya dengan markas Islam hanya bersifat teori, namun kini ianya telah
menjadi kenyataan yang dapat dirasakan dan diamalkan.
Nabi saw bersabda :
Nabi saw bersabda :
“Barangsiapa
berhaji kerana Allah, lalu tidak berlaku keji dan tidak berbuat fasik, ia
kembali seperti hari dilahirkan ibunya.” (HR Imam yang enam kecuali Abu Daud)
Haji menghidupkan kenangan Rabbani yang abadi yang pernah dikenali oleh manusia.
Haji menghidupkan kenangan Rabbani yang abadi yang pernah dikenali oleh manusia.
- Kenangan sebuah keluarga yang tidak pernah
memperdulikan apa pun dalam melaksanakan perintah Allah.
- Kenangan seorang anak yang menyerahkan dirinya menjadi
kurban untuk Allah.
- Kenangan seorang ibu yang yakin sepenuhnya akan
perlindungan Allah.
- Kenangan seorang ibu yang taat kepada Allah dan
suaminya.
- Kenangan orang-orang yang bertawakkal sepenuhnya kepada
Allah.
- Kenangan terhadap terbebasnya orang-orang yang
tertindas.
Apabila
mereka telah kembali ke rumah dengan rasa kemenangan maka semuanya akan
terkenang.
Ia adalah neraca yang dengannya dapat diketahui orang-orang yang memperhatikan permasalahan umat Islam dan keadaannya dari segi kekuatan, kebaikan, kelemahan, kebodohan, kehinaan, kemiskinan, kemuliaan atau kejayaannya.
Ia adalah neraca yang dengannya dapat diketahui orang-orang yang memperhatikan permasalahan umat Islam dan keadaannya dari segi kekuatan, kebaikan, kelemahan, kebodohan, kehinaan, kemiskinan, kemuliaan atau kejayaannya.
Haji
adalah salah satu jalan pembebasan dari segala kejahatan syaitan menuju
kehormatan ketuhanan, Zat Yang Maha Pengasih.
Tidak ragu
lagi, jika para ulama’ Islam mampu memfungsikan Haji dan meletakkannya secara seimbang,
maka ia akan dapat menyelesaikan berbagai permasalahan umat.
KEUTAMAAN
IBADAH HAJI
Syeikh Sayyid Sabiq menyatakan dalam
kitabnya “Fiqhus Sunnah” akan beberapa keutamaan Haji yang disertai dengan hadits-hadits yang
menjelaskannya.
PERTAMA : HAJI MERUPAKAN AMAL PALING UTAMA
Rasulullah saw ditanya mengenai amal yang paling utama.
Maka jawab baginda : "Iaitu beriman kepada Allah dan
RasulNya."
Tanya orang itu lagi, "Kemudian apa?"
Jawab baginda, "Kemudian berjihad di jalan Allah"
Ditanya pula "Setelah itu apa?"
Baginda menjawab, "Setelah itu Haji yang Mabrur." (HR
Bukhari)
Haji Mabrur ialah Haji yang tidak dinodai oleh dosa sedangkan menurut Al Hasan, ciri-cirinya adalah apabila seseorang kembali dari Haji dengan mencintai akhirat dan tidak menghiraukan dunia.
Haji Mabrur ialah Haji yang tidak dinodai oleh dosa sedangkan menurut Al Hasan, ciri-cirinya adalah apabila seseorang kembali dari Haji dengan mencintai akhirat dan tidak menghiraukan dunia.
Diriwayatkan secara marfu' dengan sanad Hasan bahwa ‘Haji
Mabrur’ (dipenuhi kebajikan) itu adalah apabila seseorang suka
menyumbangkan makanan dan lemah lembut dalam ucapan.
KEDUA : HAJI MERUPAKAN JIHAD
“Ada seorang laki-laki datang kepada Nabi saw dan berkata : "Aku ini penakut dan aku ini lemah."
KEDUA : HAJI MERUPAKAN JIHAD
“Ada seorang laki-laki datang kepada Nabi saw dan berkata : "Aku ini penakut dan aku ini lemah."
