Negeri Syam adalah negeri yang memiliki ‘fadhilah’ (keutamaan) dibandingkan negeri-negeri lainnya.
Di negeri inilah :
- Risalah-risalah kenabian banyak diturunkan.
- Para rasul ramai yang diutuskan ke sini.
- Menjadi tempat hijrah para Nabi Allah.
- Terdapat kiblat pertama kaum muslimin.
- Di-isra’ kannya Nabi Muhammad saw.
- Dajjal akan binasa di tangan Nabi Isa as.
- Ya’juj dan Ma’juj akan dibinasakan.
- Yahudi akan binasa.
Allah swt telah memberkati negeri Syam di dalam Al Qur’an di dalam 5 ayat berikut:
AYAT 1 :
“Dan kami selamatkan Ibrahim dan Luth ke sebuah negeri yang kami telah memberkatinya untuk sekalian manusia.” (QS Al-Anbiyaa’ : 71)
AYAT 2 :
“Dan (telah kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang kami telah memberkatinya. dan adalah kami Maha mengetahui segala sesuatu.” (QS Al-Anbiyaa’ : 81)
AYAT 3 :
“Dan kami pusakakan kepada kaum yang telah ditindas itu, negeri-negeri bahagian timur bumi dan bahagian baratnya yang telah kami beri berkat padanya. dan telah sempurnalah perkataan Tuhanmu yang baik (sebagai janji) untuk Bani Israil disebabkan kesabaran mereka. dan kami hancurkan apa yang telah dibuat Fir'aun dan kaumnya dan apa yang telah dibangun mereka.” (QS Al-A’raaf : 137)
AYAT 4 :
“Dan kami jadikan antara mereka dan antara negeri-negeri yang kami limpahkan berkat kepadanya, beberapa negeri yang berdekatan dan kami tetapkan antara negeri-negeri itu (jarak-jarak) perjalanan. berjalanlah kamu di kota-kota itu pada malam hari dan siang hari dengan dengan aman.” (QS Sabaa` : 18)
AYAT 5 :
“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hambaNya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah kami berkati sekelilingnya.” (QS al-Israa` : 1)
Semua ayat-ayat di atas menunjukkan akan keutamaan dan keberkatan negeri Syam dan tidak diketahui adanya perselisihan para ulama’ tafsir tentangnya.
Namun negeri itu kini dirampas dan dijajah oleh bangsa terburuk di muka bumi ini dan pada hakikatnya penjajahan mereka ke atas bumi Palestin dan Syam adalah penggalian kuburan bagi mereka sendiri.
‘ATH THA’IFAH AL-MANSHURAH’ ADALAH PEMBEBAS NEGERI SYAM AL MUQADDASAH
Nabi Muhammad saw yang mulia telah meyakinkan kita bahwa dari negeri ini akan bangkit ‘Ath-Tha`ifah al-Manshurah’ (golongan yang mendapat pertolongan) yang akan membinasakan bangsa Yahudi dan membebaskan negeri Syam dari kekuasaan mereka serta menegakkan Islam sebagai agama yang haq.
