skip to main | skip to sidebar

Tinta Perjalanan

Pages

  • Home
 
  • RSS
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube
  • DheTemplate.com
  • Free Templates
  • Drop Menu 1
    • Child Menu 1.1
    • Child Menu 1.2
    • Child Menu 1.3
  • Drop Menu 2
    • Child Menu 2.1
    • Child Menu 2.2
    • Child Menu 2.3
  • Daily Update Templates

Ahlan Wasahlan


Perjalanan Menuju Allah.

Tuesday, 30 April 2013

Memohon Dari Al Jabbar

Ditulis Oleh WAS Pada 10:00 – 4 Komen Anda
 

Seringkali manusia terjebak oleh pemikirannya sendiri dan merasa mampu untuk merancang segala sesuatu. Padahal tidak ada kekuatan dalam diri manusia untuk menentukan samada sesuatu itu terlaksana, gagal atau tertunda melainkan hanya dengan kehendak Allah, ‘Al Jabbar’ iaitu Yang Maha Berkehendak dan Maha Memaksakan kehendak-Nya.

Lebih-lebih lagi bagi mereka yang memusuhi agama ini di mana mereka merancang sejuta ‘makar’ (tipu daya) dan merekacipta seribu peristiwa agar kalimah Allah yang mulia menjadi ternoda. Namun, mereka lupa bahwa alam semesta dan seluruh isinya ini hanya Dia yang  menciptakannya dan hanya Dia pula yang mampu menggerakkannya.

Musuh-musuh Allah itu boleh merancang dengan sejuta ‘makar’ (tipu daya), tapi Allah juga telah menyiapkan ‘makar’Nya. Sungguh, hanya ‘makar’ Allah yang sempurna dari segala ‘makar’ yang ada.

“Orang-orang kafir itu membuat ‘makar’ (tipu daya), dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.” (QS Ali Imran : 54)

Ada seorang ulama’ yang pernah melantunkan doa yang cukup luar biasa :

“Ya Jabira kulli kathir wa ya musahhila kulli ’asir.”

“Wahai Yang Mengalahkan yang banyak dan Yang Memudahkan segala kesulitan.

Sesungguhnya, memang hanya Dia yang mampu berkehendak.

Sungguh, bahwa ‘Al Jabbar’ adalah tempat kita berlindung dari segala duka nestapa yang ditimbulkan oleh musuh dan keadaan yang susah.

Ketika kita sedar dan selalu menjaga kesedaran itu, bahwa hanya Dia yang mampu memutuskan dan memaksakan, tentu kita tidak akan takut atas segala kejadian yang berlaku.

Bahkan ketika sebuah peristiwa yang suram berlaku sekalipun, kita meyakini bahwa ini adalah dari kehendakNya yang bersifat ‘Al Jabbar’ iaitu Yang Maha Berkehendak dan semua itu berlaku hanya di atas izin-Nya semata-mata.

Allah swt berfirman :
”Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengurniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala keagungan, Maha Suci, Allah dari apa yang mereka persekutukan.” (QS Al Hasyr : 23)
‘Al-Jabbar’ diambil daripada kata dasar yang terdiri daripada huruf ‘jim’, ‘ba’ dan ‘ra’, yang mengandungi makna :
1. Keagungan.
2. Ketinggian.
3. Istiqamah (berterusan).  
Perkataan ini hanya disebut sekali di dalam Al-Qur’an bagi menunjukkan sifat Allah, tetapi sebanyak sembilan kali lagi disebut sebagai sifat manusia yang angkuh.
Pendapat para ulama’ mengenai makna ‘Al-Jabbar’, antara lain ialah “ketinggian yang tidak terjangkau.”  
Ini bermaksud ketinggian sifat-sifat Allah yang menjadikannya tidak mampu terjangkau oleh sesiapapun.  
Penulis tafsir ‘Al-Biqai’ menafsirkan perkataan ‘Jabbar  sebagai :
“Yang Maha tinggi sehingga memaksa yang rendah untuk tunduk kepada apa yang dikehendakinya; dan tidak terlihat atau terjangkau oleh yang rendah apa yang mereka harapkan untuk dicapai dari sisinya, ketundukan dan ketidakjangkauan yang nampak secara amat jelas.”
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat ditegaskan bahwa ‘Al-Jabbar’ hanyalah milik Allah. Hanya Dia yang berhak memaksa seluruh makhluk untuk mentaati kehendak-Nya.  Tidak ada seorang pun yang boleh melaksanakan kehendak mereka ke atas Allah. Dia adalah zat yang tidak seorang pun berada di luar daripada genggamannya dan hanya Dia yang mempunyai kuasa secara mutlak.  
Disamping itu, nama ‘Al-Jabbar’ juga membawa maksud Yang Maha Perkasa.
“Dan tunduklah semua muka (dengan merendah diri) kepada Tuhan Yang Hidup Kekal lagi sentiasa mengurus (makhluknya).  Dan sesungguhnya merugilah orang yang melakukan kezaliman.”(QS Taha : 111)
“Kemudian dia menuju langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia  berkata kepadanya dan kepada bumi:”Datanglah kamu keduanya menurut perintahku dengan rela ataupun terpaksa.”  Keduanya menjawab,”Kami datang dengan rela.” (QS Fussilat : 11)
Dalam hadith Abu Sa’id, disebutkan bahwa Nabi saw bersabda :

“Bumi pada hari kiamat akan menjadi satu adunan kueh dan dibalikkan oleh ‘Al-Jabbar’ dengan ‘Tangan-Nya’ sebagaimana seseorang di antara kamu membalikkan adunan kuehnya di saat melakukan safar.” (HR Bukhari)

‘Al-Jabbar’ adalah yang memiliki sifat jabarut. Dalam salah satu doa Nabi saw yang diriwayatkan oleh sahabat ‘Auf bin Malik ra dalam sebuah hadith :

 “Aku berdiri (solat) bersama Rasulullah saw pada suatu malam. Ketika ruku’, baginda tetap diam seukuran surah Al-Baqarah. Baginda mengatakan dalam ruku’-nya :

‘Maha suci Yang memiliki Jabarut, kerajaan (pengaturan), kesombongan, dan keagungan.” (HR Abu Dawud dan An-Nasa’ie)

Adapun makna ‘Al-Jabbar’ secara ringkas seperti yang disampaikan oleh Asy-Syaikh Abdul Rahman Nasir As-Sa’di dalam tafsirnya iaitu :

“Yang Maha Tinggi dan Tertinggi, juga bermakna Yang Memaksa, dan bermakna Ar-Ra`uf Yang kasih sayang, Yang memperbaiki kalbu yang remuk, memperbaiki yang lemah dan tidak mampu, serta yang berlindung kepada-Nya.”

