skip to main | skip to sidebar

Tinta Perjalanan

Pages

  • Home
 
  • RSS
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube
  • DheTemplate.com
  • Free Templates
  • Drop Menu 1
    • Child Menu 1.1
    • Child Menu 1.2
    • Child Menu 1.3
  • Drop Menu 2
    • Child Menu 2.1
    • Child Menu 2.2
    • Child Menu 2.3
  • Daily Update Templates

Ahlan Wasahlan


Perjalanan Menuju Allah.

Tuesday, 27 August 2013

Belajar Dari Musibah Mesir

Ditulis Oleh WAS Pada 09:46 – 0 Komen Anda
 
Penganalisis sosial politik dunia Islam atau penganalisis antarabangsa pasti akan menyimpulkan bahwa ada dua krisis yang sedang berlaku dan saling bertautan antara satu dengan yang lainnya.

PERTAMA : KRISIS KEIMANAN DAN KEYAKINAN KEPADA ALLAH SWT

Krisis ini dapat dilihat dengan nyata apabila :

a.       Hilangnya nilai-nilai kebaikan.
b.      Berlakunya kerosakan yang bermaharajalela.
c.       Kemerosotan moral yang parah dan merata.
d.      Semakin tingginya rasa kehampaan.
e.       Manusia terlalu cenderung kepada materialisma.
f.       Berlakunya penyalahgunaan kekayaan dan kekuasaan.

Di antara sebab-sebab kepada krisis ini adalah :

1.  Adanya usaha-usaha dari institusi-institusi dan pemerintah untuk menghapuskan kekuatan agama dalam masyarakat.
2.  Wujudnya usaha-usaha untuk mematikan dan memandulkan yayasan-yayasan pendidikan Islam.
3.  Adanya usaha untuk merosakkan institusi keluarga yang merupakan tempat pendidikan utama bagi generasi muda dalam menanamkan nilai akhlak yang mulia.

Jalan keluar kepada krisis ini adalah dengan memperbaiki semua sebab-sebab yang membawa kepada krisis tersebut.

KEDUA : KRISIS HILANGNYA RASA AMAN DAN TIMBUL PERASAAN TAKUT

Krisis ini dapat dikesan apabila wujudnya ketakutan seseorang kepada orang lain serta ketakutan akan ketidaktentuan terhadap masa depan. Begitu pula ia timbul apabila seseorang merasa takut akan kehilangan sumber rezeki serta menjalani kehidupan yang tidak menentu.

Fenomena yang paling jelas dari krisis ini adalah penggunaan kekuatan yang berlebihan dalam menghadapi orang lain serta menggunakan segala macam cara untuk menguasai dan mengawal orang lain.

Semua itu mengakibatkan timbulnya sikap kediktatoran dalam bentuk tindakan kezaliman, penindasan, permusuhan dan pelanggaran hak asasi manusia.

Di antara penyebab kepada krisis ini adalah hilangnya keadilan serta meratanya kerosakan, kezaliman, penindasan dan penguasaan ke atas orang lain.

Penyelesaian kepada krisis ini adalah dengan mengembalikan kebebasan dan kemerdekaan di negara Islam dan umat Islam kerana kebebasan adalah suatu yang menjadi kewajiban dalam ajaran Islam dan salah satu rukun dari sistem sosial, politik, ekonomi, keyakinan dan  sebagainya.

Allah swt berfirman :

“Maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir.” (QS Al Kahfi : 29)

KEZALIMAN, PENINDASAN DAN PENYIKSAAN

Sesungguhnya hilangnya kebebasan dari negara-negara Islam sejak bertahun-tahun telah mengakibatkan kerosakan dan penyimpangan seperti yang kita saksikan pada hari ini.

Kita juga menyaksikan berlakunya kemerosotan dan keruntuhan moral, kezaliman dan penindasan, merampas hak asasi, memalsukan kehendak serta tidak ada maruah serta menampilkan akhlak yang buruk.

Keadaan ini tidak akan menjadi baik jika kita tidak kembali kepada kebebasan yang telah digariskan oleh Islam iaitu :

a.       Kebebasan yang memberikan kita kebebasan memilih dan melaksanakan kehendak.
b.      Kebebasan memiliki cita-cita dan harapan.
c.   Kebebasan yang dapat membuka ufuk kreativiti dalam segala lapangan meliputi bidang politik, ekonomi, pendidikan, sosial budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi serta hubungan antarabangsa.

Hilangnya kebebasan bererti berlakunya penindasan dan kezaliman serta kembalinya penguasa-penguasa zalim yang merampas kehormatan dan hak asasi manusia.

Allah swt berfirman :

“Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin dan mu’minat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.” (QS Al Ahzab : 58)

Sabda Rasulullah saw :

“Hancurnya langit dan bumi adalah lebih terhina di sisi Allah dari menyakiti seorang muslim.” (HR Tirmizi dan Nasai’e)

Tidak diragukan lagi bahwa akibat dari keras dan pahitnya realiti serta kuatnya tekanan dari dalam secara umumnya akan menyebabkan sesuatu bangsa mengalami kerosakan sistem yang berkuasa dan secara khususnya para aktivis dakwah :

1.      Mengalami berbagai peperangan, tipu daya, tekanan dan penyiksaan.
2.      Dihadapkan dengan berbagai tuduhan batil.
3.      Diajukan ke pengadilan secara zalim.
4.      Dihinakan kehormatan serta diperlecehkan keluarga mereka.
5.      Dibelenggu gerakan dan kebebasan mereka.
6.      Dirampas harta dan kekayaan mereka.
7.      Dicabut jawatan dan pekerjaan mereka.

Adapun di luar, mereka dihadapkan dengan persekongkolan, rekaan cerita, projek dan agenda dengan maksud :

a.       Menguasai dan mematahkan mereka.
b.      Menjajah negara.
c.       Mengotori kesucian.
d.      Merampas sumber alam semulajadi.
e.       Mencabik-cabik persatuan.
f.       Menghalangi kebangkitan.
g.      Menghancurkan kekuatan.

Inilah hasil yang kita saksikan sekarang ini di bumi umat Islam di Palestin, Iraq, Afghanistan, Somalia, Sudan, Syria, Lebanon dan Mesir serta negara dan dunia Islam lainnya.

Sistem diktator tidak ditujukan kecuali hanya kepada rakyat awam dengan berbagai alasan untuk tetap meneruskan kekuasaan dan mewujudkan mimpi penguasa.

Ini adalah teori lama yang diperbaharui. Pertarungan antara hak dan batil akan berterusan  antara :

1.      Pembela kebenaran dan penentangnya.
2.      Orang-orang yang mencari kebenaran dan orang-orang yang memalsukannya.

Pertarungan ini akan berlangsung di mana para diktator saling berdialog dengan cara memonopoli kebenaran.

Orang-orang yang memandang dirinya mampu untuk mengepung alam ini dan menundukkannya dengan hawa nafsu mereka, seperti apa yang dilakukan oleh As Sisi di Mesir dan orang yang berada di sekitarnya; mereka tidak pernah membaca sejarah dengan baik.

Bacalah, agar mereka mengetahui akhir perjalanan kezaliman dan permusuhan. Mereka berakhlak buruk tanpa sedar bahwa akhir dari perjalanannya itu bagaikan api yang menyambar dedaun yang kering sehingga api tersebut membakarnya. Seperti itulah akhir dari ketamakan mereka.