Hadits-hadits berikut menjelaskannya secara terperinci :
PERTAMA : Hadits ‘Imran bin Hushain ra :
“Akan sentiasa ada segolongan dari umatku, yang berperang di atas kebenaran, yang menampakkan (kebenaran) terhadap orang-orang yang mencela mereka, hingga terbunuhnya orang yang terakhir dari mereka, iaitu al-Masih ad-Dajjal.” (HR Abu Dawud, Ahmad & Al Hakim)
KEDUA : Hadits Salamah bin Nufail ra :
“Saat ini akan tiba masa berperang, akan sentiasa ada segolongan dari umatku yang menampakkan (kebenaran) di hadapan manusia, Allah mengangkat hati-hati suatu kaum, mereka akan memeranginya dan Allah Azza wa Jalla menganugerahkan kepada mereka (kemenangan), dan mereka tetap dalam keadaan demikian, ketahuilah bahwa pusat negeri kaum mukminin itu berada di Syam, dan ikatan tali itu tertambat di punuk kebaikan hingga datangnya hari kiamat.” (HR Ahmad, An-Nasa`ie & Ibnu Hibban)
KETIGA : Hadits Qurrah ra :
“Apabila penduduk negeri Syam telah rusak, maka tidak ada lagi kebaikan bagi kamu. Akan sentiasa ada segolongan dari umatku yang mendapatkan pertolongan, tidaklah membahayakan mereka orang-orang yang menyelisihi mereka hingga datangnya hari kiamat.” (HR at-Tirmidzi, Ahmad, Ibnu Hibban & Al Hakim)
KEEMPAT : Hadits Sa’ad bin Abi Waqqash ra yang memiliki dua lafaz yang berbeza, iaitu :
Pertama : Baginda berkata, bersabda Rasulullah saw :
“Akan sentiasa ada segolongan dari umatku yang menampakkan (diri) di atas kebenaran, yang sentiasa perkasa hingga hari kiamat.” (HR Al-Lalika`i)
Kedua : Beliau berkata, bersabda Rasulullah saw :
“Akan sentiasa penduduk Maghrib (barat) menampakkan kebenaran hingga datangnya hari kiamat.” (HR Muslim, Abu Nu’aim & As-Sahmi)
Sebahagian ulama’ memberi komentar :
“Ya, Rasulullah saw telah menjelaskan negeri ‘Al-Firqah An-Najiyah’ dengan penjelasan yang terang yang tidak ada lagi keraguan padanya, dan baginda mengkhabarkan bahwa negeri itu adalah Syam yang diberkati dan penuh kebaikan.”
Ianya disokong oleh penjelasan berikut :
Hadits Mu’az bin Jabal ra yang diriwayatkan oleh ‘Umair dari Malik bin Yakhamir, Mu’az berkata : “Dan mereka ini (Ath-Tha`ifah Al-Manshurah) berada di Syam.”
Ucapan ini dihukumkan sebagai marfu’ kerana tidaklah diucapkan dengan ‘ra’yu’ (pendapat) dan ‘ijtihad’.
Tentang lafaz kedua iaitu berdasarkan Hadits Sa’ad di atas : “Akan sentiasa penduduk Maghrib (barat) menampakkan kebenaran hingga datangnya hari kiamat.”, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah ra menukilkan dalam kitabnya ‘Manaqib asy-Syam wa Ahluhu’ tentang ucapan Imam Ahmad bin Hanbal : “Penduduk Maghrib, mereka adalah penduduk Syam.”
Mereka juga sepakat dengan memberi dua alasan :
PERTAMA :
Bahwa seluruh hadits-hadits di atas menjelaskan bahwa mereka adalah penduduk Syam.
KEDUA :
“Bahasa Nabi saw dan penduduk Madinah tentang “penduduk Maghrib (barat)” maksudnya adalah penduduk Syam, kerana mereka (penduduk Maghrib) berada di barat mereka (Rasulullah dan para sahabatnya), sebagaimana bahasa mereka tentang “penduduk Masyriq (timur)” adalah penduduk Nejad dan Iraq kerana ‘Maghrib’ (barat) dan ‘Masyriq’ (timur) adalah perkara yang nisbi (relatif). Seluruh negeri yang memiliki barat maka boleh jadi merupakan bahagian timur bagi negeri lainnya dan sebaliknya. Dan yang menjadi pertimbangan di dalam ucapan Nabi saw ini tentang barat dan timur adalah tempat baginda mengucapkan hadits ini, iaitu Madinah.”
Dari penjelasan di atas, boleh dibuat kesimpulan bahwa Negeri Syam adalah negeri ‘Ath-Tha`ifah Al-Manshurah’ yang akan menampakkan kebenaran, tidaklah akan membahayakan mereka orang-orang yang menyelisihi dan mencela mereka, mereka akan mendapatkan kemenangan dari Allah dan mereka tetap dalam keadaan demikian sampai datangnya hari kiamat.
‘Ath-Tha’ifah Al-Manshurah’ inilah yang akan memenangkan Islam dan membebaskan negeri Syam dari belenggu penjajahan bangsa Yahudi yang terlaknat dan merekalah yang akan membinasakan bangsa Yahudi terlaknat ini.
KUNCI UNTUK MENDAPATKAN PERTOLONGAN DAN KEMENANGAN TERHADAP MUSUH ALLAH
Sungguh, semenjak lebih dari setengah abad yang lalu, umat ini telah ditimpa oleh bencana yang membinasakan dan kebanyakan musibah yang tertimpa ini adalah disebabkan oleh kelalaian kaum muslimin dari sebab-sebab bencana dan malapetaka ini.
