skip to main | skip to sidebar

Tinta Perjalanan

Pages

  • Home
 
  • RSS
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube
  • DheTemplate.com
  • Free Templates
  • Drop Menu 1
    • Child Menu 1.1
    • Child Menu 1.2
    • Child Menu 1.3
  • Drop Menu 2
    • Child Menu 2.1
    • Child Menu 2.2
    • Child Menu 2.3
  • Daily Update Templates

Ahlan Wasahlan


Perjalanan Menuju Allah.

Saturday, 31 December 2011

Perzinaan Membawa Kehancuran

Ditulis Oleh WAS Pada 16:36 – 0 Komen Anda
 
Zina adalah sebuah kemaksiatan besar yang ketika ini semakin dipandang ringan oleh umat manusia. Samada diakui atau tidak, saat ini, perzinaan telah berlaku secara meluas dalam masyarakat kita dan dunia. 
"Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk". (QS Al Israa' : 32) 

Fenomena ini mengingatkan kita kepada peringatan Rasulullah saw :

"Pasti akan ada dari umatku suatu kaum yang (berusaha) menghalalkan zina, sutera, khamar (minuman keras) dan alat-alat muzik." (HR Bukhari)

Maksud hadis tersebut bahwa akan ada di antara umat Nabi Muhammad saw ini beberapa kaum yang sudah tidak kuasa lagi menahan hawa nafsu. Akibat tidak mampu menahan nafsu ini ia lalu meremehkan beberapa larangan di atas sehingga merasakan seolah-olah ianya halal. 

Kita memahami hadis tersebut sedemikian kerana sesiapapun tentu memahami bahwa perzinaan itu tidak halal atau HARAM hukumnya.
Hanya disebabkan kelemahan akallah, ia sanggup tunduk dan bersujud di hadapan syaitan dengan melakukan perzinaan. 

Disebabkan oleh kelemahan hatinya sehingga ketika muncul suara yang mengingatkan buruknya perzinaan, ia tidak kuasa untuk melarikan diri dari lubang lumpur perzinaan.

Ya, sesungguhnya firman Allah swt dalam surah Al Isra’ ayat 32 di atas adalah sangat jelas di mana di dalam ayat tersebut Allah swt melarang manusia mendekati zina.
Maksud mendekati zina adalah :
“Menempuh jalan yang boleh menghantarkan kita kepada perzinaan.” 

Dengan menggunakan mafhum `muwafaqah', jika mendekati sahajapun telah dilarang maksudnya :
“Jika menempuh jalan-jalan dan faktor-faktor yang menuju kepada perzinaan sahajapun dilarang apatahlagi kalau melakukan perbuatannya!” 

Di dalam tafsir Kalamul Mannan, Syaikh Abdur Rahman Nashir As Sa'di berkata : 

"Larangan Allah untuk mendekati zina itu lebih tegas daripada sekadar melarang perbuatannya, kerana bererti Allah melarang semua perkara yang menjurus kepada zina dan mengharamkan semua faktor-faktor yang mendorong kepadanya." 

Selanjutnya Syaikh Abdur Rahman menjelaskan : 


"Al-Fahisyah adalah sesuatu yang di anggap sangat buruk dan keji oleh Syari'at, oleh akal sihat dan fitrah manusia kerana mengandungi pelanggaran terhadap hak Allah, hak wanita, hak keluarganya atau suaminya dan merosakkan kehidupan rumah tangga serta bercampurnya (kacaunya) nasab keturunan." 

Begitulah buruknya perzinaan ini hingga para ulama' menganggap perzinaan sebagai dosa yang sangat besar. 
ZINA PERBUATAN HINA
Rasulullah saw bersabada :
“Tidak halal darah seorang muslim, kecuali tiga orang, iaitu laki-laki yang berzina, orang yang membunuh jiwa, dan orang yang meninggalkan agamanya (murtad) yang keluar dari jamaah muslim”.
Dari hadith di atas betapa kita melihat bahwa perbuatan zina yang hina itu membolehkan pelakunya untuk dibunuh kerana perbuatan yang dilakukannya itu termasuk perbuatan dosa besar yang sangat merosakkan dan ianya dinyatakan secara berurutan iaitu dimulai dengan perbuatan yang paling kerap berlaku iaitu zina, kemudian disusuli oleh pembunuhan dan akhirnya kekufuran.
Rasulullah saw menyebutkan dari segi tingkatan kerusakannya dan kesan negatifnya lalu disebutkan bahwa zina merupakan perbuatan yang memiliki tingkatan kerusakan yang paling besar.
Perzinaan adalah bertentangan dengan kemaslahatan, iaitu ia mampu merusakkan tatacara kehidupan masyarakat.
Apabila seorang perempuan berzina, maka :
1.      Ia telah menciptakan keaiban kepada suami atau keluarganya.
2.      Kehormatannya akan jatuh di hadapan manusia.
3.      Ia akan menjadi hina di hadapan manusia mahupun di sisi Allah Rabbul Alamin.
Jika perempuan itu hamil dari hasil perzinaan dan membunuh anaknya samada dengan menggugurkannya atau membuangnya di tempat-tempat yang tidak sepatutnya, maka ia telah melakukan dua tindakan jenayah sekaligus.
Manakala, jika pada waktu yang sama ia hamil dari hasil hubungannya dengan suaminya yang sah, maka ia telah memasukkan orang asing dalam keluarganya. Inilah kerusakan yang ditimbulkan dari seorang perempuan yang berzina.
Sementara kerusakan yang ditimbulkan oleh laki-laki yang berzina adalah juga berlakunya percampuran nasab, iaitu ketidakjelasan dari mana janin itu sehingga tidak ada kejelasan status bayi yang akan lahir. Selain itu, laki-laki itu juga telah menjerumuskan perempuan ke dalam kerusakan dan kehancuran.
Jenis jenayah dan dosa besar inilah yang menyebabkan kerusakan, kehancuran dan keburukan pada dunia dan agama.
Perzinaan menyebabkan :
a.       Kefakiran.
b.      Memendekkan umur.
c.       Muka menjadi hitam di hadapan manusia.
d.      Menimbulkan kemarahan orang lain.
e.       Menghancurkan dan mematikan hati.
f.       Menimbulkan sakit hati.
g.      Menyebabkan kesedihan dan kekhuatiran.
Sa’ad bin Ubadah berkata :