Ibnu Jarir At Thabari mengatakan :

“Yang memperbaiki urusan makhluk-Nya, Yang mengatur mereka dengan sesuatu yang maslahat bagi mereka.”

Ibnu Atsir mengatakan :

“Di antara nama-nama Allah swt adalah Al-Jabbar, ertinya adalah Yang memaksa hamba-hambaNya sesuai dengan yang Dia mahukan, baik berupa perintah atau larangan… Dikatakan pula bahwa maknanya adalah Yang tinggi di atas makhluk-Nya… Di antara ungkapan orang Arab adalah ‘Nakhlah Jabbarah’ yakni pohon kurma yang besar, yang tangan tidak dapat menjangkaunya.”

Ar-Raghib dalam kitabnya ‘Al-Mufradat’ mengatakan :

“Asal maknanya adalah memperbaiki sesuatu disertai semacam paksaan… Adapun apa yang Allah swt sifatkan semacam Al-’Aziz Al-Jabbar Al-Mutakabbir, maka dikatakan bahwa Allah dinamai dengan nama itu dari ungkapan ‘jabartu al-faqir’ ertinya aku memperbaiki keadaan orang faqir. Kerana Allah, Dialah yang memperbaiki manusia dengan nikmat-Nya yang melimpah. Dikatakan pula, kerana Dia memaksa manusia kepada kehendak-Nya.”

Ibnul Qayyim Al Jauziyyah menyebutkan tiga makna yang semuanya termasuk dalam pengertian nama tersebut :

PERTAMA :

Dialah yang memperbaiki kelemahan hamba-hamba-Nya yang lemah, dan Yang memperbaiki kalbu yang merasa remuk di hadapan-Nya, yang tunduk di hadapan kebesaran-Nya dan keagungan-Nya.

Betapa banyak :

a. Kalbu yang remuk lalu Allah swt perbaiki.
b. Yang fakir lalu Allah swt berikan kecukupan.
c. Yang hina lalu Allah swt muliakan.
d. Yang kesusahan lalu Allah swt berikan kesenangan.
e. Yang kesulitan lalu Allah swt berikan kemudahan.
f. Orang yang terkena musibah lalu Allah swt perbaiki dengan memberinya taufiq untuk tetap teguh dan sabar dan Allah swt ganti kerana musibahnya dengan pahala yang besar.

Maka, hakikat makna ‘Jabr’ adalah memperbaiki keadaan hamba dengan melepaskannya dari kesulitan serta menghilangkan darinya kesusahan.

KEDUA :

Dia Yang Maha memaksa, yang segala sesuatu tunduk kepada kebesaran-Nya, yang semua makhluk tunduk kepada keagungan-Nya dan keperkasaan-Nya. Maka Dia memaksa hamba-hamba-Nya kepada apa yang Dia kehendaki berupa sesuatu yang sesuai dengan tuntutan hikmah-Nya dan kehendak-Nya. Maka mereka tidak dapat berlepas diri darinya.

KETIGA :

Dia yang Maha Tinggi dengan Zat-Nya di atas seluruh makhluk-Nya, sehingga tidak seorangpun yang mampu mendekati ketinggian-Nya.

KEEMPAT :

Al-’Allamah As-Sa’di menyebutkan makna yang keempat, iaitu bahwa Dia yang Maha Besar dan suci dari segala kekurangan dan keserupaan dengan siapapun, serta suci dari sesuatu yang menyerupai-Nya, samada dalam kekhususan-kekhususan-Nya ataupun hak-hak-Nya.

JIKA  ALLAH ADALAH AL JABBAR, APAKAH MAKNANYA?

PERTAMA :

Menurut Al Khattaabi, ia bermakna :

“Dia yang memaksa makhluk-Nya di atas apa-apa suruhan dan larangan. Dengan kata lain, apa sahaja kehendak Allah, kehendak-Nya itu akan dilaksanakan. Makna pertama ‘Al Jabbar’ ialah ‘Pemaksa’ supaya apa sahaja kehendak-Nya adalah apa yang tersurat. Dia adalah kuasa yang melaksanakan kehendaknya.”

KEDUA :

Ia bermakna ‘al ‘Aali fawqa khalqihi’, Yang Disanjung Tinggi melampaui makhluknya. Dengan kata lain, ia adalah Yang Maha Besar dan tidak ada yang lebih besar darinya. Ia adalah Yang Maha Gagah. Ia memiliki segala sesuatu dan boleh mengurniakan segala sesuatu. Kuasa tertinggi dan kekuasaan adalah milikNya yang mutlak.

KETIGA :

Ia bermakna ‘Al Muslih’ iaitu kuasa yang boleh melakukan perubahan dan menetapkan setiap situasi untuk makhluk-Nya. Apabila kita mendapati sumber yang ada pada kita tidak lengkap, Allah swt akan menyempurnakannya. Apabila kita tidak dapat sampai kepada matlamat kita, Allah swt akan membantu kita. Dialah yang memperbaiki urusan kehidupan makhluknya. Ini bererti apabila seorang hamba terhalang dari mencapai matlamat kehidupannya, ‘Al Jabbar’ akan membolehkannya bagi mencapainya dan memberinya punca untuk sampai kepada tujuan dan cita-citanya.

BERAKHLAK DENGAN SIFAT AL JABBAR
Oleh kerana sifat ini hanya untuk Allah swt, manusia tidak boleh memiliki sifat memaksakan sesuatu ke atas orang lain.   Di sebalik paksaan Tuhan, sebenarnya ada cinta dan kasih sayang.
Ada sebuah hadis qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim :
“Kemuliaan adalah pakaian-Ku, keangkuhan adalah selendang-Ku. Sesiapa yang mencuba merebutnya daripada-Ku, akan Ku azab Dia.”
Maksud dari hadis di atas adalah manusia tidak boleh bersikap angkuh, sombong dan memuliakan dirinya.
Yang boleh merasa angkuh hanyalah Allah swt kerana Dialah yang berkuasa di atas segala sesuatu. Manusia mestilah sentiasa berusaha dan berwaspada agar sifat angkuh dan sombong tiada dalam dirinya.
Seorang manusia yang sombong atau takabbur adalah mereka yang menolak kebenaran. Ketika dirinya berbuat suatu kesalahan, namun tidak mahu menerima nasihat, bererti ada sifat sombong dalam dirinya di mana ia merasakan dirinya lebih tinggi darjatnya daripada orang yang menasihatinya. Ia tidak sedar bahawa sifat sombong boleh menyebabkan dirinya tertutup dari melihat kebaikan-kebaikan lain.
Apabila kita berbicara tentang kesempurnaan sifat dan nama, adalah dimaklumi bahawa ada sifat dan nama yang sempurna untuk Allah sahaja dan tidak untuk makhluk. Maka begitulah juga dengan ‘Al Jabbar’ di mana nama ini memuji Allah tetapi jika digunakan untuk manusia akan membawa makna zalim atau tidak adil.