As Sisi dan orang-orang di sekitarnya telah memakai pakaian kesewenangan serta menyandang pedang kesombongan. Mereka bermimpi akan keagungan kekaisaran tanpa mengetahui bahwa sejarah akan berputar. Putaran itu sangat cepat menghampiri setiap orang yang berbuat zalim.

Orang-orang kepercayaan Fir’aun pernah mengatakan kepada rajanya :

“Apakah kamu membiarkan Musa dan kaumnya untuk membuat kerosakan di negeri ini (Mesir) dan meninggalkanmu serta tuhan-tuhanmu?”

Fir’aun menjawab dengan nada sombong :

“Akan kita bunuh anak laki-laki mereka dan kita biarkan hidup perempuan-perempuan mereka dan sesungguhnya kita berkuasa penuh atas mereka” (QS Al-A’raf : 127)

Lalu suara kebenaran berkata :

“Musa berkata kepada kaumnya : Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah; Sesungguhnya bumi ini kepunyaan Allah, dipusakakan-Nya kepada siapa sahaja yang dikehendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya. Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertaqwa.” (QS Al-A’raf : 128)

Orang-orang yang zalim akan mendapatkan giliran putarannya dan rakyat sentiasa akan mencatat dalam buku sejarah mereka dengan tinta hitam bagi semua diktator yang bersikap dengan sewenang-wenang agar diumumkan kepada seluruh makhluk bahwa kebenaran tidak akan hilang kerana di belakangnya akan sentiasa ada yang berjihad untuk menentangnya.

Saat itu, akan dipenuhi janji Allah kepada orang-orang yang lemah :

“Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, kerana sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu.” (QS Al-Hajj : 39)

“(Yaitu) orang-orang (yang menaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: “Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, kerana itu takutlah kepada mereka”, maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung.” Maka mereka kembali dengan nikmat dan kurniaan (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keridhaan Allah. Dan Allah mempunyai kurniaan yang besar.” (QS Ali Imran : 173-174)

Sesungguhnya,

“Janji yang sebenar-benarnya dari Allah. Allah tidak akan menyalahi janji-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS Ar-Ruum : 6)

Di hadapan kenyataan yang kelam dan suasana yang ironik ini, kita perlu sampaikan kepada umat secara umum bahwa janganlah kita menyerah dengan merendahkan diri dan berputus asa atau tunduk dengan merasa hina dan lemah.

Marilah kita semua renungkan firman Allah swt :

“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling Tinggi (darjatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, Maka Sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membezkan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) supaya sebahagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada’ dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim.” (QS Ali Imran : 139-140)

Sabda Nabi dan pemimpin kita yang tercinta saw saat menghadapi permusuhan :

“Wahai Zat yang memiliki hari pembalasan, hanya kepada Engkau kami menyembah dan hanya kepada Engkau kami memohon pertolongan.”

Inilah yang kita jadikan bekalan dalam setiap rakaat dari setiap solat.

Sesungguhnya apa yang berlaku sekarang adalah pelajaran-pelajaran yang amat berharga yang perlu diambil sebagai putaran kepada peristiwa-peristiwa sejarah silam. 

PELAJARAN PERTAMA : PERTARUNGAN ANTARA AL HAQ DAN AL BATHIL SERTA TENTERA HAQ DAN TENTERA BATHIL

Ini adalah hakikat yang tidak dapat dibantah lagi bahwa keduanya tidak akan pernah akur kecuali ‘hudnah’ dalam waktu yang sesaat.

Sirah Nabi saw telah mengajarkan kita bahwa Bani Khuzaah yang pernah memberikan pertolongan kepada perjuangan baginda pun akhirnya berkhianat hingga menghasilkan perang Khandaq.

Kemenangan sementara yang mereka relakan kepada golongan aktivis dakwah hanyalah gula-gula untuk melenakan aktivis dakwah agar terlupa di atas kejahatan dan makar-makar mereka yang lalu, sekarang dan akan datang.

Maka, jangan pernah lupa akan madah tarbiyah iaitu :

“Ash Shiraa’ Bainal Haq Wal Baathil.”

PELAJARAN KEDUA : MUSUH-MUSUH DAKWAH BERSATU WALAUPUN MEREKA JUGA MENGALAMI PERGESERAN

Ini pelajaran kedua yang begitu terang benderang iaitu :

“Al Kufru Millatu Waahidah.” (Kekufuran itu adalah satu kesatuan)

Apa pun baju dan simbol yang mereka pakai, walaupun di kalangan mereka juga berlaku perpecahan, mereka mampu melupakan perselisihan di antara mereka sendiri demi menghalau musuh mereka bersama iaitu golongan aktivis dakwah. Jika sudah selesai, maka mereka akan berselisih kembali.

“Tahsabuhum jami’an wa quluubuhum syatta.” (Kamu menyangka mereka bersatu padahal hati mereka berpecah belah)

Pemikiran mereka sama sahaja samada mereka liberal, sekular, zionis Yahudi atau golongan pelampau Kristian yang duduk di berbagai penjuru dunia.

PELAJARAN KETIGA : TIDAK ADA KESEPADUAN SESAMA AKTIVIS DAKWAH

Perhatikan nasihat Rabbani ini :

“Adapun orang-orang yang kafir, sebahagian mereka menjadi pelindung bagi sebahagian yang lain. Jika kamu (hai Para Muslimin) tidak bersatu, niscaya akan berlaku kekacauan di muka bumi dan kerosakan yang besar.” (QS Al Anfal : 73)

Sungguh sedih, ketika Presiden Muhammad Mursi dijatuhkan melalui kudeta tentera, justeru Hizb An Nur, kerajaan Arab Saudi serta beberapa kerajaan Arab lain di Semenanjung Arab  malah mendukung penggulingan tersebut, bahkan memberikan ucapan selamat kepada presiden baru.

Padahal ini bertentangan dengan aqidah Ahlus Sunnah wal Jamaah yang melarang memberontak kepada pemimpin yang sah lagi soleh.

Bukankah ini yang selalu mereka canangkan bahwa tidak boleh memberontak dan menjatuhkan pemimpin yang dipilih secara sah oleh rakyat, bahkan mereka menggelar para pemberontak dan penderhaka tersebut sebagai ‘khawarij’.

Berkata Imam An Nawawi Rahimahullah :

“Ada pun nasihat untuk para imam kaum Muslimin adalah :

Dengan membantu mereka di atas kebenaran, mentaati mereka, memerintahkan mereka dengan ketaatan, dan memperingatkan mereka dengan cara lembut dan santun, memberitahu mereka ketika mereka melalaikan hak kaum Muslimin, tidak memberontak, dan menyatukan hati kaum Muslimin untuk mentaatinya.

Berkata Al Khathabi Rahimahullah :

Di antara bentuk nasihat untuk mereka adalah :

Solat di belakang mereka, jihad bersama mereka, menunaikan zakat, tidak memberontak dan mengangkat senjata jika melihat adanya kezaliman pada mereka atau perilaku yang buruk, tidak memperdayai mereka dengan pujian-pujian dusta, dan mendoakan mereka dengan kebaikan. Semua ini nasihat bagi para imam kaum Muslimin dalam pengertian para khalifah dan selain mereka yang menguruskan urusan kaum Muslimin, dari kalangan para penguasa.

Inilah yang masyhur dan ini juga yang dikatakan oleh Al Khathabi.

