Tidak ada yang tidak berubah dalam hidup ini dan tidak ada keadaan yang sentiasa tetap.
- Bumi ini berputar.
- Alam bergerak.
- Manusia, haiwan dan tumbuhan semuanya menjalani perubahan kehidupan.
Perubahan merupakan sunnatullah atau ketetapan yang telah ditentukan oleh Allah swt.
- Keadaan suatu bangsa juga pasti mengalami perubahan.
- Peta kejayaan dan kekalahan suatu umat pun pasti bergilir.
Semua itu berlaku silih berganti seperti pergantian malam dan siang atau seperti putaran roda.
Itulah putaran perubahan yang tunduk kepada sunatullah.
Apakah rahsia di sebalik ketetapan Allah tersebut?
Al-Qur'an mengajarkan semua itu kepada kita agar :
Apakah rahsia di sebalik ketetapan Allah tersebut?
Al-Qur'an mengajarkan semua itu kepada kita agar :
- Kita tidak jatuh dalam lubang kekecewaan dan keputusasaan.
- Kita tidak terjerumus dan terlontar oleh arus yang tidak menentu dalam berjuang menegakkan kebenaran dan menjalani kenyataan hidup.
Suasana ketika ini adalah saat-saat yang genting di mana setelah melalui waktu yang panjang, situasi yang sedia wujud membuatkan kita resah, gelisah, sedih dan perihatin.
- Resah dan gelisah akan ketidakupayaan dunia dan umat Islam di hadapan kerakusan orang-orang yang rakus.
- Kesedihan dan keperihatinan kerana ketidakmampuan dunia dan umat Islam menghadapi kezaliman orang-orang yang zalim.
Benar, tidak ada yang tidak berubah dalam hidup ini tetapi yang lebih penting kita renungi sekarang adalah petunjuk Allah kepada kita di mana perubahan itu tidak berdiri sendiri.
Di samping itu, perubahan nasib dan sesuatu keadaan bukanlah sebuah hadiah.
Firman Allah swt :
"Allah tidak mengubah keadaan atau nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa yang ada dalam diri mereka."
Menurut Al-Bukhturi dalam `Diwan' nya, ada dua unsur terpenting dari perubahan di mana beliau menyebutnya dalam ungkapan :
Di samping itu, perubahan nasib dan sesuatu keadaan bukanlah sebuah hadiah.
Firman Allah swt :
"Allah tidak mengubah keadaan atau nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa yang ada dalam diri mereka."
Menurut Al-Bukhturi dalam `Diwan' nya, ada dua unsur terpenting dari perubahan di mana beliau menyebutnya dalam ungkapan :
"Nafsun tadhi` wa himmah tatawaqqad". (Hati Yang Berkilau dan Semangat Yang Bergelora)
PERTAMA : HATI YANG BERKILAU
Hati yang berkilau adalah kiasan dari niat yang bersih dari bebanan :
Hati yang berkilau adalah kiasan dari niat yang bersih dari bebanan :
- Noda.
- Kotoran jiwa.
- Hawa nafsu.
- Cita-cita keduniaan.
- Kepentingan peribadi walau apapun bentuknya.
Itulah yang menjadi prinsip dan pegangan Umar bin Abdul Aziz iaitu Khalifatul Mu'minin yang diberi julukan sebagai `Khulafa ur Rasyidin' kelima.
Hisyam bin Abdul Malik menggambarkan hal ini dalam ungkapannya :
"Aku tidak mendapati Umar melangkah satu langkah sekalipun kecuali Umar telah meneguhkan niatnya." (Sirah Umar, Ibnu Abdil Hakam)
Hisyam bin Abdul Malik menggambarkan hal ini dalam ungkapannya :
"Aku tidak mendapati Umar melangkah satu langkah sekalipun kecuali Umar telah meneguhkan niatnya." (Sirah Umar, Ibnu Abdil Hakam)
Kuat dan lurusnya niat Umarlah yang menjadikan ia berjaya hanya dalam waktu dua tahun lebih melakukan perubahan besar yang menyeluruh ke semua wilayah Islam.