“Seandainya aku melihat seorang laki-laki berzina dengan isteriku, maka akan aku  penggal leher laki-laki itu dengan pedang”.

Perkataan Sa’ad itu sampai ke telinga Rasulullah saw dan baginda berkata :

“Apakah kamu hairan dengan kecemburuan Sa’ad?” Sesungguhnya aku lebih cemburu daripada Sa’ad dan Allah lebih cemburu daripada aku. Oleh kerana itu, Allah mengharamkan kekejian-kekejian yang nampak dan yang tersembunyi”. (Muttafaq alaih).

Baginda saw juga bersabda :
“Sesungguhnya Allah cemburu (tersinggung) dan seorang mukmin harus cemburu. Ketersinggungan Allah adalah ketika hambaNya melakukan apa yang dilarang oleh Allah”. (HR Bukhari Muslim)

Dalam hadist yang lain, ketika baginda berkhutbah untuk solat gerhana matahari, baginda bersabda :
“Wahai umat Muhammad, tidak ada yang lebih tersinggung (ghirah) melebihi Allah ketika seorang hamba laki-laki dan perempuan berzina. Wahai umat Muhammad, seandainya kamu mengetahui apa yang aku ketahui niscaya kamu akan banyak menangis dan sedikit tertawa”. Kemudian, Rasulullah saw mengangkat kedua tangannya dan berkata, “Ya Allah, apakah hal ini sudah aku sampaikan?”.

Ada rahsia yang penting di sebalik penyebutan dosa besar zina pada ketika solat gerhana.
Berleluasanya perbuatan zina adalah tanda-tanda kehancuran dunia dan dekatnya hari kiamat, dan gerhana adalah satu satu bentuk tanda kiamat sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah hadist riwayat Anas bin Malik, ia berkata :
“Akan aku beritahu berita yang tidak akan diberitahu oleh seorangpun yang sesudahku. Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, “Termasuk tanda-tanda kiamat adalah diangkatnya ilmu dan menyebarnya kebodohan, berleluasanya minuman arak dan perzinaan. Perempuan akan berjumlah banyak sebaliknya laki-laki sedikit sehingga laki-laki satu berbanding lima puluh perempuan”.

Sunnah Allah berlaku pada makhlukNya di mana jika perzinaan berleluasa, maka Allah murka kepada mereka. Jika kemurkaan Allah terus berlangsung, maka ia akan menurunkan hukuman-Nya ke bumi.
Abdullah bin Mas’ud berkata :
“Tidaklah muncul perzinaan di sebuah negeri, kecuali Allah mengumumkan kehancurannya”.
Beliau juga pernah bertanya tentang dosa-dosa besar kepada Rasulullah saw :

"Wahai Rasulullah, dosa apakah yang paling besar disisi Allah? 
Baginda bersabda : "Engkau menjadikan bersama Allah sekutu yang lain, padahal Dia menciptakanmu". 

Dia (Ibnu Mas'ud) berkata: "Kemudian apa?" 

Baginda bersabda : "Engkau membunuh anakmu kerana khuatir dia makan bersamamu." 

Dia berkata: "Kemudian apa?" 

Baginda bersabda : "Engkau berzina dengan isteri jiran tetanggamu." 

Kemudian Rasulullah saw membacakan ayat :
"Iaitu orang-orang yang tidak menyeru bersama Allah sembahan yang lain dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan hak dan tidak berzina. Dan barang siapa melakukan yang demikian akan mendapatkan dosa, akan dilipat gandakan azabnya pada hari kiamat dan kekal di dalamnya dengan terhina." (QS Al Furqan 68 – 69) 

Sebagai dosa besar yang banyak diremehkan oleh umat manusia maka Rasulullah saw mengatakan bahwa yang paling banyak menjerumuskan manusia ke dalam neraka adalah mulut dan kemaluan. 

Rasulullah saw ditanya tentang hal yang paling banyak menjerumuskan manusia ke dalam neraka, baginda bersabda : "Mulut dan kemaluan." (HR Tirmizi) 

Maka sudah sepatutnyalah kalau tentang perkara ini Imam Ahmad mengatakan :


"Aku tidak melihat ada dosa yang lebih besar setelah membunuh jiwa selain daripada zina." 