Umat Islam telah diajar daripada dahulu sehingga sekarang bahawa sifat-sifat Allah adalah sempurna belaka. Bukan itu sahaja, bahkan sifat-sifat ini juga layak untuk Allah.

Satu perkara yang mesti diketahui oleh umat Islam yang berpegang dengan aqidah Ahlus Sunnah Wal Jamaah ialah nama dan sifat-sifat Allah adalah satu perkara ‘tawqifi’ iaitu suatu yang tidak boleh direka-reka sebaliknya ianya mestilah bersumberkan nas daripada Al-Qur'an, hadith serta ijma’ ulama’.

Imam Hasan Al-Banna dalam ‘Majmu’ah Rasa’il’ di bawah risalah aqidah berkata :

“Al-Jabbar ialah yang melaksanakan perintah-perintahNya".

Bahkan Imam Hasan Al-Banna dalam risalah yang sama turut menyatakan bahwa :

“Ketahuilah bahawa jumhur kaum muslimin berpendapat bahawa tidak boleh menamakan Allah Tabaraka Wa Taala dengan suatu nama atau sifat yang tidak disebut oleh syara’, dengan maksud mengambil nama tersebut menjadi nama Allah Taala sekalipun ia merasakan bahawa maknanya sempurna.

Maka tidak boleh kita mengatakan (pada Allah Taala) : Jurutera Alam Yang Paling Agung dan tidak boleh juga kita menyatakan misalnya : Pengarah Urusan Bagi Hal-Ehwal Makhluk.”

Jika setiap orang bebas memberi nama atau sifat kepada Allah Taala tanpa berpandukan syara’, maka akan ada misalnya yang mengatakan bahawa Allah itu Doktor Yang Maha Agung dengan maksud bahawa Allah Taala berkuasa menyembuhkan sebarang penyakit.

Oleh itu mengikut ajaran Ahlus Sunnah Wal Jamaah, nama-nama dan sifat-sifat bagi Allah mestilah berpandukan nas-nas syara’.

PERBEZAAN APABILA AL JABBAR DIGUNAKAN UNTUK ALLAH DAN UNTUK MANUSIA

Apabila ‘Al Jabbar’ dipadankan kepada manusia, ia memberi konotasi negatif kerana manusia tiada hak untuk bersikap diktator dan menzalimi manusia lain. Jika ianya dipadankan sebagai ‘yang mengembalikan sesuatu’, ia juga adalah negatif kerana manusia akan menggunakan cara-cara yang tidak adil (zalim) untuk membetulkan sesuatu keadaan. Hanya apabila Allah swt membetulkan sesuatu keadaan, ianya positif dan tidak dianggap zalim.

Sifat ‘Al Jabbar’ tidak sesuai untuk manusia kerana kita sebenarnya diciptakan sebagai hamba kepada Tuhan.   

JIKA ALLAH ADALAH AL JABBAR, APAKAH YANG SEPATUTNYA KITA BUAT?

PERTAMA :

Kita sepatutnya menyedari bahwa hanya Dia sahaja yang bersifat ‘Al Jabbar’ dan kita tidak boleh menirunya. Dalam kebanyakan nama-nama Allah, kita digalakkan untuk menghiasi diri kita bersesuaian dengan nama-nama Allah tersebut. Misalnya ‘Ar Rahman’ (Yang Maha Pemurah) di mana kita juga mestilah bersikap pemurah dengan manusia tetapi bagi ‘Al Jabbar’, kita tidak boleh berakhlak dengan sifat ‘Al Jabbar’ kerana Allah sendiri melarang kita dari bersifat dengan ‘Al Jabbar’ dan tidak suka kepada mereka yang bersifat sombong dan angkuh.

Firman Allah swt :

 “Dan (Rasul-rasul serta umatnya yang beriman) memohon pertolongan (kepada Allah, untuk mendapat kemenangan); dan terkecewalah tiap-tiap orang yang sombong takabbur, lagi bersikap degil (dalam keingkarannya).” (QS Ibrahim : 15)

Begitu juga dalam ayat lain Allah swt berfirman :

“Demikianlah Allah meteraikan (tutup) atas hati tiap-tiap orang yang sombong takabbur, lagi bermaharajalela pencerobohannya!” (QS Ghafir : 35)

Jadi, sesiapa yang sombong dan takabbur, hati mereka akan ditutup (dimeteraikan) dan mereka akan kerugian di dunia dan di akhirat.

Daripada sebuah hadith di dalam sahih Bukhari, kita mengetahui bahwa api neraka disediakan untuk golongan ‘Jabbaareen’, iaitu mereka yang sombong, takabbur, bersifat degil dalam keingkarannya serta bermaharajalela pencerobohannya.

Api neraka berkata :

“Aku telah diberi keutamaan untuk menerima mereka-mereka yang sombong, takabbur dan bersifat zalim.”

Kita mungkin terfikir bahwa kita tidak bersikap zalim dan sikap itu hanya layak bagi pemerintah-pemerintah yang membunuh rakyatnya dan melakukan kezaliman namun, kadang-kadang kita juga termasuk dalam kategori ini.

Dalam konteks Nabi Isa as, dikatakan bahwa baginda seorang yang baik dan berakhlak mulia terhadap ibunya dan baginda bukanlah seorang yang ‘Jabbar’ (tidak mematuhi perintah ibunya). Jadi, ‘Jabbar’ dalam konteks ini bermakna seseorang yang melanggar perintah ibubapa iaitu apabila ibubapa menyuruh anaknya untuk melakukan sesuatu dan anaknya enggan melaksanakan perintah tersebut.

‘Jabbar’ bukanlah hanya tertentu kepada pemerintah yang zalim dan rakus tetapi ‘Jabbar’ boleh juga termasuk mereka-mereka yang enggan untuk patuh, merosakkan dan melukakan hati orang lain serta tidak mahu mendengar perintah pihak yang diberi kuasa. Pelajaran pertama kepada kita bahwa kita adalah hamba dan sepatutnyalah kita meletakkan diri kita sebagai hamba Allah.   

