Amal merupakan bahagian yang tidak dapat dipisahkan dari iman.
Imam Hasan Al Bashri menegaskan bahwa iman bukanlah angan-angan dan harapan yang hampa, tetapi ia adalah keyakinan yang mantap dalam hati dan dibuktikan dengan amal yang nyata.
Bagi para aktivis dakwah, amal Islami yang dilaksanakannya adalah bukti ‘intima’ nya (komitmen) pada dakwah, jamaah dan harakah.
Tidak ada tempat di dalam jamaah dakwah ini bagi orang-orang yang hanya ingin diakui sebagai anggota secara formal mengikut lunas perlembagaan, apalagi bagi mereka yang sepi dari menjalankan aktiviti yakni menganggur bahkan minta dijauhkan Allah jika ianya hanya membebankan jamaah.
Kita sepatutnya datang ke dalam jamaah ini :
- Untuk memberi dan bukannya untuk meminta.
- Untuk mengurangkan beban jamaah dan bukan untuk menjadi beban kepada jamaah.
- Untuk memberikan seluruh potensi yang kita miliki untuk dakwah dan bukan mencari keuntungan dari dakwah.
Ingatlah, sesungguhnya orientasi kita dalam jamaah ini adalah orientasi amal dan hanya amallah yang dapat mengangkat darjat kita serta membuatkan Allah swt mengakui kita sebagai aktivis dakwah.
Allah swt berfirman :
“Dan beramallah kamu, maka Allah dan Rasul dan orang-orang yang beriman akan melihat amal kamu, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah yang Maha Mengetahui yang ghaib dan yang nyata.” (QS At-Taubah : 105)
Ketahuilah bahwa kewajiban dan tanggungjawab yang perlu kita pikul ternyata lebih banyak dari waktu yang tersedia dan lebih besar dari potensi yang kita miliki.
Oleh yang demikian, jangan sampai ada di antara kita yang hanya duduk, terpaku dan berdiam diri di dalam jamaah ini kerana jamaah ini bukanlah jamaah tanpa kerja.
Namun, realitinya kita lihat bahwa di sana ramai lagi di antara anggota yang tidak diberi tugasan dari aspek dakwah atau yang tiada peranan yang efektif dari aspek dakwah. Mereka sekadar menghadiri wasilah tarbiah tanpa memikul tugasan dakwah dan bebanan dakwah itu.
Apabila perkara ini berlaku, maka ia akan membawa kesan negatif kepada jamaah sebagai contoh munculnya suasana dan iklim yang tidak sihat, iaitu iklim ‘ghibah’ dan ‘namimah’ di antara aktivis yang boleh menghambat perjalanan harakah dan meruntuhkan bangunan jamaah.
Tidakkah kita menyedari bahwa Rasulullah saw melarang kita dari dua perkara iaitu :
- Membicarakan sesuatu yang tidak ada manfaatnya.
- Menyia-nyiakan harta.
Termasuk prinsip ke-9 dari ‘Ushul Isyrin’ yang menegaskan bahwa :
“Setiap masalah yang tidak berorientasi pada amal, maka membicarakannya adalah sesuatu yang memberatkan diri dan dilarang syari’at.”
Sekarang sampai masanya kita memperbanyakkan aktiviti dan meningkatkan produktiviti dan tidak ada waktu bagi kita untuk banyak berbicara, lebih-lebih lagi jika berbicara tentang sesuatu yang tidak berguna mengingatkan masih banyak ruang dakwah yang masih belum tergarap.
MENGGARAP RUANG DAKWAH
Betapa banyak ruang dakwah yang menjadi tanggungjawab kita di kalangan buruh, pedagang, petani, nelayan, golongan profesional, suri rumah tangga, remaja, anak jalanan dan lain-lain.
Sungguh naif, jika ada di antara kita yang tidak memiliki aktiviti, kesibukan atau “pekerjaan” di dalam jamaah ini.