Kemudian dia berkata :

Ada juga yang mentakwil bahwa pemimpin di sini adalah para ulama’ dan nasihat bagi mereka adalah dengan menerima pandangan mereka, mengikuti mereka dalam masalah hukum, dan berbaik sangka kepada mereka.” (Diambil dari ‘Al Minhaj Syarh Shahih Muslim.’)

Jangan sampai hanya kerana presidennya dari Ikhwanul Muslimin, maka pemberontakan dan penggulingan adalah sah serta tidak peduli samada dia soleh atau tidak, berprestasi atau tidak, pokoknya jika dari Ikhwan, maka ia boleh digulingkan???

Ada juga golongan yang diam, tidak mengambil peduli namun masih memuncungkan mulut sambil berkata dengan nada sinis bahwa Mursi adalah presiden yang terpilih melalui proses demokrasi yang kufur, kata mereka.

PELAJARAN KEEMPAT : PENTINGNYA KEKUATAN MEDIA

Di Mesir sendiri, kita digembar gemborkan melalui berita demonstrasi anti Mursi, seakan-akan mereka mendominasi suasana di sana. Padahal mereka (golongan liberal, sekular dan Kristian) adalah minoriti. Bahkan memutar belitkan berita adalah halal bagi mereka sehingga merubah hakikat peristiwa juga adalah suatu perkara biasa sahaja walaupun itu termasuk dalam kategori zalim!

“Fabaddalal ladziina zhalamuu qaulan ghairalladzi qiila lahum” (Dan orang-orang zalim itu merubah kata-kata yang tidak dikatakan kepada mereka.)

Sebaliknya, aksi sokongan untuk Mursi tidak mendapat liputan berita yang sewajarnya. Mereka tidak tertarik untuk menjadikannya sebagai bahan berita, walaupun aksi sokongan tersebut jauh lebih besar.

Kenapa mereka tidak tertarik untuk menyiarkannya?

Apakah juga kerana ideologi yang berbeza?

Jika memang begitu, apakah belum cukup alasan bagi para aktivis dakwah untuk memiliki Media sendiri?

Bukan satu, bahkan buatlah seribu!

Kita memiliki banyak sumber manusia dan kekayaan serta mampu untuk bergerak ke arah itu, namun adakah kita mempunyai kemahuan yang kuat ke arah itu?

PELAJARAN KELIMA : PENTINGNYA MENDAKWAHKAN PARA TENTERA

Ya! Mereka adalah sebahagian dari mad’u kita dan bukan musuh kita. Mereka mempunyai muncung senjata manakala kita pula mempunyai fikrah Islam.

Paduan keduanya adalah penting bagi menghasilkan kekuatan untuk menjaga agama dan wilayah negara.

Oleh yang demikian, Imam Hasan Al Banna pernah mengatakan bahwa di antara ‘Syumuliatul Islam’ adalah ‘Akhlaq wa Quwwah’ (Akhlak dan kekuatan).

Semua ini penting agar muncung senjata mereka tidak diarahkan kepada aktivis dakwah apalagi jamaah solat melainkan dihalakan kepada musuh-musuh Islam dan kaum Muslimin.

PELAJARAN KEENAM : SABAR TIADA HENTI

Inilah jalan dakwah dan apa yang dialami oleh Ikhwanul Muslimin dengan berbagai sejarah panjang penangkapan, penyiksaan, pengusiran dan pembunuhan yang mereka alami samada di Mesir atau di negara lain, dahulu dan sekarang adalah pengulangan kepada apa yang dialami oleh ‘Junudul Haq’  dari kalangan generasi pertama.

Jika kita mengkaji sejarah Fir’aun, niscaya kita akan dapati terdapat persamaan antara apa yang dilakukannya dengan yang dilakukan oleh As-Sisi ketika ini.

Senario yang mereka berdua tempuhi juga sama.

Menurut Sejarawan Mesir, Dr Raghib As Sirjani, sekurang-kurangnya, senario tersebut boleh dibahagikan menjadi lima episod :

EPISOD PERTAMA : KUDETA

Sebagaimana tertera di dalam Al-Qur’an :

“Semoga kita mengikuti ahli-ahli sihir jika mereka adalah orang-orang yang menang.” (QS Asy Syu’ara : 40)

Ini sama dengan kenyataan As-Sisi yang mengatakan bahwa ia mendengar dan berusaha untuk melayani tuntutan rakyat dalam demonstrasi 30 Jun 2013.

EPISOD KEDUA : PEMBERIAN MANDAT

Tertera dalam ayat berikut :

“Dan berkata Firaun (kepada pembesar-pembesarnya): “Biarkanlah aku membunuh Musa dan hendaklah ia memohon kepada Tuhannya, kerana sesungguhnya aku khuatir dia akan menukar agamamu atau menimbulkan kerosakan di muka bumi.” (QS Al Mu’min : 26)

As-Sisi meminta pendokongnya turun ke jalanraya secara besar-besaran untuk memberikan mandat kepadanya agar ia dapat membubarkan demonstrasi pro-Mursi melalui kekerasan dengan alasan untuk meluruskan revolusi kerana Presiden Mursi dikatakan sudah merosakkan semangat revolusi.

EPISOD KETIGA : ANCAMAN PEMBUBARAN DENGAN PAKSA

Tertera dalam ayat berikut :

“(Fir’aun berkata), “Maka sesungguhnya aku akan memotong tangan dan kaki kamu sekalian dengan bersilang secara bertimbal balik, dan sesungguhnya aku akan menyalib kamu sekalian pada pangkal pohon kurma dan sesungguhnya kamu akan mengetahui siapa di antara kita yang lebih pedih dan lebih kekal siksanya.” Mereka berkata: “Kami sekali-kali tidak akan mengutamakan kamu daripada bukti-bukti yang nyata (mukjizat), yang telah datang kepada kami dan daripada Tuhan yang telah menciptakan kami; maka putuskanlah apa yang hendak kamu putuskan. Sesungguhnya kamu hanya akan dapat memutuskan pada kehidupan di dunia ini sahaja.” (QS Thaha : 71-72)

As-Sisi dan pegawai tenteranya mengulang-ngulang akan ancaman pembubaran secara paksa dengan memberi ‘ultimatum’ 48 jam bagi menyelesaikan kemelut pemerintahan Mursi, namun para pendukung Mursi tetap bertahan dengan jumlah penunjuk perasaan yang semakin besar.

EPISOD KEEMPAT : PEMBANTAIAN

Tertera dalam ayat berikut :

“Maka setelah kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa : “Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul.” (QS Asy-Syu’ara : 61)

Pembantaian segera berlaku di mana orang-orang yang beriman dalam jumlah yang sedikit dan tidak bersenjata dikepung di tepi laut oleh tentera Fir’aun yang murka.

Begitulah juga yang berlaku di medan Rabaah Al Adawiyah dan An Nahdhah di mana mereka yang tidak mempunyai apa-apa senjata dikepung dan kemudiannya digempur habis-habisan melalui helikopter, penembak tepat, gas pemedih mata, jentolak dan kereta-kereta perisai yang mengorbankan banyak nyawa.

EPISOD KELIMA : KESELAMATAN ORANG-ORANG YANG BERIMAN

Tertera di dalam Al Qur’an akan keyakinan seorang pemimpin yang berkata kepada pengikutnya :

“Sekali-kali tidak akan tersusul; sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku.” (QS Asy-Syu’ara : 62)

Diperlukan keyakinan seperti keyakinan Nabi Musa as kepada pertolongan Allah swt sehingga datanglah pertolongan tersebut.