KEDUA :

Jika seseorang itu tidak mampu untuk mencapai cita-cita yang telah ditetapkan, mereka merasakan ada penyempitan dari segi masa dan keupayaan.

Oleh yang demikian, kita perlu meminta kepada ‘Al Jabbar’ untuk menampung kekurangan kita. Apabila kita tidak dapat mencapai matlamat yang ditentukan dan mendapati diri kita dalam keadaan kelemahan dan bercelaru, maka kita perlu memohon pertolongan kepada ‘Al Jabbar’ yang akan menampung semua kekurangan kita.

BERDOA MENGGUNAKAN NAMA AL JABBAR

PERTAMA : DUDUK DI ANTARA DUA SUJUD

“Rabbighfirlee warhamnee wajburnee warfa’nee warzuqnee wahdini wa ‘aafinee wa’fuannee”
(Oh Tuhanku, ampunilah daku dan sayangilah daku dan cukupilah kekuranganku dan tinggikan darjatku dan berikanlah daku rezeki dan tunjukilah daku dan sihatkanlah daku dan maafkanlah daku)
‘Jabr’ dalam doa di atas bukan bererti untuk memaksa tetapi bermakna menyelesaikan situasi iaitu  memperbaiki keadaan kepada yang lebih baik (pengislahan)
KEDUA : DOA DI DALAM RUKU’ DAN SUJUD

Ada sebuah hadith sahih riwayat Abu Dawud yang mengatakan bahwa baginda Rasulullah saw pernah berdoa di dalam ruku’ dan sujudnya :

“Subhana zhil jabaroot wal malakoot wal kibriyaa’i wal ‘athamah.”

(Maha Suci Engkau yang mempunyai kebesaran dan kekuasaan, semua di bawah penguasaan-Nya, yang mempunyai keagungan dan yang memiliki kesempurnaan)

Kita sepatutnya menulis doa ini dan menghafalnya supaya kita dapat manfaat darinya.

Kenapakah doa ini dibaca dalam sujud?

Ia adalah kerana dalam keadaan sujud, kita sangat hampir kepada Allah swt dan membaca doa yang memuji kebesaran dan kekuasaanNya melahirkan rasa kehambaan kepadaNya.

Para ulama’ mengajarkan bahwa berzikir dengan menggunakan kalimah ‘Al Jabbar’ di pagi dan petang hari akan melindungi pengucapnya dari penguasa yang zalim dan manusia-manusia yang zalim.

Yakinlah bahwa hanya ‘Al Jabbar’ yang mampu memaksakan semua kehendak dan kejadian manakala musuh tidak akan berdaya melemahkan kita malah akan tunduk kepada kita dengan pertolongan Allah swt.


Ya Allah, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Sempurna, Yang memiliki kekuasaan dan kedaulatan yang mutlak dan mengkagumkan serta kemegahan yang begitu indah. Ubahlah situasi kami yang gawat ini kepada keadaan yang lebih baik yang akan menjadikan kehidupan kami lebih terurus di samping mendapat limpahan rahmat dan keampunan dariMu.

Ameen Ya Rabbal Alameen
WAS

[ Read More ]
Read more...
Monday, 29 April 2013

Menyambut Khabar Gembira

Ditulis Oleh WAS Pada 07:01 – 0 Komen Anda
 

Abad ke 15 Hijriyah adalah abad kebangkitan Islam di mana riak-riak kebangkitan ini kian terasa dari hari ke hari.

Bagi mereka yang bergerak bersama denyutan nadi umat pasti merasakannya kerana itulah mereka terus bergerak dengan semangat yang tidak pernah padam.

Namun, di sudut lain kita juga melihat sekelompok manusia dari umat ini yang memandang masa depan dengan penuh pesimistik di mana  tidak ada gelora perjuangan dalam dadanya serta tidak terlintas langsung dalam pemikirannya kemahuan untuk bergerak.

Renggangnya mereka dari realiti perjuangan umat menyebabkan hati-hati mereka sentiasa dirundung duka padahal kemenangan Islam sudah di depan mata, InsyaAllah.

Al Qur’an merupakan kalam Allah yang diturunkan untuk panduan umat manusia sejagat dan ia mempunyai rahsianya yang tersendiri di mana ia mencakupi aspek kehidupan manusia keseluruhannya.

Al-Qur’an hadir dengan beberapa “Al-Mubasysyiraat” iaitu berita-berita gembira atau janji-janji gembira yang diceritakan oleh Allah swt.

PERTAMA :

Berita gembira yang pertama yang terdapat di dalam Al-Qur’an ialah janji Allah swt kepada orang-orang Mukmin dengan kemenangan Islam. Cahaya kebenarannya akan tersebar ke seluruh pelusuk dunia dan akan mengatasi semua agama-agama lain.

Firman Allah swt :

“Mereka (orang-orang musyrikin dan ahli kitab) mahu memadamkan cahaya Allah (agama Islam) tetapi Allah Taala akan menyempurnakannya sekalipun orang-orang kafir membenci (Islam). Dialah (tuhan) yang mengutuskan Rasul-Nya membawa hidayah dan agama yang benar untuk mengatasi agama-agama yang lain kesemuanya, sekalipun orang-orang musyrikin membencinya.” (QS At Taubah : 32 – 33)

KEDUA :

Berita gembira kedua ialah umat Muhammad saw ini akan memegang tampuk Khalifah di muka bumi. Dunia akan aman sejahtera di bawah pemerintahan Islam.

Firman Allah swt :

“Janji Allah kepada orang-orang yang beriman dan beramal soleh bahawa akan dijadikan mereka Khalifah di muka bumi ini sebagaimana memerintah umat-umat terdahulu dari mereka.” (QS An Nuur : 55)

KETIGA :

Berita gembira ketiga ialah berita kejayaan Rasul-Rasul terdahulu beserta pengikut-pengikut mereka. Sebaliknya azab dan bala bagi kaum yang engkar dari mengikut petunjuk Rasul-Rasul tersebut.

Firman Allah swt :

“Kami beri kemenangan kepadanya (Nabi Nuh as) dan pengikut-pengikutnya dalam kapalnya (dari banjir besar) dan kami jadikan ia pengajaran untuk sekalian alam.” (QS Al Ankabut : 15)

FirmanNya lagi :

“Dan tatkala kami belahkan laut menjadi dua , dan kami beri kejayaan kepada kamu (pengikut-pengikut Nabi Musa as) dan kami tenggelamkan Firaun serta pengikit-pengikutnya.” (QS Al Baqarah : 50)

Di antara berita gembira yang terdapat di dalam Al-Qur’an juga ialah janji Allah swt bahwa akan ada satu golongan yang amat mencintai Islam dan orang-orang Islam. Manakala orang-orang Musyrikin dan orang-orang yang murtad tidak akan memudaratkan agama Allah ini serta akan lahir satu generasi di mana orang-orang Islam mempunyai kekuatan yang padu .