Ibnu Mas'ud berkata : 


"Tidaklah muncul riba dan zina pada suatu daerah kecuali Allah mengizinkan negeri itu dihancurkan. " 

Ibnul Qayyim menerangkan keburukan yang dimaksudkan di dalam ayat di atas (QS Al-Isra': 32), iaitu :

1. Kehancuran.
2. Kerusakan.
3. Kekafiran di dunia.
4. Kehinaan dan kesengsaraan di akhirat.

Ayat, hadis dan pendapat ulama' tersebut menyatakan dengan jelas tentang buruknya zina.

a. Allah swt mengatakan bahwa zina adalah perbuatan keji dan jalan yang sangat buruk.
b. Rasulullah saw bersabda bahwa zina adalah dosa besar yang banyak menjerumuskan manusia ke dalam neraka.
c. Begitu juga pendapat para Ulama’ tentang keburukannya.
d. Manakala menurut akal yang sihat dan fitrah yang suci, bolehlah kita tanyakan pada diri kita sendiri tentang kekejiannya.

JALAN MENUJU PERZINAAN 

Sebagaimana yang telah diajarkan oleh Allah swt, kita mesti berhati-hati untuk tidak memasuki jalan-jalan yang boleh mendekati zina.

Bersabar untuk tidak masuk ke jalan-jalan tersebut lebih mudah daripada sabar untuk tidak berzina ketika sudah berada di atas jalannya. 

Maka janganlah mendekati zina dan janganlah masuk ke dalam jalan-jalan yang mendekatinya. 

Di antara jalan-jalan yang menuju perzinaan adalah : 

PERTAMA : MEMANDANG LAWAN JENIS 

Persoalan memandang adalah persoalan yang kelihatannya remeh, namun ini sangat erat sekali hubungannya dengan zina.

Pandangan mata ibarat panah beracun sebagaimana sabda Rasulullah saw :

"Sesungguhnya pandangan mata itu adalah anak panah beracun dari panahan iblis". (HR At-Thabrani)

Jika seseorang terkena panah beracun, meskipun anak panah telah dicabut, namun racun tetap akan menjalar di dalam tubuh kita. 

Demikianlah pandangan mata, meskipun mata tidak lagi memandang, namun akibat yang ditimbulkan oleh pandangan ini tidak segera hilang. Pandangan itu telah meracuni hati sehingga wajah yang dipandang tetap terbayang difikirannya. 

Untuk menghindarkan dari kesan ini Allah swt berfirman : 

"Katakanlah kepada orang-orang beriman laki-laki hendaklah mereka menahan pandangannya dan menjaga kemaluannya, yang demikian itu lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat." (QS An-Nur : 30)

Demikian pula Allah memerintahkan kepada wanita agar menahan pandangannya terhadap laki-laki dan menjaga kemaluannya.

Allah swt berfirman :

"Dan katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman hendaklah mereka menahan pandangannya dan menjaga kemaluannya. " (QS An Nur : 31)

Bagi mengurangkan pandangan yang akan mengakibatkan kepada terbukanya jalan menuju perzinaan, Allah memerintahkan para wanita mu'minah agar menutup auratnya.

Allah swt berfirman : 

"Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya dan hendaklah mereka menutupkan kain tudungnya ke dadanya." (QS An-Nur : 31) 

Rasulullah saw bersabda :

"Pandangan mata itu adalah salah satu panah di antara panah iblis". 

KEDUA : PERGAULAN BEBAS ATAU CAMPUR ADUK ANTARA LAKI-LAKI DAN WANITA

Orang yang telah terkena panah syaitan yang beracun tidak akan merasa cukup dengan memandang lawan jenisnya. Ia akan berusaha untuk berkenalan. Seterusnya ia akan bertemu untuk bercakap-cakap.


Jalan ini lebih lebar menuju perzinaan daripada sekadar memandang.

Kita boleh saksikan betapa banyak perzinaan berlaku yang disebabkan dari perkenalan mereka di pejabat atau keakraban mereka di sekolah atau aktiviti mereka di dalam suatu organisasi, persatuan dan lain-lain. 

Allah swt berfirman :

"Kalau kamu meminta kepada mereka sesuatu keperluan, mintalah dari balik hijab (tabir), yang demikian lebih suci bagi hatimu dan hati mereka." (QS Al Ahzab : 53) 

KETIGA : KHALWAT (BERDUA-DUAAN) DENGAN SEORANG WANITA YANG BUKAN MAHRAM 

Jalan yang ketiga ini lebih lapang dan terang menuju kepada perzinaan daripada sekadar melihat dan bergaul. 

Ini tidak pelik kerana apabila seorang laki-laki berdua-duaan dengan seorang wanita yang bukan mahramnya kecuali yang ketiganya adalah syaitan. 

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah saw bersabda : 

"Janganlah sekali-kali seorang (di antara kamu) berdua-duaan dengan wanita, kecuali dengan mahramnya". (HR Bukhari dan Muslim) 

Khalwat ini boleh juga berlaku di kawasan orang ramai namun masyarakat tidak mempedulikan apa yang berlaku.