Allah Azza wa Jalla berfirman :
“Katakanlah, (musibah) itu adalah dari diri kamu sendiri”
Firmnnya lagi :
“Dan apa sahaja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebahagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).”
Seandainya umat Islam, pemimpin dan rakyatnya, mentadabbur Kitabullah, mengamalkan hukum-hukum dan hikmahnya, niscaya mereka akan mampu mengambil sebab-sebab pertolongan dari Allah terhadap musuh-musuh mereka dan mereka akan mengetahui ‘sunnatullah’ atas makhlukNya yang tidak akan berubah dan berganti seiring dengan perubahan waktu dan penggiliran zaman.
Usaha untuk mendapatkan pertolongan terhadap musuh-musuh Allah sebagaimana yang terdapat di dalam ‘Kitabullah’ adalah banyak sekali.
Di antaranya adalah :
PERTAMA : TAUHID, IMAN DAN AMAL SOLEH
Ini sebagaimana dalam firman Allah swt :
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang soleh bahwa dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhaiNya untuk mereka, dan dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentosa. mereka tetap menyembahkuKu dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. ”
KEDUA : BARANGSIAPA YANG MENOLONG AGAMA ALLAH NISCAYA ALLAH AKAN MENOLONGNYA
Menolong agama Allah adalah dengan cara :
- Menegakkan syariat-syariatNya.
- ‘Ittiba’ (meneladani) petunjuk Nabi Muhammad saw.
- Mewujudkan ‘ubudiyah’ hanyalah milik Allah.
- Menghidupkan sunnah-sunnah Nabi saw.
- Mematikan serta menumpas bid’ah-bid’ah dengan cara ‘amar ma’ruf nahi munkar’ .
- Jihad melawan musuh-musuh Allah di manapun mereka berada.
- Mentaati Allah dan RasulNya.
- Melaksanakan segala perintah dan menjauhi segala larangan Allah dan RasulNya.
Allah swt berfirman :
“Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa. Dan barangsiapa yang diberi pertolongan oleh Allah, maka tiada seorangpun yang dapat mengalahkannya.”
KETIGA : KESABARAN DAN KETAQWAAN MERUPAKAN SEBAB BAGI PERTOLONGAN DAN KEMENANGAN DARI ALLAH
Allah telah berjanji kepada orang yang bersabar dan bertaqwa dengan pertolongan, kemantapan dan kemenangan serta mengalahkan tipu muslihat musuh-musuhnya.
Allah swt berfirman :
“Ya (cukup), jika kamu bersabar dan bersiap-siaga, dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan lima ribu malaikat yang memakai tanda. Dan Allah tidak menjadikan pemberian bala bantuan itu melainkan sebagai khabar gembira bagi (kemenangan)mu.”
FirmanNya lagi :
“Jika kamu bersabar dan bertaqwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan.”
Rasulullah saw bersabda :
“Ketahuilah, sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan, dan pertolongan itu bersama kesabaran, dan bersama kesulitan itu ada kemudahan.”
KEEMPAT : SETIAP ORANG YANG TERANIAYA DIJANJIKAN PERTOLONGAN OLEH ALLAH, APALAGI JIKA IA SEORANG MUKMIN BERTAQWA
Dan demikianlah, bahwa kezaliman itu adalah kegelapan dan Allah telah mengharamkan kezaliman atas diriNya dan Ia jadikan haram pula atas makhlukNya.
Ia perintahkan untuk menolong orang yang ‘mazhlum’ (teraniaya) dan Ia jadikan doanya ‘mustajab’ yang tidak ada antara dirinya dan Allah ‘hijab’ (pembatas).
Allah swt berfirman :
“Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, kerana sesungguhnya mereka telah dianiaya dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu”
Firman Allah lagi :
“Demikianlah, dan barangsiapa membalas seimbang dengan penganiayaan yang pernah ia derita kemudian ia dianiaya (lagi), pasti Allah akan menolongnya.”
Telah ‘warid’ (datang) melalui lidah rasulnya saw bahwasanya, sesungguhnya Allah pada hari kiamat mengqishash kambing bertanduk yang menanduk kambing tidak bertanduk.