Firman Allah swt :

“Wahai orang-orang yang beriman , sesiapa yang murtad di kalangan kamu yang keluar dari agamanya (Islam) , maka Allah akan datangkan satu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka mencintai-Nya, merendah diri kepada orang-orang yang beriman (yang lain) , serta bersungguh-sungguh(menentang) orang-orang kafir , mereka berjihad di jalan Allah dan tidak takut celaan orang-orang yang mencela.” (QS Al Maaidah : 54)

Sesungguhnya janji-janji Allah itu benar dan berita-berita gembira yang dijanjikan oleh Allah itu telah dan pasti berlaku.

Sabda Rasulullah saw :

“Islam itu tinggi dan tidak ada yang lebih tinggi daripadanya.”

Di setiap ceruk penjuru dunia kedengaran kelantangan suara-suara sebahagian dari pendakwah yang mengenengahkan perkara-perkara yang berkaitan dengan peristiwa-peristiwa akhir zaman dan tidak kurang pula dari mereka yang memperkatakan tentang hadith-hadith yang berkaitan dengan fitnah-fitnah yang akan menimpa umat Islam dan tanda-tanda hampirnya kiamat.

Kebanyakan daripada pendakwah-pendakwah tersebut menafsirkan hadis-hadis ‘fitan’ (fitnah akhir zaman) seakan-akan membayangkan Islam adalah agama birokrasi dan terkebelakang manakala kekufuran mengatasi segala-galanya. Segala kemungkaran dan kejahatan akan mendapat sanjungan manakala kebajikan dan kebaikan akan diabaikan serta dirungkai satu persatu .

Segala tanggapan dan penafsiran yang tidak terperinci ini telah memutuskan segala urat saraf usaha pejuang-pejuang di jalan Allah secara tidak langsung seolah-olah ianya sudah tidak dapat diperbaiki kembali.
Ramai di kalangan kita yang hanya melihat dan memerhatikan kejatuhan Islam tanpa membina kembali usaha-usaha untuk mendirikan dan menegakkan kembali tunjang-tunjang Islam justeru itu, bertambahlah keburukan demi keburukan sehingga datangnya ketentuan Allah swt iaitu munculnya hari kiamat.

Inilah antara kesilapan penafsiran yang berlaku ke atas sesetengah nas Al-Qur’an dan hadith Rasulullah saw di mana kita terlupa dan leka akan janji-janji Allah swt tentang berita gembira, tentang kemenangan dan kegemilangan Islam pada masa hadapan.

Oleh itu, sewajarnyalah pejuang-pejuang agama Allah sentiasa meneruskan dan menyebarkan berita gembira kemenangan Islam itu semoga dengan tersebarnya berita gembira tersebut, segala keazaman yang telah luput dan suram akan dipulihkan kembali dan segala sindrom-sindrom sifat putus asa yang berputik di lubuk jiwa para pejuang agama Allah akan dapat dihapuskan sama sekali.

Berita gembira mengenai kemenangan Islam ini telah banyak disebut secara berulang kali di dalam nas-nas Al-Qur’an dan As Sunnah. Tidak ketinggalan juga pengajaran yang diambil daripada peristiwa-peristiwa lampau tentang keunggulan dan kemenangan Islam.

PERTAMA : BERITA KEMENANGAN DARI AL-QUR’AN

Dalam surah At-Taubah ayat 32-33 kita mendapatkan berita gembira bahwa Allah akan sentiasa menolong hamba-hamba-Nya dan mengukuhkan agamaNya.

“Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai. Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al-Qur’an) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai.”

Makna seperti ini terulang dalam surah-surah lainnya di antaranya adalah dalam surah Ash-Shaff ayat 8-9 dan surah Al-Fath ayat 28.

Berita kemenangan yang lain yang disebutkan di dalam Al-Qur’an adalah firman Allah swt :

“Dan Allah telah berjanji kepada orang yang beriman di antara kamu dan yang mengerjakan amal-amal yang soleh, bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan benar-benar Dia akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang tetap kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS An-Nuur : 55)

Ibnu Katsir mengatakan bahwa ayat ini merupakan janji Allah untuk menjadikan umat Muhammad menjadi :

a. Pemimpin bumi.
b. Pemimpin manusia.
c. Penguasa mereka.

Melalui mereka, negara akan menjadi makmur dan aman sentosa. Hal ini terbukti dengan ‘futuhat’ (pembukaan) berbagai daerah oleh umat Islam seperti Makkah, Khaibar, Bahrain, seluruh Jazirah Arab dan Yaman. Sementara itu jizyah dari Majusi Hajar dan beberapa daerah Syam terus mengalir.

Pada masa khalifah Abu Bakar :

1. Khalid bin Al Walid berhasil menembusi wilayah Parsi.
2. Abu Ubaidah menguasai Syam.
3. Amru bin Al Ash membuka Mesir.

Secara berturutan, beberapa daerah Syam, Basrah dan Damsyik dapat dibebaskan.

Pada masa khalifah Umar bin Al Khattab, seluruh daerah Syam bebas dan Mesir dikuasai dan sebahagian dari Parsi berhasil direbut serta kekuasaan Romawi dari hari ke hari semakin berkurangan.

Bahkan pada masa khalifah Utsman bin Affan, kekuasaan Islam sudah menembusi wilayah Cina.

Syeikh Yusuf Al Qardhawi mengatakan bahwa janji Allah kepada umat yang beriman ini adalah janji yang abadi dan berterusan. Ertinya kemenangan dan kekuatan pada masa Khulafaur Rasyidin boleh diwujudkan kembali dengan beberapa syarat berikut :

a. Iman.
b. Amal soleh.
c. Menyembah Allah.
d. Tidak menyengutukanNya.

Berita kemenangan juga diisyaratkan dalam kisah-kisah para Rasul, misalnya dalam kisah perjuangan Nabi Musa (QS Al-Qashash : 4-6) yang menegaskan bahwa Allah menunaikan iradahnya untuk mengukuhkan kedudukan kaum ‘mustadh’afin’ dan menghancurkan kekuasaan orang-orang yang menindas dan berlaku sombong.