Sungguh, Imam Hasan Al-Banna pada masa hayatnya pernah berkata bahwa :
“Kita mesti bekerja lebih banyak untuk umat daripada untuk diri kita sendiri.”
Ladang dakwah begitu banyak terbuka luas di hadapan kita. Siapa yang akan mula menggarapkannya?
Tentu sahaja diperlukan aktivis-aktivis dakwah yang berinisiatif, kreatif dan produktif yang motivasinya kerana Allah dan berorientasi kepada ridha Allah.
Lupakah kita bahwa Rasulullah saw pernah bersabda :
“Barang siapa yang berinisiatif mengerjakan amal kebaikan lalu diikuti oleh orang lain maka baginya pahala atas perbuatannya itu dan pahala dari orang-orang yang mengerjakan setelahnya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun… “(HR Bukhari)
Satu kayu pengukur bahwa kegiatan dan proses tarbiyah yang kita selenggarakan telah berjalan dengan cukup baik dan berkesan adalah jika para aktivis dakwah dapat menyerlahkan dirinya sebagai peribadi Islam contoh dan pendakwah di tengah-tengah masyarakatnya.
Kehadiran, penyertaan, peranan dan sumbangannya dapat dirasakan oleh orang ramai.
Ini sebagaimana yang ditegaskan oleh Rasulullah saw bahwa :
“Orang yang paling baik adalah orang yang paling banyak kebaikannya di kalangan masyarakat.” (HR Tirmizi)
Rasulullah saw juga menggambarkan bahwa profil seorang mukmin adalah :
“Seperti lebah, iaitu hanya mengambil yang baik dan memberi yang baik.” (HR Ahmad)
Jika ia hinggap di suatu tempat maka ia akan mengambil yang terbaik dari tempat itu iaitu madu tanpa merosakkan atau mematahkan ranting tempat ia berpijak. Bahkan lebah membantu bunga-bunga tersebut melakukan proses pendebungaan.
Ketika ia meninggalkan tempat itu untuk mencari tempat yang lain, maka ia meninggalkan sesuatu yang terbaik pula iaitu madu serta meninggalkan kenangan manis kepada lingkungan yang pernah ia hinggapi.
Begitulah perumpamaan seorang aktivis dakwah, ia menjadi seperti lebah yang sentiasa mencari unsur-unsur kebaikan dan memberikan buah kebaikan. Benih-benih kebaikan itu tidak akan tumbuh jika kita tidak giat melakukan amal dakwah dalam masyarakat.
Sesungguhnya amal adalah buah dari ilmu dan keikhlasan. Ilmu yang kita perolehi di dalam halaqah, usrah, majlis ilmu dan majlis ta’lim mesti memberi kesan positif pada kehidupan sehari-hari di lingkungan tempat kita melakukan amal dan aktiviti.
Kita tidak seharusnya merasa cukup dengan aktiviti ‘tarbawi’, ‘tatsqifi’ dan ‘tandzimi’ yang bersifat dalaman tanpa mengembangkannya dalam bentuk amal dakwah dan kegiatan sosial kerana konsep tarbiyah yang kita anut adalah memadukan ‘tarbiyah nukhbawiyah’ (pembinaan aktivis dalaman) dan ‘tarbiyah jamahiriyah’ (pengembelingan massa yang bersifat terbuka)
Kita tidak mengenal istilah ‘pengamat dakwah’ dalam kamus kita kerana yang ada hanyalah ‘aktivis dakwah’ atau ‘pekerja harakah’.
TIGA KESEDARAN
Seorang aktivis dakwah seharusnya memiliki tiga kesedaran di dalam jiwanya :
PERTAMA : KEIMANAN KEPADA KEAGUNGAN RISALAH
Bahwa risalah yang kita perjuangkan adalah risalah Allah dan ia adalah risalah kebenaran serta sebaik-baik fikrah dan manhaj.