Ujar Nabi, "Ayuhlah berjihad yang tidak ada kesulitannya iaitu
naik haji." (HR AbdurRazaq dan Thabrani)
“Jihad dari orang yang telah tua, dari orang yang lemah dan dari wanita adalah Haji dan Umrah. (HR An-Nasai’e)
“Dari Aisyah, bahwa ia bertanya kepada Rasulullah saw, "Ya Rasulullah, menurut engkau jihad itu adalah amal yang paling utama. Kalau begitu tidakkah kami akan berjihad?" Jawab Rasulullah SAW, "Bagi kamu adalah jihad yang lebih utama, iaitu haji yang mabrur." (HR Bukhari)
KETIGA : HAJI MENGHAPUSKAN DOSA
“Barangsiapa mengerjakan haji dan ia tidak menjima' isterinya pada waktu terlarang dan tidak pula berbuat maksiat, maka ia akan kembali seperti pada saat dilahirkan ibunya. (HR Muslim)
“Tatkala Allah telah menanamkan Islam di hatiku, aku datang menemui Rasulullah saw, lalu berkata, "Hulurkanlah tanganmu agar aku membai'ah kepadamu." Nabi pun menghulurkan tangannya, tapi aku masih menutup telapak tanganku." Maka tanya baginda, "Bagaimana engkau ini wahai Amar?" aku menjawab, "Aku akan mengajukan syarat" "Apa syaratnya?" tanya Rasulullah saw. "Iaitu agar aku diampuni" jawabku. Maka sabda baginda, "Tidakkah engkau tahu bahwa Islam itu menghapuskan keadaan sebelumnya, begitu juga hijrah menghapuskan apa yang sebelumnya, juga Haji menghapuskan apa yang sebelumnya?" (HR Muslim)
“Hendaknya engkau melakukan Haji dan Umrah itu secara beriringan kerana keduanya akan melenyapkan kemiskinan dan kesalahan tidak ubahnya seperti kipas angin menerbangkan kotoran-kotoran besi, emas, dan perak. Dan tiadalah ganjaran bagi Haji yang Mabrur itu selain syurga. (HR An-Nasa'ie dan Tirmizi)
KEEMPAT : ORANG YANG MELAKUKAN HAJI MERUPAKAN DUTA ALLAH
“Jihad dari orang yang telah tua, dari orang yang lemah dan dari wanita adalah Haji dan Umrah. (HR An-Nasai’e)
“Dari Aisyah, bahwa ia bertanya kepada Rasulullah saw, "Ya Rasulullah, menurut engkau jihad itu adalah amal yang paling utama. Kalau begitu tidakkah kami akan berjihad?" Jawab Rasulullah SAW, "Bagi kamu adalah jihad yang lebih utama, iaitu haji yang mabrur." (HR Bukhari)
KETIGA : HAJI MENGHAPUSKAN DOSA
“Barangsiapa mengerjakan haji dan ia tidak menjima' isterinya pada waktu terlarang dan tidak pula berbuat maksiat, maka ia akan kembali seperti pada saat dilahirkan ibunya. (HR Muslim)
“Tatkala Allah telah menanamkan Islam di hatiku, aku datang menemui Rasulullah saw, lalu berkata, "Hulurkanlah tanganmu agar aku membai'ah kepadamu." Nabi pun menghulurkan tangannya, tapi aku masih menutup telapak tanganku." Maka tanya baginda, "Bagaimana engkau ini wahai Amar?" aku menjawab, "Aku akan mengajukan syarat" "Apa syaratnya?" tanya Rasulullah saw. "Iaitu agar aku diampuni" jawabku. Maka sabda baginda, "Tidakkah engkau tahu bahwa Islam itu menghapuskan keadaan sebelumnya, begitu juga hijrah menghapuskan apa yang sebelumnya, juga Haji menghapuskan apa yang sebelumnya?" (HR Muslim)
“Hendaknya engkau melakukan Haji dan Umrah itu secara beriringan kerana keduanya akan melenyapkan kemiskinan dan kesalahan tidak ubahnya seperti kipas angin menerbangkan kotoran-kotoran besi, emas, dan perak. Dan tiadalah ganjaran bagi Haji yang Mabrur itu selain syurga. (HR An-Nasa'ie dan Tirmizi)
KEEMPAT : ORANG YANG MELAKUKAN HAJI MERUPAKAN DUTA ALLAH
Orang yang mengerjakan Haji dan orang-orang yang mengerjakan Umrah merupakan duta-duta Allah. Jika mereka memohon kepadaNya pastilah dikabulkanNya dan jika mereka meminta ampun pastilah diampuniNya. (HR An-Nasa'ie dan Ibnu Majah)
KELIMA : GANJARAN HAJI ADALAH SYURGA
“Umrah kepada Umrah menghapuskan dosa yang terdapat di antara keduanya,
sedang Haji yang Mabrur tiada ganjarannya kecuali syurga. (HR
Bukhari dan Muslim)
“Rumah ini adalah tiang Islam. Maka siapa yang berangkat menuju rumah ini, baik untuk mengerjakan Haji mahupun Umrah, maka telah dijamin oleh Allah jika ia meninggal akan dimasukkanNya ke dalam syurga dan jika kembali akan diberkatiNya dengan ole-ole pahala.” (HR Ibnu Juraij dengan sanad hasan)
MOTIVASI MENDAPATKAN HAJI MABRUR
“Rumah ini adalah tiang Islam. Maka siapa yang berangkat menuju rumah ini, baik untuk mengerjakan Haji mahupun Umrah, maka telah dijamin oleh Allah jika ia meninggal akan dimasukkanNya ke dalam syurga dan jika kembali akan diberkatiNya dengan ole-ole pahala.” (HR Ibnu Juraij dengan sanad hasan)
MOTIVASI MENDAPATKAN HAJI MABRUR
Setiap
orang yang berangkat menunaikan ibadah Haji pasti dibekalkan dengan doa "Semoga
mendapat Haji Mabrur".