Umar bin Abdul Aziz, khalifah yang amat kita rindui dan dambakan itu memang pernah mengatakan niat dan tekadnya ketika ia menggantikan kedudukan khalifah yang sebelumnya dipegang oleh Sulaiman bin Abdul Malik.
Ketika itu Umar mengatakan :
"Aku akan duduk di sebuah tempat yang tidak kuberikan sedikitpun tempat untuk syaitan." (Sirah Umar, Ibnu Abdil Hakam).
Itulah niat dan tekad Umar iaitu :
Umar bin Abdul Aziz, khalifah yang amat kita rindui dan dambakan itu memang pernah mengatakan niat dan tekadnya ketika ia menggantikan kedudukan khalifah yang sebelumnya dipegang oleh Sulaiman bin Abdul Malik.
Ketika itu Umar mengatakan :
"Aku akan duduk di sebuah tempat yang tidak kuberikan sedikitpun tempat untuk syaitan." (Sirah Umar, Ibnu Abdil Hakam).
Itulah niat dan tekad Umar iaitu :
- Bersih.
- Tulus.
- Kukuh.
Itulah Jiwa Yang Berkilau.
Niat yang bersih juga menjadi ukuran prestasi dan kualiti amal yang dilakukan oleh pemiliknya.
Abdullah bin Mubarak pernah menyebutkan :
"Berapa banyak amal yang kecil tapi dibesarkan oleh niat dan berapa banyak amal yang banyak namun dikecilkan kerana niat."
Begitu juga ungkapan tokoh tabi'in, Mutharrif bin Jalil Abdullah :
"Baiknya amal tergantung kepada baiknya hati. Baiknya hati tergantung dengan baiknya niat. Siapa yang niatnya baik maka ia akan baik dan siapa yang niatnya bercampur dan kotor, maka ia menjadi kotor dan bercampur."
Marilah kita bersama tanamkan keyakinan bahwa niat dan kebersihan hati ini mestilah kita letakkan pada tempat yang paling tinggi yang mendapat perhatian kita yang paling besar.
Jangan sampai, berbagai aktiviti lain menjadikan kita lupa dari memelihara niat dan kesucian hati.
Inilah yang disinggung oleh Musthafa Shadiq Ar Rafi'ie dalam `Wahyul Qalam' :
"Kesalahan terbesar adalah bila engkau berusaha meluruskan dan membetulkan kehidupan yang ada di sekitarmu, tapi engkau meninggalkan kekacauan dalam hatimu."
KEDUA : SEMANGAT YANG BERGELORA
Syarat perubahan yang kedua, adalah `himmah tatawaqqadu' iaitu semangat yang tinggi dan bergelora.
Niat yang bersih akan menjadi kekuatan yang dahsyat apabila diikat dengan ketinggian dan kekuatan semangat.
Menurut Ibnul Qayyim dalam `Al-Jawaabul Kaafi' :
"Hati itu seperti burung, bila terbang meninggi maka ia akan jauh dari bahaya, tapi bila ia semakin dekat ke bumi, ia semakin terancam oleh bahaya."
Kekuatan burung untuk terbang lebih tinggi mesti didukung dengan kekuatan niat dan semangat.
Pertautannya begini :
Niat yang bersih juga menjadi ukuran prestasi dan kualiti amal yang dilakukan oleh pemiliknya.
Abdullah bin Mubarak pernah menyebutkan :
"Berapa banyak amal yang kecil tapi dibesarkan oleh niat dan berapa banyak amal yang banyak namun dikecilkan kerana niat."
Begitu juga ungkapan tokoh tabi'in, Mutharrif bin Jalil Abdullah :
"Baiknya amal tergantung kepada baiknya hati. Baiknya hati tergantung dengan baiknya niat. Siapa yang niatnya baik maka ia akan baik dan siapa yang niatnya bercampur dan kotor, maka ia menjadi kotor dan bercampur."