“Dan Kami tenggelamkan golongan yang lain itu.” (QS Asy-Syu’ara : 66)

Jika kita merenung kepada proses kelahiran bayi, biasanya akan terdapat rasa sakit. Tapi, pada saat yang sama, itu merupakan petanda akan datangnya sebuah khabar gembira iaitu petanda akan hadirnya sebuah kehidupan baru melalui kelahiran seorang bayi.

Umat Islam dalam beberapa tahun terakhir merasakan berbagai kesakitan dan penderitaan akibat kelakuan atau perangai Fir’aun zaman moden.

“Sesungguhnya Fir’aun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dengan menindas segolongan dari mereka, menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka. Sesungguhnya Fir’aun termasuk orang-orang yang berbuat kerosakan.” (QS Al Qashash : 4)

Namun janji Allah swt pasti akan tiba iaitu mereka yang tertindas oleh kekuatan Fir’aun akan diberi pertolongan.

“Dan Kami hendak memberi kurniaan kepada orang-orang yang tertindas di bumi itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi, dan akan Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi dan akan Kami perlihatkan kepada Fir’aun dan Haman beserta tenteranya apa yang selalu mereka khuatirkan dari mereka itu .” (QS Al Qashash : 5 – 6)

FIRASAT IMAM HASAN AL BANNA

Sesungguhnya Ikhwan adalah orang-orang yang sentiasa memikul risalah Islam dan amanah dakwah.

Mereka adalah orang-orang yang sentiasa bersiap siaga menanggung risiko dalam menjejaki jalan dakwah yang telah Allah gariskan.

Tujuan dakwah mereka adalah untuk :

a.       Merealisasikan nilai-nilai Islam.
b.      Menyebarkan keadilan.
c.       Menghormati hak asasi manusia.
d.      Mencegah kezaliman dan kediktatoran.
e.       Menguatkan ikatan persaudaraan iman, kemanusiaan dan keadilan.

“Agar kami mempunyai alasan (pelepas tanggungjawab) kepada Tuhanmu, dan supaya mereka bertaqwa.” (QS Al A’raf : 164)

Rasulullah saw pernah berdoa kepada Allah ketika menghadapi manusia yang menolak dakwahnya di Thaif, bahkan mengusirnya dengan doa :

“Ya Allah, tunjukilah kaumku kerana mereka tidak mengetahui.”

Imam Hasan Al Banna pernah mengingatkan kepada anggota Ikhwanul Muslimin dalam  “Risalah Antara Kelmarin dan Hari Ini” seperti berikut :

“Orang-orang yang zalim akan memerangi kamu dengan berbagai cara dan akan berusaha mematikan cahaya dakwah kamu. Mereka akan meminta bantuan kepada pemerintah yang lemah, yang berakhlak buruk dan golongan yang (pada satu masa) menghulur tangan mengharapkan bantuan mereka dan (dalam masa yang lain) menghulur tangan menindas dan memusuhi kamu.

Kamu perlu berhati-hati terhadap keburukan dan permusuhan yang mereka lancarkan. 

Semua musuh dakwah akan tergerak dan bangkit melihat dakwah kamu dengan melontarkan segala tuduhan dan persangkaan. Mereka akan berusaha menyandarkan segala kekurangan dan mempropagandakan kepada masyarakat dengan bentuk yang sangat buruk. Mereka melakukan itu kerana mereka bersandar kepada kekuatan dan kekuasaan serta kewangan.

“Mereka ingin memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai.” (QS At-Taubah : 32)

Dengan semua tentangan itu, kamu akan memasuki masa-masa ujian dan tribulasi. Kamu akan dipenjara, ditangkap, diusir, hak kamu akan disekat, rumah dan harta kamu akan disita. Kamu akan menghadapi masa ujian ini dengan cukup lama.

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (sahaja) mengatakan: ‘Kami telah beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi?” (QS Al Ankabut : 2)

Tetapi Allah telah menjanjikan dan menyediakan untuk kamu, setelah ujian itu suatu kemenangan bagi hamba-Nya yang berjuang dan menyediakan ganjaran bagi orang-orang yang beramal di jalan-Nya.

“Wahai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih?” (QS Ash Shaff : 10)

“Maka kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang.” (QS Ash Shaff : 14)

Apakah kamu mahu tetap menjadi tentera Allah?

Wahai Ikhwah, berpegang teguhlah kamu kepada manhaj Islam dan risalah yang kamu pikul. Islam yang menerangi hati dan perangai kamu. Teguhlah dan bersabarlah serta kuatkan ukhuwah kamu. Bertaqwalah kamu kepada Allah agar kamu beruntung.

Ketahuilah bahwa kemenangan itu seiring dengan kesabaran. Setelah kesusahan akan datang kemudahan. Perjuangan Islam itu meletihkan dan memerlukan waktu yang lama yang menuntut kita untuk sentiasa memperbaharui tekad dan kemahuan. Jika sudah demikian, niscaya kamu akan mendapatkan apa yang telah Allah janjikan.

Wahai Ikhwah, masa lalu kamu adalah masa kejayaan dan kehormatan. Masa kini pasti akan berlalu dan masa depan insyaAllah akan menjadi kemuliaan bagi kamu, selama kamu berpegang kepada agama dengan menguatkan hubungan kepada Allah. Majulah terus dan Allah akan memberikan taufiq serta pertolongannya.”

“Sesungguhnya Allah pasti akan menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” (QS Al Hajj : 40)

Ya Allah, sesungguhnya roda kezaliman dan keadilan Islam akan sentiasa berputar. Tetapkanlah kaki kami di atas keadilan Islam dalam mengharungi mehnah dan tribulasi yang ditimbulkan oleh pemerintah yang zalim serta kurniakanlah kepada kami kemenangan dan pertolongan dariMu.

Ameen Ya Rabbal Alameen

WAS
[ Read More ]
Read more...
Thursday, 22 August 2013

Mehnah & Tribulasi Sunnah Allah

Ditulis Oleh WAS Pada 06:03 – 0 Komen Anda
 
Kefahaman terhadap mehnah dan tribulasi merupakan suatu hakikat kehidupan yang sangat perlu dimiliki oleh mereka yang merasa dan mengaku diri sebagai muslim dan mukmin kerana keimanan itu tidak diakui begitu sahaja sebelum terbukti lulus dari ujian Allah swt sepertimana firman Allah berikut :

“Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan berkata : ‘kami beriman’, padahal mereka belum di uji. Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka. Maka sesungguhnya Allah betul-betul mengetahui orang yang benar, dan sesungguhnya Ia betul-betul mengetahui orang-orang yang berdusta.” (QS Al- Ankabut : 2-3)

Beratnya sesuatu ujian itu bersesuaian dengan nilai dan kualiti keimanan seseorang. Apabila imannya kuat, maka beban ujiannya juga berat dan yang paling berat ujiannya adalah para nabi.

Rasulullah saw bersabda :

“Manusia yang (menghadapi) ujian paling berat adalah para nabi, kemudian orang-orang yang soleh, kemudian yang berikutnya. Seseorang mendapatkan ujian sesuai dengan tingkatan keagamaannya. Apabila agamanya kuat, akan bertambah ujian baginya “ ( HR Bukhari)

BERBAGAI UJIAN

Dunia adalah tempat untuk mehnah dan tribulasi.