Contohnya :

1. Di dalam kereta.
2. Berbonceng motosikal.
3. Di tempat hiburan.
4. Di kawasan pelancongan. 

Meskipun tempat ini ramai, tetapi sudah maklum kalau sudah ada dua orang berbeza jenis yang bergandingan tangan atau bahkan berciuman atau bahkan berpelukan maka ia sebenarnya termasuk dalam kategori berkhalwat.

Kita juga saksikan bagaimana anak muda ketika ini membonceng motorsikal. Yakinkah kita bahwa mereka adalah suami isteri? 

Bermula dari sekadar memandang, kemudian bertemu lalu bercerita di tempat orang ramai dan seterusnya membuat janji untuk mencari tempat yang tersembunyi samada di taman-taman, di hotel atau mungkin juga di rumah-rumah pasangan tersebut. 

Jika sudah berada di tempat yang tersembunyi, maka berlakulah apa yang akan berlaku.

Ada satu lagi jalan yang lebih merbahaya di zaman teknologi maklumat sekarang ini di mana khalwat boleh berlaku melalui 'internet' di mana walaupun masing-masing lawan jenis berada di tempat yang berbeza namun mereka boleh berinteraksi secara `live' menggunakan kamera kecil di komputer masing-masing dan ini sungguh memberikan kesan yang amat buruk kepada pelakunya. 

Hanya keajaiban sahaja yang boleh menghalangi mereka dari datangnya murka Allah yang disebabkan oleh perzinaan. 

Ini jangan difahami bahwa kalau di dunia mereka selamat bererti kemurkaan tidak datang, barangkali justeru Allah kelak akan memperlihatkan kemurkaanNya yang lebih dahsyat di akhirat nanti tanpa mengurangi kadarnya di dunia sedikit pun, Na'uzubillahi min Zaalik.

Ya Allah, jauhkanlah kami dari jalan-jalan yang boleh membawa kepada perzinaan. Selamatkanlah anak cucu kami dari terjerumus ke lorong-lorong yang cukup merbahaya ini. Kuatkanlah iman kami dalam menghadapi ujian panahan syaitan yang cukup tajam dan berbisa ini.

Ameen Ya Rabbal Alameen
WAS
[ Read More ]
Read more...
Thursday, 29 December 2011

Usrah Batu Asas Jamaah

Ditulis Oleh WAS Pada 09:10 – 0 Komen Anda
 
Manhaj perubahan sebenarnya bermula dengan pembentukan jiwa yang :

a.       Tunduk.
b.      Takut.
c.       Khusyu’.

kepada Allah swt.

Manhaj ini ialah suatu unsur yang tidak akan berubah di dalam sesebuah jamaah yang mantap dan ianya bukanlah suatu taktik seperti yang disangka oleh sebahagian manusia. Bahkan manhaj ini merupakan prinsip akhlak dan agama yang tetap selama-lamanya.

Sesungguhnya Allah swt mewariskan bumi ini kepada mereka yang ia kehendaki. Maka prinsip ini akan menolak segala bentuk pendekatan yang bersifat keganasan.

Kita berpegang teguh bahawa tarbiyah sebagai jalan yang tiada pilihan lain selain darinya. Ianya merupakan manhaj yang :

1.      Bijaksana.
2.      Memiliki disiplin.
3.      Teguh.

Dakwah yang kita bawa pula dikawal dengan hikmah dan nasihat yang baik serta tidak ada unsur-unsur paksaan, kekerasan dan desakan yang melampau.

Dakwah ini berdiri di atas kekuatan hujah dan syiarnya berdasarkan firman Allah swt :

“Dan katakanlah kepada sesama manusia perkataan-perkataan yang baik.” (Al Baqarah : 83)

Penegaknya pula adalah sebagaimana kata-kata Saidina Ali ra :

"Sesiapa yang lembut kata-katanya, wajiblah mahabbahNya".

Tarbiyah Islamiyah yang kita jalani adalah berasaskan Al-Quran dan As Sunnah melalui pelbagai wasilah sehingga mampu merubah individu yang sekadar bercakap menjadi individu yang beramal.

Syiarnya ialah :

"Kenalilah Tuhanmu, perbaikilah dirimu dan serulah orang lain. Tegakkan daulah Islam dalam hatimu, niscaya ia akan tertegak di atas muka bumi".

Tarbiyah ini mempunyai beberapa ciri :

a. Bersifat rabbani.
b. Mempunyai asas yang tetap.
c. Bertepatan dengan fitrah.
d. Merangkumi seluruh aspek kehidupan secara seimbang.
e. Menyatupadukan tenaga-tenaga manusia.
f. Optimis, positif dan praktikal yang dibangunkan di atas asas aqidah, ibadat dan
syariah.

Semua ciri-ciri di atas diperlukan dalam rangka untuk mencapai kemuliaan insan bagi menegakkan semula tamadun Islam.

Daripada asas di atas, maka dibentuk pula keluarga Islam, kemudian masyarakat Islam dan
seterusnya kerajaan Islam.

Oleh sebab itu, tarbiyah secara perlahan-lahan menjadi antara unsur yang tetap agar kita akan memperolehi individu muslim sebagai titik tolak perubahan sebagaimana yang ditunjukkan oleh manhaj Rasulullah saw.

Maka, mengikut Imam Hasan Al Banna, wasilah untuk melaksanakan tarbiyah sebegitu rupa ialah melalui “USRAH”.