KELIMA : PARA PENGANUT AGAMA YANG HAQ DIJANJIKAN DENGAN PERTOLONGAN ALLAH
Allah swt berfirman :
“Dialah yang mengutus rasulNya dengan membawa petunjuk dan agama yang haq agar dimenangkanNya terhadap semua agama walaupun orang musyrik benci”.
Rasulullah saw bersabda :
“Sungguh urusan ini akan benar-benar mencapai apa yang dicapai siang dan malam. Dan tidaklah tersisa sebuah rumahpun di desa atau di dusun terpencil melainkan Allah masukkan agama ini ke dalamnya, memuliakan yang mulia dan menghinakan yang hina, mulia dengan kemulian Islam dan hina dengan kehinaan kekufuran.”
Dan janji ini termaktub di dalam ‘Kitabullah’ dan di atas lisan Rasulullah saw, janji Allah tidak akan meleset kerana Allah tidak akan menyelisihi janjiNya.
KEENAM : PERSELISIHAN MERUPAKAN SEBAB KELEMAHAN DAN KEHINAAN
Seandainya umat ini :
- Bersatu di atas kalimah tauhid dan mempersatukan kalimahnya.
- Berpegang teguh dengan tali (agama) Allah.
- Berjihad memerangi musuh-musuhnya dalam rangka meninggikan kalimah Allah.
- Menegakkan tauhid hanya semata-mata untuk Allah serta menjauhi kesyirikan.
Niscaya, Allah swt pasti menolong mereka.
Firman Allah swt :
“Janganlah kamu berbantah-bantahan yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”
KETUJUH : PERSIAPAN MENGHADAPI PEPERANGAN SECARA ‘MADDIYYAH’ (MATERIAL) DAN ‘MA’NAWIYYAH’ (KEROHANIAN)
Sesungguhnya, mengambil sebab-sebab merupakan sunnah nabawiyah di mana para Nabi mensunnahkannya di samping kejujuran dan tawakkal mereka yang amat tinggi.
Nabi saw menampakkan antara kedua baju perangnya pada salah satu pertempurannya dan baginda ketika itu memakai topi besi dan sebahagian sahabat baginda menggunakan baju perang yang lengkap dan semua ini tidaklah menafikan tawakkal kepada Allah swt.
Allah swt berfirman :
“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa sahaja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang.”
Nabi saw telah mentafsirkan ayat di atas dengan sabdanya :
“Ketahuilah, sesungguhnya kekuatan itu adalah melempar tombak, ketahuilah, sesungguhnya kekuatan itu adalah melempar tombak”
PEPERANGAN ISLAM
Sesungguhnya peperangan yang berlaku antara bangsa Arab dan Yahudi bukanlah peperangan yang berdasarkan semangat perkauman atau berasaskan bangsa semata-mata, bahkan ia merupakan :
- Peperangan ‘Islamiyah’.
- Peperangan antara kekufuran dan keimanan.
- Peperangan antara ‘Al-Haq’ dan Al Bathil’.
- Peperangan antara kaum muslimin dengan bangsa Yahudi.
Permusuhan Yahudi terhadap kaum muslimin di tanah air dan pusat negeri mereka adalah sesuatu yang telah ‘ma’lum’ (diketahui) dan ‘masyhur’(dikenali).
Maka wajib bagi setiap muslim di setiap tempat untuk menolong saudara-saudara mereka yang teraniaya dan berdiri sama di barisan mereka serta membantu mereka di dalam mengembalikan hak mereka yang dirampas oleh kaum yang menganiaya dan menzalimi mereka dengan segala kemampuan yang dimiliki samada dari :
- Jiwa.
- Kehormatan.
- Peralatan.
- Harta benda.
Semuanya menurut kesanggupan dan kemampuan yang dimilikinya sebagaimana firman Allah swt :
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itu satu sama lain lindung-melindungi. Dan (terhadap) orang-orang yang beriman, tetapi belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban sedikitpun atasmu melindungi mereka, sebelum mereka berhijrah. (Akan tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, Maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada perjanjian antara kamu dengan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan” (QS Al-Anfal : 72)
Sikap Yahudi di dalam memusuhi Islam dan umatnya adalah suatu perkara yang ‘ma’lum’ dan ‘masyhur’ di mana sejarah telah mencatatnya dan begitu pula para periwayat berita sejarah saling menukilkannya.