Marilah kita bersama tanamkan keyakinan bahwa niat dan kebersihan hati ini mestilah kita letakkan pada tempat yang paling tinggi yang mendapat perhatian kita yang paling besar.
Jangan sampai, berbagai aktiviti lain menjadikan kita lupa dari memelihara niat dan kesucian hati.
Inilah yang disinggung oleh Musthafa Shadiq Ar Rafi'ie dalam `Wahyul Qalam' :
"Kesalahan terbesar adalah bila engkau berusaha meluruskan dan membetulkan kehidupan yang ada di sekitarmu, tapi engkau meninggalkan kekacauan dalam hatimu."
KEDUA : SEMANGAT YANG BERGELORA
Syarat perubahan yang kedua, adalah `himmah tatawaqqadu' iaitu semangat yang tinggi dan bergelora.
Niat yang bersih akan menjadi kekuatan yang dahsyat apabila diikat dengan ketinggian dan kekuatan semangat.
Menurut Ibnul Qayyim dalam `Al-Jawaabul Kaafi' :
"Hati itu seperti burung, bila terbang meninggi maka ia akan jauh dari bahaya, tapi bila ia semakin dekat ke bumi, ia semakin terancam oleh bahaya."
Kekuatan burung untuk terbang lebih tinggi mesti didukung dengan kekuatan niat dan semangat.
Pertautannya begini :
“Setiap kali jiwa seseorang meninggi semangatnya maka hati pun akan bersih dari berbagai pencemaran dan sentiasa sibuk dengan urusan yang besar. Sekaligus semangat itu pula yang akan menjadikan hati terpelihara dari penyakit dan panahan syaitan.”
Semangat dan obsesi yang tinggi ini yang menjadikan seorang salafussoleh di hadapan murid-muridnya mengatakan :
"Demi Allah aku tidak menyukai kehidupan dunia untuk mencari wang atau untuk berdagang, tapi untuk zikir kepada Allah dan membacakan kepada kamu hadits Rasulullah saw." (Tarikh Baghdad)
Inilah juga yang menjadikan Imam Hasan Al Banna dalam `Muzakkiratu dakwah wad da'iyah' (Catatan Memori Dakwah Dan Pendakwah) mendefinasikan pejuang Islam adalah orang yang:
"Memberikan seluruh hartanya, seluruh darahnya, seluruh jiwanya di jalan akidahnya yang ia yakini kebenarannya dan ia lakukan hidup untuknya."
Semangat dan obsesi yang tinggi ini yang menjadikan seorang salafussoleh di hadapan murid-muridnya mengatakan :
"Demi Allah aku tidak menyukai kehidupan dunia untuk mencari wang atau untuk berdagang, tapi untuk zikir kepada Allah dan membacakan kepada kamu hadits Rasulullah saw." (Tarikh Baghdad)
Inilah juga yang menjadikan Imam Hasan Al Banna dalam `Muzakkiratu dakwah wad da'iyah' (Catatan Memori Dakwah Dan Pendakwah) mendefinasikan pejuang Islam adalah orang yang:
"Memberikan seluruh hartanya, seluruh darahnya, seluruh jiwanya di jalan akidahnya yang ia yakini kebenarannya dan ia lakukan hidup untuknya."
Sesungguhnya :
- Tidak ada jiwa yang tidak disibukkan dengan perkara yang besar kecuali ia akan disibukkan oleh perkara yang kecil.
- Tidak ada jiwa yang tidak disibukkan dengan kebaikan kecuali ia pasti disibukkan dengan keburukan.
Manakala, Muhammad Ahmad Ar Rasyid dalam kitabnya `Ar Raqaai'q' (Pelembut Jiwa) mengatakan :
"Jiwa itu sentiasa cenderung pada yang enak dan santai. Tidak berselera kepada sesuatu yang tidak disukai dan berat. Maka angkatlah jiwamu sejauh engkau boleh mengangkatnya ke tempat yang tinggi."