Jika kita perhatikan memang kehidupan ini berisi ujian (ibtila’) samada ujian yang berbentuk kenikmatan ataupun ujian berupa keburukan.

Berikut adalah beberapa bentuk ujian yang ada di sekitar kita yang boleh memberi kefahaman terhadap hakikat kehidupan ini.

PERTAMA : PENDERITAAN

Tekanan dan penderitaan hidup merupakan salah satu bentuk ujian bagi keimanan seseorang. Betapa kita melihat di sekeliling kita ramai manusia yang mengeluh kerana kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi. Oleh kerana itu ketegaran dan keteguhan hati sangat diperlukan.

Namun demikian, para sahabat yang menyaksikan betapa beratnya penderitaan yang menimpa mereka cuba untuk menghadap Rasulullah saw di samping mengusulkan agar baginda memohon kepada Allah swt untuk meringankan penderitaan yang menimpa sahabat mereka. Mereka khuatir kalau-kalau keimanan para sahabat yang disiksa itu akan berubah.

Namun, Rasulullah saw menanggapi perkara itu dengan tenang serta bersabda :

“Sesungguhnya umat sebelum kamu menghadapi siksaan yang lebih berat dari itu, di antara mereka ada yang digergaji hingga terbelah badannya, mereka tidak bergeser dari keyakinannya, mereka juga ada yang disikat dengan cakar dari besi hingga tergelupas daging dari tulangnya, namun mereka tetap kukuh dengan aqidahnya. Demi Allah! Allah pasti akan menyempurnakan urusan (agama) ini, sehingga seorang pengembara dapat dengan aman berjalan dari Sana’a (Yaman) ke Hadharamaut, ia tidak takut kecuali kepada Allah dan tidak (khuatir) kepada serigala (yang mengancam) kambingnya, tapi (sayang) kamu (terlalu) terburu-buru.” (HR Bukhari)

KEDUA : KELUARGA DAN ANAK-ANAK

Secara idealnya, keluarga memang diharapkan mampu memberikan kesejukan, ketenteraman dan kasih sayang yang mendukung perjalanan hidup dan tugas manusia sebagai hamba Allah swt.

Namun tidak sedikit kita saksikan bahwa dalam realiti kehidupan sosial, ianya tidak sedemikian, bahkan anak dan isteri malah menjadi halangan dalam kehidupan.

Sifat idealistik dan semangat yang sebelumnya menyala sedemikian rupa mula meredup manakala ruh jihad dan kecintaan terhadap dakwah tiba-tiba hilang dek kerana pengaruh keluarga tadi.

“Orang-orang Arab yang tidak ikut berjuang berkata : harta dan keluarga kami telah menghalangi kami.” (QS Al-Fath : 11)

“Wahai Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami isteri dan keturunan sebagai penyejuk mata hati (kami), dan jadikanlah kami iman bagi orang-orang yang bertaqwa.” ( QS Al-Furqan : 74)

KETIGA : HARTA

Harta merupakan salah satu unsur kekuatan yang digunakan sebagai penyangga kepada gerak kerja dakwah Islamiyah. Jadi harta dimanfaatkan dan dikendalikan untuk mendukung tugas ibadah kepada Allah swt.

Namun, pada kenyataannya kita melihat tidak sedikit orang yang diperhambakan oleh hartanya. Memang harta boleh menjadi fitnah kehidupan.

Harta dunia bukanlah tujuan, tapi ianya adalah wasilah yang tidak boleh dilupakan.

Firman Allah swt :

“Dan carilah apa yang Allah kurniakan kepadamu dari kehidupan akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) dunia.” (QS Al-Qashash : 77 )

Manakala harta yang diletakkan bukan pada tempatnya, maka bererti ia terkena penyakit “Wahn” iaitu terlalu mencintai dunia dan takut menghadapi risiko kematian. Itulah tanda awal kehancuran imannya, Naudzubillah.

KEEMPAT : SYAKHSHIYAH (KEPERIBADIAN)

Manusia di antara satu dengan yang lain ada kelebihan dan kekurangannya. Keutamaan yang diterima oleh seseorang tidak boleh menjadikannya angkuh dan sombong serta demikian pula kekurangannya tidak membawanya kepada kecil hati dan merasa hina. Pada hakikatnya kesemuanya itu berasal dari Allah Yang Maha Kuasa.

Kita boleh mengambil i’tibar dari kisah Nabi Sulaiman as ketika baginda merasakan bahwa dirinya dikurniakan Allah kekuasaan dan kemampuan untuk mengendalikan manusia, jin dan haiwan.

KELIMA : KETERASINGAN AQIDAH

Pergeseran nilai di tengah-tengah masyarakat adalah disebabkan oleh ‘ghazwul fikri’ (peperangan pemikiran) yang didukung oleh wasilah yang canggih.

Di samping kelemahan daya tahan iman kaum muslimin, ianya menjadikan orang-orang yang istiqamah rasa terasing.

Mereka dianggap aneh, bahkan julukan-julukan yang menyesatkan diarahkan kepada mereka seperti :

a.       Ekstrim.
b.      Fundamentalis.
c.       Kolot.
d.      Ortodoks.
e.       Terkebelakang.
f.       Tidak intelek.
g.      Anti modenisasi.

serta pelbagai ungkapan-ungkapan yang tidak berharga lainnya.

Bagi mereka yang keimanannya lemah akan goyah dengan hembusan angin fitnah ini tetapi seorang muslim yang istiqamah serta mempunyai kefahaman Islam yang syamil dan kamil (utuh dan menyeluruh), baginya tidaklah mengapa kerana ia memahami hadits Rasulullah saw :

“Sesungguhnya Islam itu bermula dalam keadaan asing, dan akan kembali menjadi asing sebagaimana di awalnya. Maka berbahagialah orang-orang yang asing (kerana aqidahnya) “. (HR Muslim)

Dalam riwayat lain diterangkan bahwa ‘ghuraba’’ itu adalah orang yang sentiasa berbuat baik ketika orang lain berbuat kerusakan. Ertinya mereka tetap beriltizam (komited) kepada nilai-nilai dan prinsip Islam walaupun lingkungannya rusak.

HIKMAH MEHNAH DAN TRIBULASI DALAM DAKWAH ISLAMIAH

Apa yang terlintas di dalam benak pemikiran kita terhadap cemuhan, rintangan dan penyiksaan  yang dihadapi oleh para Anbiya' sebagai pembawa risalah Islam ini, maka timbul satu pertanyaan :

Kenapakah Nabi saw dan sahabatnya rela menanggung segala azab sengsara dan penyiksaan sedangkan mereka ini dalam kebenaran?

Kenapa pula Tuhan tidak melindungi mereka sedangkan mereka adalah tentera-tenteraNya dan Rasulullah saw pula merupakan pendakwah dan pejuang di jalanNya?

Sebalikya kenapa pada masa yang sama Allah menguji mereka dengan pelbagai penderitaan seperti kehilangan kerabat yang dikasihi atau gagal menyelamatkan keluarga yang terdekat kepada Islam?

Sesungguhnya Allah tidak akan membiarkan hambaNya keseorangan tanpa pertolongan dan perlindungan dariNya. Setiap pancaroba dan dugaan yang ditanggung oleh seseorang pendakwah mengandungi rahsia dan hikmahnya yang tersendiri.

Kalaulah Allah menghendaki supaya ditegakkan sebuah masyarakat Islam tanpa bersusah payah niscaya mudah sahaja bagiNya.