Bahkan, Kitab Al Qur’an yang diturunkan oleh Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji menjadi saksi ke atasnya :
“Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya kami ini orang Nasrani." Yang demikian itu disebabkan kerana di antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendita-pendita dan rahib-rahib, (juga) kerana sesungguhnya mereka tidak menyombongkan diri.” (QS al-Maa`idah : 82)
Allah Azza wa Jalla menegaskan di dalam ayat yang mulia ini bahwa Yahudi dan orang-orang musyrik itu adalah kaum yang paling keras permusuhannya terhadap kaum mukminin.
BERSEGERA MENYAHUT SERUAN JIHAD
Allah swt berfirman :
“Wahai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (iaitu) kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu Mengetahui. Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam syurga 'Adn. Itulah keberuntungan yang besar. Dan (ada lagi) kurniaan yang lain yang kamu sukai (iaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman.” (QS ash-Shaff : 10-13)
Allah swt telah menjelaskan di dalam ayat ini keutamaan jihad dan akibatnya yang terpuji bagi orang-orang yang beriman iaitu berupa pertolongan dan kemenangan yang dekat (di dunia) beserta syurga dan keridhaan dari Allah swt serta kedudukan yang tinggi di akhirat.
Selain itu, ada banyak keutamaan lain yang dihasilkan oleh jihad kaum muslimin berupa :
- Kemuliaan diri.
- Kebaikan.
- Keagungan.
- Ganjaran yang besar.
- Ketinggian kalimah Allah.
- Terpeliharanya keadaan umat, agama dan keamanan.
Terlalu banyak penjelasan di dalam ‘Al-Qur’an Al-Karim’ tentang keutamaan jihad dan dorongan untuk berjihad seperti :
- Janji kemenangan bagi orang-orang mukmin dan kehancuran kaum kafir.
- Semangat, kekuatan, obsesi dan kejujuran untuk turun di medan jihad yang memenuhi hati seorang mukmin.
- Keberanian di dalam menyokong ‘Al-Haq’ untuk memenuhi janji Allah.
- Keimanan akan pertolonganNya.
- Harapan akan ganjaran di antara dua kebaikan, iaitu kemenangan dan ‘ghanimah’ (harta rampasan perang) atau ‘syahid’ di jalan kebenaran.
KEUTAMAAN PARA MUJAHIDIN DI SISI ALLAH
Para mujahidin dari kalangan salafus soleh, mereka sesungguhnya telah banyak bersabar dan berjihad dalam waktu yang panjang, maka Allah swt :
- Membukakan ke atas mereka negeri-negeri.
- Memberi petunjuk kepada hamba-hamba Allah melalui perantaraan mereka.
- Mengukuhkan kaki mereka di atas muka bumi.
- Menganugerahkan kepada mereka kekuasaan dan kepemimpinan.
Semua kurniaan tersebut diperolehi hasil dari :
- Keimanan mereka yang agung.
- Keikhlasan mereka kepada pelindung mereka Yang Maha Mulia.
- Kesabaran mereka di dalam medan pertempuran.
- Mereka lebih mendahulukan Allah dan negeri akhirat berbanding dunia dan segala perhiasannya yang menipu.
Maka, bagi para mujahidin di medan pertempuran dan di mana sahaja mereka berada terutama di bumi Syam yang diberkati, mereka hendaklah :
- Bersabar dan kuatkan kesabaran mereka di dalam jihad terhadap jiwa mereka di dalam ketaatan kepada Allah dan menahan diri dari apa yang diharamkan oleh Allah.
- Berjihad terhadap jiwa mereka di dalam memerangi musuh dan menyerang sekutu-sekutu mereka.
- Bersabar di dalam memikul kesulitan-kesulitan di tengah medan pertempuran dengan ketenangan di bawah kelebatan pesawat-pesawat tempur dan suara-suara yang memekikkan.
Semoga Allah meridhai mereka semua serta siapa sahaja dari para pengikut mereka dari mujahidin yang jujur di mana pada mereka ada tauladan untuk kita dan pada mereka terdapat pelajaran dan pengajaran.
Firman Allah swt :
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan syurga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.” (QS At-Taubah : 111)
Rasulullah saw telah bersabda :
“Ribath (berjaga-jaga di perbatasan perang) sehari di jalan Allah itu lebih mulia daripada dunia dan seisinya, suatu tempat bahagian salah seorang di antara kamu di syurga itu lebih baik daripada dunia dan seisinya, dan perginya seorang hamba di petang atau pagi hari di jalan Allah itu lebih baik daripada dunia dan seisinya.”