Usrah dalam pengertian bahasa Arab ialah :

“Kumpulan individu-individu muslim yang beriman dengan agama ini, berusaha untuk tolong menolong antara satu sama dengan yang lain bagi memahami dan menghayati Islam.”

Dr Ali Abdul Halim Mahmud pernah berkata bahwa :

“Pengurusan yang paling penting dalam jamaah adalah pengurusan usrah, kerana ia merupakan batu bata pertama dalam bangunan. Apabila pengurusan usrah baik, maka baik pulalah keadaan jamaah secara keseluruhan, demikian juga sebaliknya.” 

Begitu juga Hasan Al Hudhaibi menyebut bahwa :

“Sistem usrah tidak lain merupakan hakikat Islam di kalangan Ikhwan. Jika mereka telah merealisasikan perkara itu pada diri mereka sendiri, maka adalah benar bahwa mereka menantikan datangnya pertolongan yang dijanjikan Allah kepada orang-orang yang beriman.”

KEPENTINGAN USRAH

Usrah menjadi wasilah tarbiyah yang penting oleh sebab-sebab berikut :

1. Melaksanakan perintah Allah untuk belajar seumur hidup.
2. Ikut sunnah Rasul dalam membina para sahabat dalam sistem usrah.
3. Wasilah paling berkesan bagi membentuk Syakhsiyah Islamiyah.
4. Melatih amal jama’ie dalam mempertahankan kewujudan jamaah Islam.
5. Jalan yg paling tepat untuk takwin ummah.

TUJUAN / SASARAN USRAH

Pembentukan melalui usrah dilaksanakan bagi mencapai tujuan atau sasaran berikut :

PERTAMA  : Tercapainya ‘muwashofat’ / kenaikan ‘mustawa’ (peringkat)

Ukuran produktiviti adalah seramai mana mutarabbi berhasil naik ke ‘mustawa’ berikutnya manakala ukuran kenaikan ‘mustawa’ adalah sejauh mana mutarabbi mencapai ‘muwashofat’ yang telah ditetapkan.

Karakter yang perlu diwujudkan itulah yang disebut dengan ‘muwashofat’.

Tugas murabbi ialah membimbing mutarabbi untuk mencapai ‘muwashofat’ yang telah ditetapkan.

Kenaikan ‘mustawa’ adalah cara untuk menempatkan seseorang sesuai dengan tempatnya dalam susunan jamaah di samping mengukur kapasiti seseorang dalam memikul bebanan dakwah.

KEDUA : Tercapainya pembentukan murabbi / naqib

Sebagai wadah pembentukan aktivis dakwah, ukuran produktiviti adalah sejauh mana mutarabbi berhasil menjadi murabbi / naqib.

Ini adalah kerana :

a. Tidak ada wasilah lain yang dapat melahirkan murabbi / naqib kecuali usrah.
b. Usrah tidak akan tersebar ke dalam masyarakat jika tidak lahir murabbi-murabbi / nuqaba’
    baru yang akan mengembangkan pembinaan melalui usrah.

Membentuk ummah yang Islamik adalah wajib dan oleh yang demikian, cara mewujudkannya juga menjadi wajib.

Cara yang paling berkesan untuk membentuk ummah yang Islamik adalah dengan mentarbiyah ummah melalui usrah maka pembentukan murabbi / naqib menjadi wajib kerana tidak mungkin usrah itu ada jika tidak ada murabbi / naqib.

Mengikut Dr Abdullah Qadiri Al Ahdal :

“Sesungguhnya seorang akh yang benar tidak dapat tidak kecuali dia mesti menjadi murabbi.”

Manakala Ustaz Mustafa Masyhur pula berkata :

“Murabbi perlu membiasakan binaannya untuk memberikan sumbangan, menyeru orang lain kepada Allah dan menyampaikan berbagai pelajaran. Bahkan ia perlu membentuk mereka menjadi murabbi yang melakukan tugas seperti dia bagi binaan-binaan yang baru.”

KETIGA : Tercapainya pengembangan potensi.

Ukuran produktiviti adalah sejauh mana mutarabbi berhasil mengembangkan potensinya.

Potensi adalah keunggulan terpendam yang dimiliki oleh seseorang dan ia terbahagi kepada dua :

a. Potensi umum yang meliputi kreativiti, komunikasi dan kepimpinan.
b. Potensi khusus terutama pemilikan bakat yang unik seperti kemampuan berniaga, kemahiran computer dan menulis, kecerdasan matematik, kekompetenan dalam bidang kedoktoran, kimia, fizik dan lain-lain.

Tugas murabbi adalah membantu mutarabbi menemukan dan mengembangkan potensi umum atau khusus tersebut.

Pengabaian terhadap sasaran ini akan memberi kesan kepada lambatnya perkembangan potensi mutarabbi dan jamaah akan kehilangan potensinya untuk bergerak lebih cepat dan profesional dalam menghadapi perubahan lingkungan yang semakin cepat ketika ini.

Jadi, fahamlah kita bahwa usrah merupakan suatu unsur yang tetap di mana di dalam usrah berlakunya :

1.      Ta’aruf.
2.      Tafaahum.
3.      Takaaful.

Pembetulan mana-mana kesilapan daripada sudut kefahaman atau amal akan dilakukan di dalam usrah. Oleh yang demikian, di dalam usrah, kefahaman akan diperdalamkan lagi.