Namun demikian, sebagai seorang ‘mukallaf’ di dunia ini, seseorang itu mesti melaksanakan segala perintah dan suruhan-suruhan Allah yang berat dan susah. Seseorang itu wajib berpegang dengan ajaran Islam dan mendirikan masyarakat yang sejati dan seterusnya mengharungi segala kesusahan untuk mencapai tujuan tersebut.

Di antara rahsia dan hikmah yang terungkap di dalam ujian Allah swt kepada hamba-Nya ialah :

1) Lahirnya sifat kehambaan dan pengabdian manusia terhadap Allah Azzawajalla sepertimana yang ditegaskan oleh Allah swt yang bermaksud:

“Dan (ingatlah) Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan untuk mereka menyembah dan beribadat kepada-Ku.”

2) Melaksanakan sifat taklif atau tanggungjawab “mukallaf" sebagai sebahagian dari sifat pengabdian terhadap Allah dengan mengharungi lautan penderitaan demi mempraktikkan syariat Islam ke atas dirinya dan melaksanakan peraturan-peraturan Islam di dalam masyarakatnya.

3) Menampakkan kebenaran mereka yang benar dan kedustaan mereka yang dusta. Jika dibiarkan manusia mengaku Islam dan cintakan Allah sekadar di lidahnya sahaja maka tidak wujudlah perbezaan di antara :

a. Si benar dengan si pendusta.
b. Orang yang beriman dengan munafik.
c. Yang sabar dan bersungguh-sungguh dengan yang menyimpang dan sombong.

Namun, kepahitan dan pancarobalah yang membezakan antara mereka supaya jelas bagi kita keadilan Allah.

Firman Allah swt yang bermaksud :

“Dan demi sesungguhnya! Kami tetap menguji kamu (wahai orang-orang yang mengaku beriman) sehingga ternyata pengetahuan Kami tentang adanya orang-orang yang berjuang dari kalangan kamu dan orang-orang yang sabar (dalam menjalankan perintah Kami) dan (sehingga) Kami dapat mengesahkan (benar atau tidaknya) berita-berita tentang keadaan kamu.”

4) Membersih dan menyucikan hati orang mukmin dan seterusnya meningkatkan lagi keimanan dan pegangan mereka terhadap tugas dakwah sehingga mereka tergolong di dalam golongan yang diberikan pertolongan oleh Allah supaya memelihara dan melaksanakan amanahnya dengan sebaik mungkin. Firman Allah swt :

“Dan (apa yang berlaku di medan perang Uhud itu) dijadikan oleh Allah untuk menguji apa yang ada dalam dada kamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hati kamu dan (ingatlah), Allah sentiasa mengetahui akan segala (isi hati) yang ada di dalam dada kamu”.

5) Terlepas dirinya daripada azab Allah swt dengan menanggung siksaan (bala) manusia dan tidak menjadikan siksaan manusia sebagai azab daripada Allah swt.

Firman Allah swt :

“Dan ada sebahagian dari manusia yang berkata: Kami beriman kepada Allah; kemudian apabila dia diganggu dan disakiti pada jalan Allah, dia jadikan gangguan manusia itu seperti azab siksa Allah (lalu dia taatkan manusia) dan jika datang pertolongan dari Tuhanmu memberi kemenangan kepadamu, mereka sudah tentu akan berkata: Kami adalah sentiasa bersama-sama kamu. (Mengapa mereka berdusta?) Bukankah Allah lebih mengetahui akan apa yang terpendam dalam hati sekalian makhluk?”

ADAKAH UJIAN ALLAH NATIJAH DARI KESALAHAN MANUSIA?

Sesetengah golongan menganggap bahawa ujian adalah bukan satu perkara yang tabi’ie dalam berdakwah atau ia merupakan natijah daripada kesalahan yang dilakukan oleh pimpinan jamaah yang seterusnya mempengaruhi saf-saf jamaah yang lain lalu berlakulah kebimbangan dan kekhuatiran hingga terancamnya perjalanan dakwah.

Namun, pendapat yang paling sahih adalah bertentangan dengan kefahaman ini, iaitu ia merupakan perkara tabi’ie yang mesti dilalui di dalam gerakan Islam.

Adakah boleh diterima jika dikatakan bahawa Rasulullah saw dan orang-orang mukmin yang bersama baginda serta para Anbiya' terdahulu menghadapi lautan penderitaan adalah hasil dari kesalahan mereka?

Hakikatnya, musuh-musuh Allah memerangi pembawa risalah kebenaran ini kerana bimbang kebatilan mereka akan dihapuskan dengan yang haq.

Manakala para mujahid pula tetap berpegang teguh dan istiqamah dalam melaksanakan dakwah kepada Allah menyebabkan mereka sanggup menghadapi penderitaan, siksaan dan sebagainya.

Firman Allah swt :

“Dan sesungguhnya nyaris-nyaris mereka dapat memesongkanmu (wahai Muhammad) dari apa yang Kami telah wahyukan kepadamu, supaya engkau ada-adakan atas nama Kami perkara yang lainnya dan (kalau engkau melakukan yang demikian) barulah mereka menjadikan engkau sahabat karibnya.”

Hakikatnya bukanlah bermakna tidak berlaku kesalahan atau kesilapan terhadap diri seseorang sedangkan kita hanyalah manusia biasa dan tidak maksum.

Maka, sesiapa yang berjuang untuk beramal maka sudah semestilah juga menempuh kesalahan dan kesilapan, sebaliknya sesiapa yang tidak beramal maka dia tidak akan menempuh kesalahan.

Kesalahan individu yang berlaku pula menjadi natijah ke atas daya usaha dengan akal fikiran manusia yang terbatas, sementara niat yang baik itu diharapkan mendapat ganjaran pahala dari Allah swt serta wajib mengambil ‘istifadah’ dan pengajaran daripadanya.

Demikianlah sunnatullah dalam kehidupan manusia di dunia ini. Dunia sememangnya ‘Dar al Ibtila’’ dan bukannya syurga.

Manusia perlu sedar dan mengerti konsep mehnah dan tribulasi dalam kehidupan ini. Mereka mesti belajar dan membiasakan diri dengan hakikat ini. Manusia mesti sedar bahawa mehnah dan tribulasi ini adalah sebahagian dari hakikat hidup duniawi mereka yang sudah ditakdirkan.

Manusia tidak dapat lari dari takdir ini walau bagaimana melangitpun pencapaiannya. Tanpa ujian dan dugaan hidup, manusia akan kehilangan matlamat, semangat dan erti hidup itu sendiri.

Dengan mehnah dan tribulasi, Allah mahu mengajar manusia agar lebih mementingkan matlamat hidup yang sebenar berbanding kehidupan duniawi. Allah mahu manusia meningkatkan dirinya ke alam ruhani dan setiap individu mestilah dalam keadaan lebih tinggi dari pengaruh duniawi yang fana. Manusia perlu hidup berlandaskan pegangan hidup yang benar dan mulia dan bukan hidup berpaksikan kepada kepentingan material yang sementara.

Allah swt berfirman :

“Sesungguhnya Kami telah menjadikan manusia di (tengah ) kemelut (kehidupan).” (QS Al Balad : 4)

Rasulullah saw bersabda:

 “Apa jua kelelahan, kepedihan, keletihan, kesakitan, kedukaan yang menimpa diri seseorang muslim ; hinggakan duri yang dicabut (kerana mencucuk jarinya) ; semuanya itu akan menyebabkan Allah mengampunkan dosanya.” (HR Bukhari dan Muslim)

Berdasarkan dalil-dalil di atas, jelaslah bahawa kehidupan di dunia ini memastikan manusia menghadapi mehnah dan tribulasi dari Allah.