Sabda baginda lagi :
“Perumpamaan seorang mujahid di jalan Allah (dan Allahlah yang lebih tahu siapakah yang berjihad di jalanNya) adalah sebagaimana orang yang berpuasa dengan berdiri, dan Allah menanggung bagi seorang mujahid di jalanNya apabila Ia mewafatkannya maka Ia masukkan dirinya ke dalam syurga atau Ia kembalikan ia dalam keadaan selamat dengan pahala dan harta rampasan perang.”
MENANG ATAU SYAHID
Wahai mujahid Palestin dan Syam! Engkau sesungguhnya sedang berada dalam peperangan yang dahsyat bersama musuh yang memiliki kedengkian yang luar biasa terhadap Islam dan pemeluknya.
Maka mantapkanlah dirimu di dalam berjihad dan bersabarlah serta tetaplah di dalam kesabaran.
Ikhlaskanlah amalmu hanya untuk Allah dan mintalah pertolongan hanya kepadaNya semata-mata dan bergembiralah dengan salah satu dari dua kebaikan apabila engkau benar dengan hal yang demikian, iaitu samada :
- Kemenangan, ‘ghanimah’ dan akibat yang terpuji di dunia dan akhirat.
- ‘Syahid’, tempat yang penuh kenikmatan, istana yang megah, sungai-sungai yang mengalir dan bidadari yang cantik jelita di syurga yang mulia.
Wahai bangsa Arab, janganlah Engkau menyangka bahwa pertolonganmu kepada mujahidin Palestin dan Syam terhadap musuhmu berkait dengan semangat Arabmu, namun sesungguhnya pertolongan itu sepatutnya berkait kerana :
- Keimananmu kepada Allah.
- Kesabaranmu di medan pertempuran.
- Keistiqamahanmu di dalam kebenaran.
- Taubatmu dari dosa-dosamu yang terdahulu.
- Keikhlasanmu kepada Allah pada seluruh amal-amalmu.
Maka berisitiqamahlah dengan penuh keikhlasan dan berpegang teguhlah dengan Islam yang benar di atas syariat-syariatNya dan meniti petunjuk Rasulmu, Muhammad saw samada di dalam peperangan, perdamaian ataupun pada setiap keadaan.
“Katakanlah: "Tidak ada yang kamu tunggu-tunggu bagi kami, kecuali salah satu dari dua kebaikan, dan kami menunggu-nunggu bagi kamu bahwa Allah akan menimpakan kepadamu azab (yang besar) dari sisiNya. Sebab itu tunggulah, Sesungguhnya kami menunggu-nunggu bersamamu.” (QS at-Taubah : 52)
Allah swt berfirman :
“Wahai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS Muhammad : 7)
Firman Allah lagi :
“Jika kamu memperolehi kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira kerananya. jika kamu bersabar dan bertaqwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan” (QS Ali Imran : 120)
Di dalam ayat-ayat di atas, terdapat penjelasan yang terang dari Allah Azza wa Jalla akan janjiNya kepada hamba-hambaNya berupa pertolongan dari musuh-musuh mereka dan keselamatan dari tipu daya mereka walau sebesar apapun kekuatan mereka dan sebanyak manapun jumlah mereka.
Ini adalah kerana sesungguhnya Allah Azza wa Jalla lebih kuat dari segala kekuatan yang ada dan lebih mengetahui akan akibat dari segala urusan dan Dia berkemampuan atasnya serta Ia Maha Mengetahui seluruh amal-amal mereka.
Namun, Allah swt mensyaratkan janjiNya ini dengan syarat-syarat yang besar, iaitu :
- Kewajiban beriman kepadaNya.
- Menolong agamaNya.
- Beristiqamah di atasnya dengan kesabaran.
- Kekuatan di dalam bersabar.