Usrah juga menjadi sebagai wasilah bagi melaksanakan tuntutan ukhuwah. Melaluinya akan
kelihatan :

a.       Potensi.
b.      Kepimpinan.

Di dalamnya, setiap peserta akan dilatih untuk mengenali unsur yang tetap dan unsur yang berubah.

Seterusnya, usrah akan mampu memperkasakan ‘intima'’ (penggabungan dengan Islam dan jamaah).

Institusi ini dinamakan usrah kerana mengandungi pengertian :

1.      Ketenangan.
2.      Kasih sayang.
3.      Rahmat.

Ketuanya dinamakan ‘naqib’ sebagai mengikuti tindakan Rasulullah saw dalam Bai’ah Aqabah yang kedua selepas kepulangan Mus'ab bin Umair dari Madinah bersama tujuh puluh tiga (73) orang lelaki dan dua (2) orang perempuan.

Apabila selesai berbai’ah, Rasulullah saw meminta mereka memilih dua belas orang di kalangan
mereka sebagai ‘naqib’. Alangkah bijaknya tindakan Rasulullah saw itu.

Kajian pendidikan moden telah membuktikan bahawa semakin sedikit bilangan pelajar, semakin kuat pengaruh ‘murabbi’ dan tarbiyah akan terus diperkuatkan dengan ‘qudwah’ dan kebersamaan.

Oleh kerana usrah merupakan batu bata asas kepada organisasi, ketuanya mempunyai hak untuk

a.       Mengarah.
b.      Mentarbiyah.
c.       Ditaati.

Pimpinan bertanggungjawab untuk :

1.      Menentukan objektif.
2.      Menetapkan wasilah.
3.      Menggariskan tahap-tahap amal.

Maka dalam rangka inilah, usrah bertindak sebagai pelaksana.

Amal tarbawi yang produktif ialah suatu manhaj yang tetap. Jika kita mempunyai individu-individu yang berkualiti dan keluarga-keluarga Islam yang diikat dengan hubungan kasih-sayang, maka apakah insititusi yang :

a.       Boleh mengikuti antara mereka?
b.      Boleh menjaga dan mengikuti perkembangan perjalanan hidup mereka?
c.       Boleh mengenal pasti turun naik prestasi iltizam dan pencapaian objektif mereka?

Jawapannya ialah “Tarbiyah Melalui Usrah”.

Maka usrah adalah suatu proses tarbiyah yang mengandungi unsur-unsur ilmu, fiqh dan kefahaman serta memerlukan murabbi dalam satu naungan atau semaian.

Murabbi dalam usrah samalah seperti imam dalam solat di mana beliau akan ditaati dan dipatuhi.

Imam Hasan Al-Banna telah mengenal pasti bahawa proses tarbiyah tidaklah semudah yang disangka oleh kebanyakan orang. Umat Islam telah menghadapi serangan pemikiran, kekeliruan dan keperibadian.

Semua penyakit itu tidak dapat dirawat dalam masa sehari semalam. Tidak cukup dengan kuliah, ceramah atau kursus di sana sini oleh pemikir Islam atau para ulama’. Selepas ceramah, kursus dan kuliah, masing-masing membawa diri. Begitu juga dengan risalah atau makalah, kesannya
akan hilang selepas habis membacanya.

Rawatan itu memerlukan kesabaran dan Tarbiyah Islamiyah yang panjang dalam satu naungan tarbawi iaitu ‘usrah’.

la juga perlu kepada murabbi yang memiliki ciri-ciri tertentu. Ini disebabkan tarbiyah yang merupakan unsur tetap dakwah memerlukan satu usaha yang bersungguh-sungguh tanpa henti agar dapat melahirkan ‘rijal’, bukannya tulisan atau buku.

Proses ini memerlukan :

1.      Manhaj yang betul.
2.      Ketekunan amal.
3.      Akhlak yang mantap.
4.      Polisi nafas panjang.
5.      Kesabaran.
6.      Nasihat yang baik.
7.      Hujah yang jelas.
8.      Kepekaan dan pemantauan yang teliti dan berhati-hati.

Proses ini tidak boleh tidak mesti dipikul oleh para ‘murabbi’.

Inilah usrah atau pun manhaj Islam bagi menghadapi arus kehidupan secara sempurna. Ia juga
merupakan dakwah yang sebenar yang mampu membetulkan kefahaman. Maka usaha ini memerlukan tarbiyah yang bermanhajkan Al-Kitab, As-Sunnah dan pengalaman salafus soleh yang berpegang teguh dengan ‘al-Usul al-Fiqh’ dan ‘al-Qawaid al-Syariah’.

Semua tugas ini tidak akan berjaya melainkan dengan rasa tanggungjawab ‘naqib’ terhadap anak-anak didiknya di mana ia perlu menerangkan kepada mereka sejelas-jelasnya apakah tanda dan isyarat ketika melalui jalan ini (dakwah) agar tidak timbul kerumitan dan kekaburan.

Ia memerlukan :

a.       Kejelasan fikrah.
b.      Kesepaduan tasawwur dan suluk.
c.       Kesatuan tujuan dan kesudahan.
d.      Kesatuan matlamat dan wacana.

bagi menjayakan keseluruhan amanah ini hingga tiada di sana timbul persoalan, syak wasangka dan kekeliruan.