KEDUA : KEBANGGAAN DALAM MEMIKUL RISALAH
Selama mana kita menjadi penegak kebenaran, maka kita adalah pemimpin bagi manusia sebagaimana firman Allah swt :
“Kamu (wahai umat Muhammad) adalah sebaik-baik umat yang dilahirkan bagi (faedah) umat manusia, (kerana) kamu menyuruh berbuat segala perkara yang baik dan melarang daripada segala perkara yang salah (buruk dan keji), serta kamu pula beriman kepada Allah (dengan sebenar-benar iman). Dan kalaulah Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani) itu beriman (sebagaimana yang semestinya), tentulah (iman) itu menjadi baik bagi mereka. (Tetapi) di antara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka orang-orang yang fasik.” (QS Ali Imran : 110)
KETIGA : SENTIASA OPTIMIS TERHADAP PERTOLONGAN ALLAH
Bahwa selama mana kita beriman pada kebenaran dan bangga menjadi penolongnya, maka Allah akan sentiasa bersama kita memberikan dorongan, bimbingan dan pertolonganNya serta selalu bersama kita walau di manapun kita berada.
Jika tidak ada penduduk bumi yang sanggup membantu kita, maka Dia akan menurunkan pasukan dari langit untuk menolong kita.
ASAS PEMBENTUKAN AKTIVIS DAKWAH
Di antara asas-asas yang mampu menghasilkan aktivis dakwah sebenar adalah :
a. Kefahaman yang tepat (Al-Fahmu ad-Daqiq)
b. Keimanan yang mendalam (Al-Iman al-Amiq)
c. Pembentukan yang mantap (At-Takwin al-Matin)
d. Tarbiyah yang berterusan (Tarbiyah Mutawashilah)
Aktivis dakwah yang menghadapi masaalah dalam proses tarbiyahnya akan menimbulkan masaalah dan memberikan kesan buruk terhadap peribadi, keluarga, sosial, dakwah dan harakah.
Kegiatan tarbiyah bagi aktivis dakwah tidak sepatutnya menjadi suatu kegiatan sampingan atau aktiviti nombor dua yang boleh di abaikan dan ditunda atau diganti dengan kegiatan yang lain.
Namun, ia mestilah menjadi kegiatan yang asasi baginya yang perlu diutamakan dari kegiatan yang lain.
Sesungguhnya gerakan dakwah pada hari ini sangat-sangat memerlukan aktivis dakwah yang :
1. Aktif bekerja (amil).
2. Menjadi pemikir ulung (mufakkir).
3. Pemberani dalam segala situasi (jar-i).
4. Produktif dalam amal (muntij).
Maka, ia tidak boleh lambat dalam memenuhi panggilan dakwah walaupun hanya satu minit sahaja.
Aktivis dakwah yang diperlukan pada hari ini berbeza dengan yang sebelumnya di mana mereka seharusnya memiliki :
a. Wawasan intelektual yang luas (mutsaqqafun).
b. Berketerampilan dan berbakat (mujahhazun).
c. Terlatih (mudarrabun).
d. Beriktisas dan profesional (mutakhassisun).
SEBULAN SEBELUM SYAHID
Mari kita renungi kata-kata Imam Hasan Al Banna 4 minggu sebelum kesyahidannya :
Saya mempersembahkan ucapan selamat kepada kamu kerana Allah Ta’ala telah memberikan taufiq kepada kamu, mengalirkan kebaikan di tangan kamu dan meneguhkan kamu pada kebenaran, meskipun berbagai kejadian datang silih berganti dan tahunpun terasa semakin panjang.
Saya juga ingin mengingatkan kamu bahwa dakwah kamu memiliki berbagai keistimewaan yang membezakannya dengan dakwah-dakwah lain dan beban yang mesti kamu pikul pada masa-masa sekarang sangat besar.
Ingatlah bahwa kamu adalah kafilah mukmin yang lahir pada zaman kebendaan yang diliputi kegelapan syahwat, hawa nafsu dan berbagai ketamakan lalu kamu :
- Membela kalimah Allah swt.