Itulah
dambaan semua orang yang pergi haji supaya mendapat Haji Mabrur. Betapa tidak, Haji
Mabrur balasannya adalah syurga sebagaimana sabda Rasulullah saw, "Haji
yang mabrur tiada balasan kecuali syurga." (HR Bukhari/Muslim)
Ibadah Haji boleh dikatakan sebagai ibadah yang berhasil atau dalam hal ini sebagai Haji Mabrur apabila memenuhi beberapa ciri-ciri berikut :
Ibadah Haji boleh dikatakan sebagai ibadah yang berhasil atau dalam hal ini sebagai Haji Mabrur apabila memenuhi beberapa ciri-ciri berikut :
- Motivasi atau niat ibadah tersebut adalah ikhlas
semata-mata mengharap ridha Allah swt.
- Proses pelaksanaannya sesuai dengan contoh ibadah
Rasulullah saw di mana syarat, rukun, wajib bahkan sunnah ibadah tersebut
dipenuhi.
- Pembiayaan untuk ibadah tersebut mestilah diperolehi dengan
cara yang halal, begitu pula pembiayaan untuk keluarga yang ditinggalkan
juga mesti dari sumber yang halal.
- Kesan dari ibadah tersebut adalah positif bagi pelakunya
iaitu adanya perubahan kualiti perilaku ke arah yang lebih baik dan lebih
terpuji.
Sebuah
potret Haji Mabrur tidak hanya dinilai pada ketika proses ibadah Haji yang
berlangsung sahaja tapi juga mesti dinilai setelah ibadah Haji berakhir.
Ada semacam petunjuk kemabruran Haji yang nampak dari sikap-sikap tertentu setelah pulang ke tanah air seperti berikut:
Ada semacam petunjuk kemabruran Haji yang nampak dari sikap-sikap tertentu setelah pulang ke tanah air seperti berikut:
- Patuh melaksanakan solat.
- Sentiasa membayar zakat.
- Bersungguh-sungguh membangun keluarga sakinah mawaddah
warahmah.
- Bergaul baik sesama umat Islam.
- Sayang kepada sesama makhluk Allah.
- Meninggalkan apa-apa yang dilarang oleh Allah terutama
dosa-dosa besar seperti syirik, riba, judi, zina, minum arak, rasuah,
membunuh orang, bertengkar, menyakiti orang lain, khurafat, bid'ah dan
lain-lain.
- Gemar melaksanakan ibadah-ibadah sunnah dan amal soleh
dan berusaha meninggalkan perbuatan-perbuatan yang makruh dan tidak
bermanfaat.
- Aktif memperjuangkan Islam dengan melaksanakan amar
ma'ruf nahi munkar.
- Sifat-sifatnya berubah menjadi terpuji seperti sabar,
syukur, tawakkal, bertolak ansur, pemaaf, tawadhu'dan lain-lain.
- Cepat melakukan taubat apabila terlanjur melakukan
kesalahan dan dosa.
- Tidak membiasakan diri proaktif dengan perbuatan dosa.
- Bersungguh-sungguh memanfaatkan segala potensi yang ada
pada dirinya untuk menolong orang lain dan menegakkan kemulian Islam dan
kaum Muslimin.
Ya
Allah, jadikanlah ibadah Haji yang dilaksanakan oleh umat Islam sebagai suatu kembara
rohani yang akan merubah hati dan jiwa mereka ke arah meningkatkan hubungan
mereka denganMu. Permudahkanlah jamaah-jamaah Haji yang akan melaksanakan
ibadah tersebut pada tahun ini dan selamatkanlah perjalanan Haji mereka dan
kurniakanlah Haji yang Mabrur untuk mereka.
Ameen Ya Rabbal Alameen
WAS
Ameen Ya Rabbal Alameen
WAS