Berita lain yang diungkapkan oleh Al-Qur’an tentang kemenangan adalah janji Allah untuk menolong orang-orang mu’min (QS Ar-Ruum : 47; Yunus: 103; Al-Baqarah : 214). Allah pun berjanji untuk mengagalkan tipu daya orang kafir (QS At-Thariq : 15-17; Al-Anfal : 36; Yunus : 81-82; Al-Anfal: 36; Ali Imran: 12-13).

Untuk itu semua, Allah swt akan mendatangkan Kaum yang Dia cintai yang bersedia menolong agama-Nya.
Ibnu Katsir berkata :

“Barangsiapa yang tidak mahu menolong agama Allah dan menjalankan syariat-Nya, maka Allah akan menggantikan mereka dengan orang yang lebih baik dari mereka, lebih kuat dan lurus pendiriannya.” (lihat Muhammad: 38, an-Nisaa: 133, Fathir: 16-17).

Perjuangan para penolong agama Allah ini akan sentiasa didukung oleh Allah swt di antaranya dengan cara memperlihatkan bukti-bukti kebenaran Al-Qur’an :

“Kami perlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah benar…” (QS Fushilat : 53)

KEDUA : BERITA KEMENANGAN DARI SUNNAH

Berita kemenangan dari sunnah Nabi banyak sekali dimuatkan dalam kitab-kitab hadith sahih, namun banyak yang dilupakan oleh orang ramai. Di antara berita kemenangan Islam tersebut adalah:

1. Tersebarnya Islam di seluruh dunia

“Islam akan mencapai wilayah yang dicapai siang dan malam. Allah tidak akan membiarkan rumah yang mewah mahupun yang sederhana kecuali akan memasukkan agama ini ke dalamnya…” (HR. Ahmad).

2. Eropah akan dikuasai oleh Umat Islam

Abdullah bin Amru bin Al Ash mencatat hadits dari Rasulullah saw yang ditanya :

“Kota mana yang akan lebih dahulu dibebaskan oleh Islam, Konstantinopel atau Romawi?”
Baginda saw menjawab, “Kota Herakliuslah (Konstantinopel / Istanbul) yang akan dibebaskan terlebih dahulu!”

Nubuwwah tersebut terbukti berlaku pada Abad ke-9 Hijriyah, bertepatan dengan abad ke-15 Masehi. Tepatnya pada hari Selasa, 20 Jamadil Awwal 857 H / 29 Mei 1453 M. Pembebasan Konstantinopel pada masa itu dipimpin oleh seorang Komandan muda khilafah Utsmaniyah berusia 23 tahun yang bernama Muhammad bin Murad atau dikenali juga dengan sebutan Muhammad Al-Fatih.

Ketika ini, kita masih menunggu nubuwwah kedua iaitu dibebaskannya Rom (Itali). InsyaAllah negeri ini akan segera kita kuasai di mana Syeikh Yusuf Al Qardhawi menduga bahwa pembebasan Rom akan berlaku dengan perantaraan pena dan lidah, wallahu a’lam.

3. Meluasnya kekuasaan Islam di Timur dan Barat

“Sesungguhnya Allah swt telah memperlihatkan kepadaku bumi bahagian timur dan bahagian baratnya, dan kekuasaan umatku akan mencakupi bumi yang aku lihat itu.” (HR Muslim)

4. Kemakmuran Umat Islam

“Hari kiamat tidak akan berlaku hingga harta umat Islam demikian melimpah dan berlebihan, hingga orang yang mempunyai harta kesukaran mencari orang yang mahu menerima sedekahnya, dan jika ingin memberikan hartanya kepada seseorang, orang yang akan diberikan harta tersebut berkata, ‘Aku tidak memerlukannya’” (Hadits Muttafaq ‘alaih)

5. Kembalinya ‘Khilafah ‘ala Minhajin Nubuwwah’

“Masa kenabian akan berlangsung pada kamu dalam beberapa tahun, kemudian Allah mengangkatnya, setelah itu datang masa kekhalifahan atas manhaj kenabian, selama beberapa masa hingga Allah mengangkatnya, kemudian datang masa kerajaan yang buruk / menggigit (mulkan ‘aadhon) selama beberapa masa, seterusnya datang masa kerajaan diktator (mulkan jabariyyan) dalam beberapa masa hingga waktu yang ditentukan Allah, setelah itu akan (berulang lagi) khilafah ‘ala minhajin nubuwwah (kekhalifahan atas manhaj kenabian).” (HR Ahmad, Al-Bazzar dan Thabrani)

6. Kemenangan Islam atas Yahudi

Diriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah saw bersabda :

“Kamu akan memerangi Yahudi hingga kamu mampu memukul mundur mereka, kemudian batu akan berkata, ‘Wahai orang Islam, ini ada Yahudi di belakangku, bunuhlah dia.” (Hadits Muttafaq alaih)

7. Bertahannya Kelompok Islam

Diriwayatkan dari Umar bahwa Nabi saw bersabda :

“Sekelompok umatku akan terus menang atas agama yang lain, mengalahkan musuh mereka, mereka tidak terganggu oleh orang-orang yang menentang mereka, kecuali sedikit ujian yang menimpa mereka hingga datang keputusan Allah, dan mereka terus seperti itu.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, dimanakah mereka berada?” Rasulullah menjawab: “Mereka berada di Baitul Maqdis dan di sekitar Baitul Maqdis.” (HR Thabrani)

8. Datangnya Pembaharu Setiap Abad

“Sesungguhnya Allah mengutus bagi umat ini pada awal setiap seratus tahun orang yang memperbaharui agamanya.” (HR Abu Daud)

9. Turunnya Isa Al-Masih

Para ahli hadith menyebutkan bahwa hadith-hadith yang datang tentang masalah turunya Isa Al-Masih ini mencapai tahap mutawathir. Sebanyak 40 hadith yang terdiri dari hadith shahih dan hasan (tidak ada yang dhaif) telah disebutkan oleh Allamah Maulana Anwar al-Kasymiri dalam kitabnya “At-Tashriihu bimaa tawaatara fii nuzuulil masiih.”

10. Datangnya Al-Mahdi

Dalam hadith yang sangat banyak disebutkan tentang akan datangnya seorang penguasa yang berpegang teguh dengan ajaran Islam. Ia datang setelah masa-masa kemerosotan dan kerosakan. Ia menegakkan agama Allah di muka bumi ini dan memenuhinya dengan keadilan sebagaimana dunia ini pernah penuh dengan kejahatan dan kerosakan.