- Mempertahankan risalahNya.
- Menjaga hukum-hukum syari’ahNya.
- Memelihara ayat-ayatNya.
- Menyeru manusia yang kebingungan di tengah padang luas kehidupan menuju jalan yang lurus.
Dengan tugas itulah kamu memekikkan seruan paling mulia dan menyeru manhaj yang suci sementara itu di tangan kamu ada botol ubat, yakni wahyu Allah swt, maka kewajiban kita adalah mengumandangkan kenyataan ini dengan sejelas-jelasnya dan menyeru manusia kepada manhaj Islam dengan mantap, meskipun kita belum mempunyai negara dan kekuasaan.
Sedarilah bahwa sesungguhnya kekuatan dakwah :
- Bersemayam di dalam hati orang-orang yang beriman.
- Terdapat dalam keperluan alam pada dakwah.
- Terdapat dalam dukungan Allah swt.
Maka, kita memohon dalam doa-doa kita agar Allah swt berkehendak menjadikan dakwah sebagai bukti kehendak dan kekuasaanNya.
Allah swt sentiasa bersama kamu, mengintai musuh-musuh kamu dan mengalahkan orang yang memusuhi hamba-hambaNya dan menentang ketentuanNya.
“Dan Allah berkuasa terhadap urusanNya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya”. (QS Yusuf : 21)
Allah swt telah memberikan keistimewaan kepada kamu dengan bergabung pada dakwah ini dan oleh kerana itu :
- Peliharalah keistimewaan ini dengan komitmen pada adab-adabnya.
- Serlahkanlah syi’arnya di tengah-tengah manusia.
- Jernihkan pemikirannya.
- Perbaiki tindakan dan amalannya.
- Istiqamahlah pada perintah Allah swt.
- Laksanakan amar ma’ruf nahi munkar.
- Berikan nasihat dengan lembut kepada seluruh manusia.
- Bersiap-siaplah untuk berkorban dan bersabar.
- Berjihad dengan jiwa dan harta.
- Memperbanyakkan tilawah Al Qur’an.
- Menjaga solat 5 waktu dengan berjamaah.
- Beramal hanya untuk mengharap keridhaan Allah swt.
Setelah itu, tunggulah pertolongan, taufiq dan kemenangan dari Allah swt.
“Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa”. (QS Al-Hajj : 40)
Perkara yang paling khusus yang saya wasiatkan kepada kamu adalah bahwa simbol kita adalah bersih iaitu bersih :
- Nurani.
- Pemikiran.
- Ungkapan.
- Tindakan.
- Pakaian.
- Badan.
- Makanan.
- Minuman.
- Penampilan.
- Tempat tinggal.
- Interaksi.
- Perilaku.
- Perkataan.
- Seluruh gerakerja.
Di antara pesanan Rasulullah saw :
“Budayakan bersih, hingga kamu menjadi seperti tahi lalat di antara berbagai umat”.
Sungguh, ia suatu isyarat yang sangat indah dan ungkapan yang sangat mulia bahwa bab pertama dalam fiqh ibadah kita adalah ‘thaharah’ (bersuci).
Hadist sahih menyebutkan :
“Kunci pembuka syurga adalah solat, sedang kunci pembuka solat adalah bersuci”.
Maha benarlah Allah swt dalam firmanNya :
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan orang-orang yang mensucikan diri” (QS Al-Baqarah : 222)
Ya Allah, tetapkanlah kami di atas jalan tarbiyah yang akan membentuk iman, fikrah dan kefahaman yang benar sehingga ianya dapat ditransformasikan kepada amal dakwah yang akan memberi manfaat dan faedahnya kepada masyarakat sekeliling sehingga mereka bangun membuat perubahan ke atas diri mereka serta penghayatan dalam kehidupan mereka.
Ameen Ya Rabbal Alameen
WAS