Akhirnya ia akan membentuk individu jamaah yang satu dan kerana itulah diletakkan secara jelas segala peraturan, pengurusan, wacana dan matlamat.

Apa yang diperlukan sekarang ialah iltizam terhadap sistem yang tetap ini.

Imam Hasan Al-Banna berkata :

"Islam menitik beratkan pembentukan usrah-usrah yang mendorong ahli-ahlinya ke arah nilai-nilai yang tinggi, memperkuatkan ikatan ukhuwah, menaikkan taraf bercakap dan berteori kepada taraf beramal dan perbuatan. Rukun ikatan ini ada tiga, maka peliharalah dan berikan tumpuan untuk melaksanakannya agar ia tidak sekadar tugasan tanpa ruh.”

PERTAMA : TAARUF

Ia adalah rukun yang pertama. Hendaklah kita saling kenal mengenali dan berkasih sayang kerana Allah.

Hayatilah pengertian ukhuwah yang sahih dan sempurna di kalangan kita dan berusaha agar hubungan ini tidak dicemari oleh sesuatu.

Allah swt berfirman dalam surah Al Hujuraat :

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah bersaudara".

Selepas zaman para salaf, ukhuwah yang merupakan arahan Allah dan rasulNya ini hanya tinggal sebagai mainan lidah sahaja dan tidak berada di dalam hati kaum muslimin, sehingga munculnya Jamaah Ikhwan Muslimin yang cuba melaksanakannya dalam masyarakat serta berusaha untuk menyatukan umat dengan ruh ukhuwah ini.

KEDUA : TAFAAHUM

Melalui rukun yang kedua ini, berlakulah muhasabah diri di mana setiap anggota boleh menasihati saudaranya jika ia melihat sebarang kesilapan atau kekurangan yang perlu dibaiki.

Anggota yang diberi nasihat itu hendaklah menerimanya dengan hati yang gembira. Jika nasihatnya tidak memberi kesan, kekurangan itu tidak disebarkan kepada sesiapa kecuali naqib usrah. Walaupun begitu, ia tetap menghormati dan mengasihi saudaranya yang mempunyai keaiban itu.

KETIGA : TAKAAFUL

Hendaklah kita saling membantu bantu, pikul memikul masalah dan tanggungjawab antara kita.

Ini adalah sebuah tuntutan iman yang nyata dan intipati ukhuwah di mana kita hendaklah sentiasa saling bertanya khabar dan bersegera sedaya upaya untuk membantu pihak yang memerlukannva.

Sabda Rasulullah saw ;

"Usaha seseorang untuk memenuhi hajat saudaranya lebih baik baginya dari beri’tikaf sebulan dalam masjidku ini".

Allahlah yang mempertautkan hati-hati kita dengan kekuasaanNya. Tidakkah kita lihat bagaimana sistem ini boleh melaksanakan kewajipan individu, sosial dan kewangan?

Di sini dibawakan contoh agenda usrah yang boleh meninggalkan kesan tarbawi yang besar dalam kehidupan individu :

PERTAMA :

Setiap akh membentangkan permasalahannya agar dapat dikongsi oleh orang lain demi mendapatkan penyelesaian dalam suasana ukhuwah dan ikhlas.

Itu semua boleh memantapkan ‘thiqah’ (kepercayaan) dan memperkukuhkan ikatan persaudaraan di mana seorang mukmin itu adalah cermin bagi saudaranya sehingga tercapai apa yang disabdakan Rasulullah saw :

"Perumpamaan hubungan kasih sayang dan simpati sesama mukmin seperti satu jasad, jika satu anggota mengadu sakit niscaya anggota-anggota yang lain akan turut berasa sakit dan berjaga malam".

KEDUA

Mengkaji dan bermuzakarah tentang urusan umat Islam di samping menerima arahan-arahan daripada pimpinan.

Usrah bukanlah tempat untuk berdebat atau mengangkat suara. Itu adalah haram di sisi fiqh usrah, sebaliknya usrah merupakan tempat untuk penjelasan dan penerangan dalam suasana beradab dan saling hormat-menghormati.

KETIGA

Mengkaji buku-buku yang berkualiti yang mendatangkan manfaat kepada individu agar tercapai objektif keperibadian Islam sebagai agen perubah.

Ya Allah, berikanlah kekuatan kepada kami untuk kami tetap menjalani Tarbiyah Islamiyah melalui ‘usrah’ yang menjadi medan sebenar bagi membentuk ikatan persaudaraan keranaMu di samping kami dapat nasihat menasihati serta bersama memikul beban dakwah di jalanMu.

Ameen Ya Rabbal Alameen
WAS
[ Read More ]
Read more...
Newer Posts Older Posts
View mobile version
Subscribe to: Posts (Atom)

Yang Setia

Pautan

  • Muharikah
    Antara dua pilihan
    3 years ago
  • Angel Pakai Gucci!
    Doa Itu Bom Nuklear Bagi Orang Mu'min!
    5 years ago
  • Majalah Jom!
    Isu 45: ALAMAK, AKU SALAH PILIH! (EDISI ISTIMEWA)
    9 years ago
  • دعوتنا DAKWATUNA -dakwahkite-
    Di antara Kefahaman dan Pelaksanaan (Sudut Pandang Parti Kebebasan dan Keadilan FJP – Mesir)
    10 years ago
  • ZADUD-DUAT
    Wahai Ikhwah, Persaudaran adalah rahsia kekuatan anda
    11 years ago
  • Popular
  • Recent
  • Archives
 

Diri Ini

My photo
WAS
Blog ini memaparkan bahan-bahan bacaan dan artikel yang boleh meningkatkan ilmu dan kefahaman Islam anda..
View my complete profile

Blog Ini Menarik??