Mengenai perkara ini, cukuplah kita meneliti hadith berikut :

“Tidak akan berlaku hari kiamat hingga dunia ini penuh dengan kezaliman, ketidakadilan dan permusuhan, kemudian seseorang keluar dari ahli baitku yang akan memenuhi dunia ini dengan keadilan, sebagaimana dunia telah penuh dengan kezaliman, ketidakadilan dan permusuhan.” (HR Al-Hakim)

C. BERITA KEMENANGAN DARI SEJARAH

Dari sejarah perjuangan umat Islam, kita akan dapati berita kemenangan Islam. Renungkanlah pertolongan Allah yang sentiasa datang ketika diperlukan.

Perhatikanlah sejarah Hijrah, Perang Badar dan Perang Khandaq dan renungilah di saat Allah menolong Khalifah Abu Bakar ra melawan kaum ‘murtadin’ (orang-orang murtad) yang disesatkan oleh nabi-nabi palsu (Musailamah, Sajjah, Aswad Al-Unsi, Thulaihah Al-Asadi, dll) sehingga mereka enggan mengeluarkan zakat.

Bacalah sejarah perang Salib di mana dalam perang ini tentera Salib pernah menguasai Palestin selama 90 tahun tetapi kemudian muncullah Imaduddin Zanki, Mahmud Asy-Syahid dan Sholahuddin Al-Ayyubi sehingga Palestin kembali dapat dikuasai.

Peperangan di Mesir berakhir dengan tertawannya Louis IX di Dar Ibn Luqman di Manshuriah.

Syeikh Yusuf Al-Qardhawi memberi komentar terhadap peristiwa-peristiwa di atas yang mengisyaratkan bahwa umat Islam boleh sahaja ‘tertidur’ atau ‘sakit’, namun ia tidak akan ‘mati’, selama mana :

1. Di dalam darah umat Islam masih mengalir aqidah yang suci.
2. Ada orang yang memimpin mereka untuk menegakkan kalimah ‘Laa Ilaaha Illallaah’.

Lihatlah bagaimana Khilafah Abbasiyah runtuh oleh Pasukan Tartar yang ganas hingga darah mengalir bagaikan sungai dan sungai Dajlah menjadi hitam kerana banyaknya kitab-kitab karya peradaban Islam yang dibuang ke dalam sungai tersebut.

Namun, tidak lebih dari 2 tahun setelah peristiwa tersebut, berlaku dua mukjizat Islam.

PERTAMA :

Islam dapat mengalahkan bangsa Tartar dalam peperangan ‘Ain Jalut yang menjadi sebuah lagenda di bawah pimpinan Sultan Mamluk yang soleh, Saifudin Quthuz dengan bala tentera Mesir pada 25 Ramadhan 658 H iaitu tepat 2 tahun setelah jatuhnya kota Baghdad, padahal bangsa-bangsa di dunia pada ketika itu menganggap bahwa pasukan Tartar adalah pasukan yang tidak dapat dikalahkan.

KEDUA :

Bangsa Tartar yang menjajah menjadi pemeluk agama bangsa yang dijajahnya iaitu Islam.

Selain itu, pada zaman moden pula, kita menyaksikan penentangan yang cukup kental melawan penjajahan yang digerakkan oleh umat Islam di atas semangat jihad seperti yang dilakukan oleh :

a. Abdul Qadir al-Jazairi di Algeria.
b. Amir Abdul Karim Al-Khattabi di Moroko.
c. Umar Al Mukhtar di Libya.
d. Syeikh Izuddin Al-Qassam di Palestin.

Bernard Lewis dalam bukunya ‘Barat dan Timur Tengah’ mengakui bahwa gerakan-gerakan keagamaanlah yang menjadi penggerak perang-perang kemerdekaan di seluruh negeri-negeri Islam melawan penjajah.

D. BERITA KEMENANGAN DARI REALITI SEMASA

Sekilas pandang, tidak dapat dimungkiri lagi bahwa umat Islam kini memang ‘berpenyakit’ di mana :

1. Islam menjadi lemah kerana wujudnya golongan yang berlebihan dalam agama dan juga golongan yang meninggalkannya sama sekali.

2. Tauhid di dalam batang tubuh umat Islam mulai menjadi lemah yang diawali dengan munculnya fenomena kemusyrikan di mana-mana.

3. Sikap keberagamaan melemah diawali dengan banyaknya umat yang meninggalkan solat dan memperturutkan hawa nafsu mereka.

4. Muncul pula tasawuf-tasawuf yang menyimpang dari syariat.

5. Tradisi Islam yang pokok mulai menjadi lemah.

6. Pemikiran Islam juga menjadi lemah sehingga sukar untuk berkarya bagi membangunkan peradaban, malah mereka cuma menjadi pengguna kepada pemikiran orang lain.

7. Akhlak Islam yang asas juga melemah sehingga sikap dusta, khianat dan keserakahan terhadap dunia  menjadi pemandangan biasa.

8. Kezaliman bermahajaralela dan budaya syura hampir sudah ditinggalkan.

PERTAMA : Gerakan Pembaharuan terus berlangsung

Pada abad ini, berbagai gerakan keagamaan muncul membangunkan kembali umat Islam sehingga gelombangnya masuk ke dalam agenda politik. Contohnya adalah gerakan ‘Al-Ikhwan Al-Muslimun’ yang dibangunkan oleh Imam Hasan Al-Banna di Mesir.

Dahulu, pihak Barat menyangka bahwa Islam akan segera lenyap, tapi kini, tidak ada seorang pun yang akan menduga seperti itu kerana tidak mungkin itu berlaku sedangkan perkembangan Islam di Barat kini semakin pesat.

Gerakan ini terus bergerak tiada henti membangkitkan umat membentuk generasi baru Islam. Mereka mengembalikan kepercayaan manusia kepada Islam dan membangkitkan harapan mereka untuk melihat kemenangan Islam.

Musuh-musuh Islam melakukan berbagai tipu daya untuk menjauhkan umat dari mereka, namun usaha mereka tidak akan berhasil.

“Mereka memikirkan tipu daya, dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.” (QS Al-Anfal : 30)

Gerakan kebangkitan Islam telah menyebar ke Barat dan Timur, cahayanya menyebar ke negeri-negeri Islam dan terus mengembang ke seluruh dunia menebar hidayah.