Ini sesuatu yang wajar kerana kehidupan sementara di dunia ini ibarat pentas ujian menuju akhirat dan ia memang tidak menjanjikan syurga. Syurga hanya dinikmati apabila manusia sudah meninggal dunia setelah melaksanakan kewajipan dari ajaran agama Allah.

Selain dari itu, pertentangan antara iman dan kufur, muslim dan musuh-musuh yang memandang buruk terhadap agama mereka di dunia ini adalah pertentangan yang abadi.

Pertentangan ini pasti akan membawa musibah . Ini semua adalah sunnah Allah kepada orang yang beriman. Mereka mesti sabar dan menerima hakikat fitnah dan tribulasi yang sudah dijanjikan oleh Allah serta mesti rela dengan segala qadha’ dan qadar Allah.

Kehidupan ini memang banyak kerenah dan penuh dengan berbagai masalah. Manusia perlu melatih diri dengan ketabahan dan kesabaran.

Allah swt berfirman :

“Apakah kamu menyangka kamu akan masuk syurga pada hal kamu belum diuji (dicoba) seperti orang orang sebelum era kamu. Mereka pernah menghadapi kesusahan, kesengsaraan bahkan iman mereka pernah bergegar (dan goncang). Sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersama beliau sampai bertanya: bilakah gerangannya pertolongan Allah akan tiba. (Sebenarnya ) pertolongan Allah itu sangat hampir.” (QS Al Baqarah : 214)

Oleh kerana kehidupan ini adalah medan perjuangan untuk melakukan perubahan dari suasana hidup jahiliah kepada nilai hidup Islam maka sudah tentu ia menjanjikan berbagai kesukaran , ujian dan tribulasi.

Manusia muslim yang aktif bergerak dalam pergerakan Islam perlu :

1.      Meringankan beban kebendaan disebabkan perjalanan yang akan dilakukan adalah jauh dan berhadapan dengan banyak rintangan.
2.      Bersikap sederhana dalam mencari kekayaan sehingga tidak melupakan tugas asasnya untuk memperjuangkan dan menobatkan Islam di tempat yang teratas.
3.      Meyakinkan dirinya bahawa status perjuangannya sebagai aktivis dakwah adalah lebih mulia dan tinggi di sisi Allah dari pejuang nasionalisma, sekularisma dan materialisma.
4.      Insaf dan sedar bahawa kalau pun ia mengalami kesusahan dan kesukaran dalam perjuangan ini, lawannya juga menghadapi kesusahan.

“Jika kamu (dalam peperangan Uhud) mendapat luka (tercedera), maka sesungguhnya kaum (musyrik yang mencerobohi kamu) itu telah (tercedera juga dan) mendapat luka yang sama (dalam peperangan Badar). Dan demikian itulah keadaan hari-hari (dunia ini dengan peristiwa-peristiwa kemenangan atau kekalahan), kami gilirkan dia antara sesama manusia, (supaya menjadi pengajaran) dan supaya nyata apa yang diketahui Allah tentang orang-orang yang tetap beriman (dan yang sebaliknya), dan juga supaya Allah menjadikan sebahagian di antara kamu orang-orang yang mati Syahid. Dan (ingatlah), Allah tidak suka kepada orang-orang yang zalim.” (QS Ali Imran : 140)

Kemenangan dan kekalahan sebagai natijah usaha akan disilihgantikan oleh Allah kepada mana-mana hambaNya yang disukaiNya.

Mereka perlu menjadi saksi ke atas kekafiran dan penentangan musuh Allah terhadap agamaNya.

Mereka menjadi bukti kezaliman golongan sekular terhadap hamba Allah yang mahu meninggikan martabat syariatNya .

Mereka menyerlahkan hakikat penentangan kepada agama dari golongan nasionalis yang beriman tapi dengan penuh kepura-puraan.

Dengan yang demikian, mereka nanti wajar disisa oleh Allah dengan siksaan yang pedih dan tidak ada tolok bandingnya.

Kesaksian seperti inilah yang disebut oleh Allah dalam ayat di atas.

Kesaksian ini juga bermakna golongan yang terbukti tahan uji dan bersedia menghadapi kepedihan perjuangan akan tampil :

a.       Menangani kebatilan.
b.      Menentang kezaliman.
c.       Menghalang kemungkaran.

Mereka tampil menjadi saksi zaman yang mampan dan utuh , tegak bagaikan gunung yang tidak berganjak dan terus berpegang kepada kebenaran.

Mereka memimpin umat dan bertindak mendepani zamannya untuk mengukir sejarah yang baru.

Ramai manusia yang tidak sabar menghadapi mehnah dan tribulasi . Mereka menyamakan  gangguan dan kezaliman manusia dengan azab Allah . Oleh itu mereka memandang besar gangguan dan gugatan manusia sehingga menyebabkan mereka lari dari perjuangan Islam dan dari menegakkan kebenaran dan sebaliknya mereka menurut jalan-jalan kesesatan yang ditaja oleh manusia.

Oleh yang demikian, tidak sedikit kita lihat orang bijak pandai yang menjadi perkakas kepada penguasa yang zalim dan ajaran yang sesat kerana mereka tidak sabar menghadapi dugaan dan gugatan manusia. 

Bahkan mereka tidak sabar melihat kilauan wang ringgit yang dijanjikan oleh musuh-musuh Allah dan orang yang bersekongkol dengan mereka sehingga akhirnya mereka menjual diri dan menjadi “zhahiran lil mujrimin” iaitu alat kepada golongan musuh dan petualang.

Watak dan sikap manusia yang sebenar akan terserlah dalam ujian yang dilaluinya. Dalam kedaan biasa watak tersebut mungkin boleh disembunyikan namun apabila berhadapan dengan keperitan dan kesengsaraan kerana perjuangan barulah ketara sifat dan pembawaan diri yang sebenar.

Golongan yang beriman pasrah dan redha dengan takdir Allah manakala golongan munafiq mempertikaikan perbuatan dan takdir Allah. Bahkan mereka tidak yakin dengan janji Allah serta meragui janji-janji Allah tersebut :

“Dan lagi masa itu ialah masa orang-orang munafik dan orang-orang yang tidak sihat dan tidak kuat iman dalam hatinya berkata: "Allah dan RasulNya tidak menjanjikan kepada kita melainkan perkara yang memperdayakan sahaja.” (QS Al Ahzab : 12)

Dengan adanya mehnah dan tribulasi ini, akan berguguranlah golongan yang berpenyakit dari saf perjuangan.

Kehadiran mereka adalah kehadiran yang melemah dan melesukan perjuangan. Oleh sebab itu tanggapan mereka terhadap sesuatu peristiwa menjadi serba hitam dan penuh dengan putus asa. Tanggapan mereka terhadap orang mukmin penuh dengan keraguan dan syak wasangka serta  tidak pernah bersikap optimis. 

Mereka menjadi beban yang menyusahkan gerakan Islam walhal sepatutnya mereka menjadi aset yang menguntungkan gerakan Islam.