Begitulah indah dan idealnya kekuatan iman.
Tapi ingat, semangat yang tinggi bagi mempersembahkan hidup untuk urusan-urusan yang besar serta berjuang untuk kepentingan akhirat bukanlah bererti :
"Jiwa itu sentiasa cenderung pada yang enak dan santai. Tidak berselera kepada sesuatu yang tidak disukai dan berat. Maka angkatlah jiwamu sejauh engkau boleh mengangkatnya ke tempat yang tinggi."
Begitulah indah dan idealnya kekuatan iman.
Tapi ingat, semangat yang tinggi bagi mempersembahkan hidup untuk urusan-urusan yang besar serta berjuang untuk kepentingan akhirat bukanlah bererti :
- Tidak menjejakkan kaki di bumi.
- Menolak segala keperluan wasilah dan prasarana kehidupan.
Ini adalah kerana justeru bekalan ketinggian semangat untuk mengharungi perjuangan panjang mestilah juga disokong dengan perbekalan kehidupan yang mencukupi.
Jiwa ini perlu kepada :
Jiwa ini perlu kepada :
- Tentangan.
- Perlawanan.
Dalam suasana ada tentangan dan perlawanan, maka akan muncul `mujahadah' atau usaha keras untuk mengatasinya yang akhirnya akan memunculkan kualiti iman yang baik.
Sayyid Qutb, pejuang dakwah Islam yang syahid di tali gantung sangat mengerti sekali tentang perkara ini apabila beliau berkata di dalam kitabnya `Haadza Deen' (Inilah Agama) :
"Hakikat iman tidak akan terbukti kesempurnaannya dalam hati seseorang sehingga ia menghadapi tentangan dengan usaha orang lain (yang berlawanan dengan imannya). Kerana di sinilah, seseorang akan melakukan mujahadah sebagaimana orang lain melakukan mujahadah kepadanya untuk menghalanginya dari keimanan. Di sinilah cakrawala iman akan tersingkap dan terbuka. Keterbukaan yang tidak pernah berlaku pada jiwa orang yang merasakan iman secara datar".
Ya Allah, jadikanlah hati-hati kami sentiasa terpaut dengan perkara-perkara yang akan meninggikan darjat kami di sisiMu. Jauhkanlah diri kami dari terlibat dengan hal-hal yang tidak penting serta tidak memberi manfaat kepada ketinggian Islam. Kurniakanlah kepada kami jiwa yang bersinar serta semangat yang tinggi untuk kami serahkan segala-galanya di atas jalanMu yang lurus.
Ameen Ya Rabbal Alameen
WAS
Sayyid Qutb, pejuang dakwah Islam yang syahid di tali gantung sangat mengerti sekali tentang perkara ini apabila beliau berkata di dalam kitabnya `Haadza Deen' (Inilah Agama) :
"Hakikat iman tidak akan terbukti kesempurnaannya dalam hati seseorang sehingga ia menghadapi tentangan dengan usaha orang lain (yang berlawanan dengan imannya). Kerana di sinilah, seseorang akan melakukan mujahadah sebagaimana orang lain melakukan mujahadah kepadanya untuk menghalanginya dari keimanan. Di sinilah cakrawala iman akan tersingkap dan terbuka. Keterbukaan yang tidak pernah berlaku pada jiwa orang yang merasakan iman secara datar".
Ya Allah, jadikanlah hati-hati kami sentiasa terpaut dengan perkara-perkara yang akan meninggikan darjat kami di sisiMu. Jauhkanlah diri kami dari terlibat dengan hal-hal yang tidak penting serta tidak memberi manfaat kepada ketinggian Islam. Kurniakanlah kepada kami jiwa yang bersinar serta semangat yang tinggi untuk kami serahkan segala-galanya di atas jalanMu yang lurus.
Ameen Ya Rabbal Alameen
WAS