Kebangkitan Islam kini mampu :
  1. Menggugah kesedaran akal.
  2. Memenuhi hati dengan keimanan dan semangat untuk beramal.
  3. Menunjukkan dirinya dalam kancah pemikiran.
  4. Membawa perbaikan akhlak umat.
  5. Merubah struktur ekonomi dan politik.
  6. Menjadi benteng dalam medan jihad.
KEDUA : Kekuatan Arus Gelombang Islam

Umat Islam memiliki kekuatan iman dan kekuatan manhaj. Perkara ini diperkuatkan oleh penulis Barat, Paul Schmidt dalam bukunya ‘Islam Kekuatan Masa Depan’ yang menyebutkan bahwa ada tiga tiang kekuatan umat Islam iaitu :
  1. Kekuatan Islam sebagai agama.
  2. Tersedianya sumber-sumber kekayaan alam.
  3. Suburnya keturunan pada umat Islam.
Menurutnya jika tiga tiang ini kukuh dan umat Islam bersatu di atasnya, maka pancaran Islam merupakan ancaman kepada kekuatan Eropah dan bangkitnya Islam menjadi pemimpin dunia.

Dari huraian di atas dapatlah diambil kesimpulan bahwa tidak ada alasan lagi bagi kita untuk bersikap pesimistik dalam menatap masa depan yang cemerlang kerana menurut Sayyid Qutb,  ‘Al-Mustaqbal li Haadzad Diin’ (masa depan adalah milik Islam).

Maka, marilah bersama berada di medan ini untuk :
  1. Tampil ke hadapan.
  2. Menafkahkan apa yang kita mampu.
  3. Memperuntukkan segenap keupayaan yang dimiliki.
  4. Bergerak dalam saf yang tersusun rapi.
Ya Allah, sesungguhnya Engkau sentiasa berkewajiban memberi pertolongan dan mengurniakan kemenangan kepada hamba-hambaMu yang beriman dan melaksanakan setiap tuntutan dariMu. Kami yakin dengan berita-berita gembira yang telah Engkau janjikan melalui lidah RasulMu, maka berilah kemenangan itu kepada kami.

Ameen Ya Rabbal Alameen
WAS

[ Read More ]
Read more...
Newer Posts Older Posts
View mobile version
Subscribe to: Posts (Atom)

Yang Setia

Pautan

  • Muharikah
    Antara dua pilihan
    3 years ago
  • Angel Pakai Gucci!
    Doa Itu Bom Nuklear Bagi Orang Mu'min!
    5 years ago
  • Majalah Jom!
    Isu 45: ALAMAK, AKU SALAH PILIH! (EDISI ISTIMEWA)
    9 years ago
  • دعوتنا DAKWATUNA -dakwahkite-
    Di antara Kefahaman dan Pelaksanaan (Sudut Pandang Parti Kebebasan dan Keadilan FJP – Mesir)
    10 years ago
  • ZADUD-DUAT
    Wahai Ikhwah, Persaudaran adalah rahsia kekuatan anda
    11 years ago
  • Popular
  • Recent
  • Archives
 

Diri Ini

My photo
WAS
Blog ini memaparkan bahan-bahan bacaan dan artikel yang boleh meningkatkan ilmu dan kefahaman Islam anda..
View my complete profile

Blog Ini Menarik??

Yang Paling Digemari

  • Memohon Dari Al Jabbar
    Seringkali manusia terjebak oleh pemikirannya sendiri dan merasa mampu untuk merancang segala sesuatu. Padahal tidak ada kekuatan dalam d...
  • Apabila Hijab Terbuka
    Terbukanya hijab  (sekatan pembatas)  antara kita dengan Allah adalah sumber ketenangan dan kebahagiaan hidup. Ketika hijab telah terbuka, s...
  • Kualiti Sebenar Rijalud Dakwah
    Rijalud dakwah adalah seseorang yang telah di tarbiyah secara intensif sehingga memiliki persediaan untuk berjuang dan berkorban di jal...
  • Menjelmakan Makna Tarbawi
    Sehingga ke saat ini Allah swt masih memberikan rahmat kepada kita melalui hidayah, iman, Islam serta dakwah dan tarbiyah. Sungguh, n...
  • Surah Yang Menjadi Pembela
    Allah swt telah menurunkan kepada kita Al Qur’an sebagai : a.        Cahaya. b.       Rahmat. c.        Ubat dari penyakit hati dan...

Arkib

  • ►  2017 (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2016 (4)
    • ►  September (2)
    • ►  March (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2015 (39)
    • ►  November (1)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (3)
    • ►  July (1)
    • ►  June (5)
    • ►  May (6)
    • ►  April (6)
    • ►  March (6)
    • ►  February (2)
    • ►  January (5)
  • ►  2014 (42)
    • ►  November (5)
    • ►  October (4)
    • ►  August (4)
    • ►  July (1)
    • ►  June (9)
    • ►  May (8)
    • ►  April (4)
    • ►  February (3)
    • ►  January (4)
  • ▼  2013 (72)
    • ►  December (1)
    • ►  November (5)
    • ►  October (4)
    • ►  September (5)
    • ►  August (6)
    • ►  July (5)
    • ►  June (7)
    • ►  May (5)
    • ▼  April (7)
      • Memohon Dari Al Jabbar
      • Menyambut Khabar Gembira
      • Menyongsong Kebangkitan Rakyat
      • Islam Membenci Kezaliman
      • Reformasi Padam Politik Batu Api
      • Menghadapi Media Arus Baru
      • Kemantapan Syakhsyiah Pendakwah
    • ►  March (7)
    • ►  February (9)
    • ►  January (11)
  • ►  2012 (163)
    • ►  December (8)
    • ►  November (9)
    • ►  October (9)
    • ►  September (9)
    • ►  August (6)
    • ►  July (12)
    • ►  June (9)
    • ►  May (15)
    • ►  April (16)
    • ►  March (18)
    • ►  February (24)
    • ►  January (28)
  • ►  2011 (93)
    • ►  December (24)
    • ►  November (69)

Susunan

  • Akhlak (6)
  • Aqidah (17)
  • Dakwah (73)
  • Fikrah (74)
  • Ilmu (38)
  • Motivasi (10)
  • Muslimah (3)
  • Mutiara Hikmah (12)
  • Mutiara Hikmah Para Duat (21)
  • Mutiara Hikmah Ramadhan (3)
  • Renungan (31)
  • Ruhiyah (8)
  • Tarbiatuna (5)
  • Tarbiyah (34)
  • Tausiyah (31)
  • Tokoh (8)
  • Uslub (11)
  • Video (29)

Panji Islam

Asmaaul Husna

Kalam Hikmah

Coretan Anda

Pengunjung

Detik Kehidupan

Hari Ini

Waktu Solat

Pelawat


widgets

Selamat Melayari

  • NEW POSTS
  • COMMENTS
  • flickr

    Get your Flickr ID!
 
 
© 2011 Tinta Perjalanan | Designs by Web2feel & Fab Themes

Bloggerized by DheTemplate.com - Main Blogger