Barangsiapa yang melaksanakan syarat-syarat ini niscaya Allah akan memenuhi janjiNya kepada mereka dan Dia adalah jujur di dalam janjiNya :
“Tetapi orang-orang yang bertaqwa kepada Tuhannya mereka mendapat tempat-tempat yang tinggi, di atasnya dibangun pula tempat-tempat yang tinggi yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Allah Telah berjanji dengan sebenar-benarnya. Allah tidak akan memungkiri janjiNya.” (QS Az-Zumar : 20)
Sebaliknya, barangsiapa yang meremehkan syarat-syarat ini atau tidak mahu mengangkat kepalanya (untuk memenuhi syarat-syarat ini), maka dia tidaklah menghinakan melainkan dirinya sendiri.
Sesungguhnya di dalam ayat-ayat di atas terdapat suatu kalimat yang agung dan janji yang benar dari Yang Maha Menguasai, Maha Berkehendak dan Maha Mulia apabila kita bersabar di dalam memerangi musuh kita dan berjihad untuk menghinakan mereka dengan tetap menegakkan taqwa kepada Allah Azza wa Jalla, iaitu dengan :
- MengagungkanNya.
- Mengikhlaskan (semua amal) hanya untukNya.
- MentaatiNya dan RasulNya.
- Berhati-hati dari perkara-perkara yang dilarang olehNya dan RasulNya.
Maka, inilah hakikat taqwa dan bersabar di dalam jihad ‘An-Nafs’ (melawan hawa nafsu) dan terus bersabar di dalam jihad terhadap musuh-musuh (Allah) adalah merupakan sebahagian dari taqwa itu sendiri.
Sesungguhnya, peristiwa yang berlaku di bumi Palestin dan Syam memberi kita suatu kesimpulan bahwa :
- Permasalahan Palestin dengan Yahudi bukanlah permasalahan tanah atau batas politik semata-mata, namun ianya adalah permasalahan aqidah dan agama.
- Peperangan di Palestin kelak akan menjadi peperangan Islami dan ini adalah sesuatu yang pasti berlaku dan bangsa Yahudi ketika ini sedang membangun kuburan mereka sendiri di ladang pembantaian mereka.
- Masalah Palestin tidak akan dapat diselesaikan dengan seruan perdamaian kerana Allah telah menetapkan selain itu, yakni dengan jihad dan perang.
- Segala bentuk kehinaan dan musibah yang menimpa umat Islam ketika ini pada hakikatnya adalah disebabkan jauhnya umat dari agama dan kefahaman Islam yang sebenar.
- Yang akan menguasai dan membebaskan bumi Palestin dan Syam serta lainnya adalah ‘Ath-Tha`ifah Al-Manshurah’, di mana mereka akan muncul dari negeri Syam.
- Penyelesaian untuk merebut kembali tanah ‘muqaddasah’ (Palestin) dan negeri lainnya yang terjajah adalah dengan jihad ‘syar’ie’ dan jihad tidak akan terlaksana tanpa berasaskan ilmu. Oleh kerana itu, menuntut ilmu adalah kewajiban yang utama sebelum turun ke medan jihad.
- Jihad ’syar'ie’ memiliki persiapan ’syar'ie’ yang perlu dipenuhi. Ada dua jenis persiapan, iaitu :
Pertama : Persiapan dengan pembinaan keimanan umat dengan cara menegakkan hakikat peribadatan hanya kepada Allah swt semata-mata, membina jiwa mereka dengan kitabullah, mensucikan mereka dengan sunnah Nabinya dan menolong agama Allah dan syariat-syariatNya.
”Allah benar-benar akan menolong hambaNya yang menolong agamaNya.”
Kedua : Persiapan fizikal, iaitu mempersiapkan sejumlah kelengkapan dan alat-alat perang untuk melawan dan memerangi musuh-musuh Allah.
”Dan persiapkanlah bagi mereka apa-apa yang kamu sanggupi, dari kekuatan dan kuda yang ditambat yang akan menggentarkan musuh Allah dan musuh-musuh kamu.”
Ya Allah, sesungguhnya kami memahami bahwa pertolongan dan kemenangan itu datang dengan izin Engkau kerana ia adalah milik orang-orang yang bertaqwa kepadaMu, mengikuti petunjukMu, berjihad melawan nafsunya di jalanMu serta melawan musuhMu dengan segala kekuatan yang disanggupi. Sesungguhnya kami yakin bahwa syurga yang luasnya seluas langit dan bumi telah dipersiapkan untuk para muttaqin, mujahidin dan shobirin.
Ameen Ya Rabbal Alameen
WAS