Yang Paling Digemari

  • Memohon Dari Al Jabbar
    Seringkali manusia terjebak oleh pemikirannya sendiri dan merasa mampu untuk merancang segala sesuatu. Padahal tidak ada kekuatan dalam d...
  • Apabila Hijab Terbuka
    Terbukanya hijab  (sekatan pembatas)  antara kita dengan Allah adalah sumber ketenangan dan kebahagiaan hidup. Ketika hijab telah terbuka, s...
  • Kualiti Sebenar Rijalud Dakwah
    Rijalud dakwah adalah seseorang yang telah di tarbiyah secara intensif sehingga memiliki persediaan untuk berjuang dan berkorban di jal...
  • Menjelmakan Makna Tarbawi
    Sehingga ke saat ini Allah swt masih memberikan rahmat kepada kita melalui hidayah, iman, Islam serta dakwah dan tarbiyah. Sungguh, n...
  • Surah Yang Menjadi Pembela
    Allah swt telah menurunkan kepada kita Al Qur’an sebagai : a.        Cahaya. b.       Rahmat. c.        Ubat dari penyakit hati dan...

Arkib

  • ►  2017 (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2016 (4)
    • ►  September (2)
    • ►  March (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2015 (39)
    • ►  November (1)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (3)
    • ►  July (1)
    • ►  June (5)
    • ►  May (6)
    • ►  April (6)
    • ►  March (6)
    • ►  February (2)
    • ►  January (5)
  • ►  2014 (42)
    • ►  November (5)
    • ►  October (4)
    • ►  August (4)
    • ►  July (1)
    • ►  June (9)
    • ►  May (8)
    • ►  April (4)
    • ►  February (3)
    • ►  January (4)
  • ►  2013 (72)
    • ►  December (1)
    • ►  November (5)
    • ►  October (4)
    • ►  September (5)
    • ►  August (6)
    • ►  July (5)
    • ►  June (7)
    • ►  May (5)
    • ►  April (7)
    • ►  March (7)
    • ►  February (9)
    • ►  January (11)
  • ►  2012 (163)
    • ►  December (8)
    • ►  November (9)
    • ►  October (9)
    • ►  September (9)
    • ►  August (6)
    • ►  July (12)
    • ►  June (9)
    • ►  May (15)
    • ►  April (16)
    • ►  March (18)
    • ►  February (24)
    • ►  January (28)
  • ▼  2011 (93)
    • ▼  December (24)
      • Perzinaan Membawa Kehancuran
      • Usrah Batu Asas Jamaah
      • Menolong Yang Zalim Dan Dizalimi
      • Panduan Interaksi Dengan Jamaah
      • Meningkatkan Kuantiti Dan Kualiti Pendakwah
      • Jadikan Dunia Ladang Akhirat
      • Meningkatkan Prestasi Amal
      • Perubahan Berasaskan Amal Jamai'e
      • Kekentalan Aktivis Dakwah Teras
      • Syarat Melahirkan Tarbiyah Berjaya
      • Muhasabah Sepanjang Masa
      • Seberkas Cahaya Musafir
      • Menghidupkan Ruh Solat
      • Tuntutan Perlaksanaan Dakwah
      • Allah Matlamat Kita
      • Karakteristik Ketawa Dan Menangis
      • Kriteria Kehidupan Yang Baik
      • Tegakkan Ketakutan Kepada Allah
      • Membentuk Kehalusan Perasaan
      • Ukhuwah Asas Kemuliaan
      • Generasi Berpenyakit "Al Wahn"
      • Kemuliaan Dengan Dakwah
      • Meneroka Dunia Pendakwah
      • Kunci Kemenangan Dakwah
    • ►  November (69)

Susunan

  • Akhlak (6)
  • Aqidah (17)
  • Dakwah (73)
  • Fikrah (74)
  • Ilmu (38)
  • Motivasi (10)
  • Muslimah (3)
  • Mutiara Hikmah (12)
  • Mutiara Hikmah Para Duat (21)
  • Mutiara Hikmah Ramadhan (3)
  • Renungan (31)
  • Ruhiyah (8)
  • Tarbiatuna (5)
  • Tarbiyah (34)
  • Tausiyah (31)
  • Tokoh (8)
  • Uslub (11)
  • Video (29)

Panji Islam

Asmaaul Husna

Kalam Hikmah

Coretan Anda

Pengunjung

Detik Kehidupan

Hari Ini

Waktu Solat

Pelawat


widgets

Selamat Melayari

  • NEW POSTS
  • COMMENTS
  • flickr

    Get your Flickr ID!
 
 
© 2011 Tinta Perjalanan | Designs by Web2feel & Fab Themes

Bloggerized by DheTemplate.com - Main Blogger