Sesungguhnya, bagi manusia mukmin apabila menghadapi berbagai ujian yang silih berganti, dia akan lebih tabah dan mantap merealisasikan matlamat perjuangan. Dia sudah biasa dengan asam garam perjuangan serta tidak pernah mengenal jemu dan pantang berundur. Azam dan tekadnya semakin kental dan yakin bahawa janji Allah adalah benar.

Buih kesesatan, puaka kegelapan dan gerombolan penentang agama Allah ini akhirnya akan kecundang dan dikalahkan oleh Allah samada cepat atau lambat.

Oleh yang demikian, pejuang Islam akan meneruskan perjuangan dengan yakin diri dan dengan sifat tawakkal serta tekad yang terus membara. Ia yakin benar dengan sunnah Allah dan konsep mehnah dan tribulasi dalam kehidupan. Ia berjuang di atas landasan keilmuan, keimanan dan kebenaran sesuai dengan firman Allah :

“Iaitu supaya orang (kafir musyrik) yang binasa itu, binasa dengan keterangan (yang membuktikan kesalahannya), dan supaya orang (Islam) yang hidup itu, hidup dengan keterangan (yang membuktikan kebenarannya); kerana sesungguhnya Allah Maha Mendengar, lagi Maha Mengetahui.” (QS Al Anfaal : 42)

Dia juga yakin bahawa Allah akan turut melakarkan kemenangan perjuangan agamaNya pada suatu masa kelak dan perancangan Allah jauh lebih rapi dari perancangan musuh-musuhNya.

Dia memahami bahwa kehidupan adalah perjuangan yang memang dipenuhi oleh ranjau mehnah dan tribulasi, maka oleh sebab itu mukmin yang sebenar perlu memantapkan pegangannya terhadap Islam, meningkatkan kualiti diri dengan ilmu dan akhlak yang luhur serta mulia di samping perlu konsisten dan istiqamah.

Firman Allah swt :

“Wahai orang orang yang beriman jika kamu berhadapan dengan golongan lawan atau musuh maka hendaklah kamu konsisten ; teguh pendirian dan ingatlah Allah banyak-banyak, mudah-mudahan kamu berjaya (menang).” (QS Al Anfaal : 45)

Jika umat Islam enggan berjuang mempertahankan agama Allah dan menobatkan tuntutanNya, mereka pasti menempuh kecelakaan bukan sahaja di dunia malah di akhirat juga. Suatu akibat yang jauh lebih besar dari mehnah dan tribulasi yang mereka hadapi di dunia ini.

Inilah janji Allah swt :

“Jika kamu enggan berjuang niscaya Allah siksa kamu dengan azab yang pedih dan Allah gantikan kamu dengan kaum yang lain dan kamu pula tidak dapat menyakiti Allah sedikitpun. Memang Allah Maha berkuasa mengatasi segala sesuatu.” (QS At Taubah : 39)

Firman Allah lagi :

“Kami pasti akan menguji kamu untuk Kami mengenalpasti siapa pejuang , siapa (pula) yang sabar. Kami pasti meneliti (menelusuri) sejarah, (pencapaian ) kamu.” (QS Muhammad : 31)

Marilah kita bekerja dalam satu pasukan yang padu, mantapkan diri kita dengan tarbiyah yang menyeluruh serta menghadapi segala kesukaran dan peri pedih perjuangan dengan jiwa besar , iman yang kental dan tawakkal yang jitu kepada Allah swt. Hanya dengan sifat-sifat mulia seperti yang dianjurkan oleh Allah swt
dan di amalkan oleh Rasulullah saw itulah, kita akan berjaya, insyaAllah.

Ya Allah, kurniakanlah kesabaran kepada kami dalam menghadapi keganasan musuh-musuhMu dan
tetapkanlah kaki-kaki kami dalam menjalani mehnah dan tribulasi dan kurniakanlah kemenangan kepada kami ke atas musuh-musuh kami samada di kalangan orang-orang kafir mahupun munafik

Ameen Ya Rabbal Alameen
WAS

   
[ Read More ]
Read more...
Newer Posts Older Posts
View mobile version
Subscribe to: Posts (Atom)

Yang Setia

Pautan

  • Muharikah
    Antara dua pilihan
    3 years ago
  • Angel Pakai Gucci!
    Doa Itu Bom Nuklear Bagi Orang Mu'min!
    5 years ago
  • Majalah Jom!
    Isu 45: ALAMAK, AKU SALAH PILIH! (EDISI ISTIMEWA)
    9 years ago
  • دعوتنا DAKWATUNA -dakwahkite-
    Di antara Kefahaman dan Pelaksanaan (Sudut Pandang Parti Kebebasan dan Keadilan FJP – Mesir)
    10 years ago
  • ZADUD-DUAT
    Wahai Ikhwah, Persaudaran adalah rahsia kekuatan anda
    11 years ago
  • Popular
  • Recent
  • Archives
 

Diri Ini

My photo
WAS
Blog ini memaparkan bahan-bahan bacaan dan artikel yang boleh meningkatkan ilmu dan kefahaman Islam anda..
View my complete profile

Blog Ini Menarik??

Yang Paling Digemari

  • Memohon Dari Al Jabbar
    Seringkali manusia terjebak oleh pemikirannya sendiri dan merasa mampu untuk merancang segala sesuatu. Padahal tidak ada kekuatan dalam d...
  • Apabila Hijab Terbuka
    Terbukanya hijab  (sekatan pembatas)  antara kita dengan Allah adalah sumber ketenangan dan kebahagiaan hidup. Ketika hijab telah terbuka, s...
  • Kualiti Sebenar Rijalud Dakwah
    Rijalud dakwah adalah seseorang yang telah di tarbiyah secara intensif sehingga memiliki persediaan untuk berjuang dan berkorban di jal...
  • Menjelmakan Makna Tarbawi
    Sehingga ke saat ini Allah swt masih memberikan rahmat kepada kita melalui hidayah, iman, Islam serta dakwah dan tarbiyah. Sungguh, n...
  • Surah Yang Menjadi Pembela
    Allah swt telah menurunkan kepada kita Al Qur’an sebagai : a.        Cahaya. b.       Rahmat. c.        Ubat dari penyakit hati dan...

Arkib

  • ►  2017 (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2016 (4)
    • ►  September (2)
    • ►  March (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2015 (39)
    • ►  November (1)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (3)
    • ►  July (1)
    • ►  June (5)
    • ►  May (6)
    • ►  April (6)
    • ►  March (6)
    • ►  February (2)
    • ►  January (5)
  • ►  2014 (42)
    • ►  November (5)
    • ►  October (4)
    • ►  August (4)
    • ►  July (1)
    • ►  June (9)
    • ►  May (8)
    • ►  April (4)
    • ►  February (3)
    • ►  January (4)
  • ▼  2013 (72)
    • ►  December (1)
    • ►  November (5)
    • ►  October (4)
    • ►  September (5)
    • ▼  August (6)
      • Belajar Dari Musibah Mesir
      • Mehnah & Tribulasi Sunnah Allah
      • Tribulasi Di Mesir
      • Pertahankan Nilai Ramadhan
      • Tetap Bermunajat Di Mihrab
      • Rahsia Kekuatan Puasa
    • ►  July (5)
    • ►  June (7)
    • ►  May (5)
    • ►  April (7)
    • ►  March (7)
    • ►  February (9)
    • ►  January (11)
  • ►  2012 (163)
    • ►  December (8)
    • ►  November (9)
    • ►  October (9)
    • ►  September (9)
    • ►  August (6)
    • ►  July (12)
    • ►  June (9)
    • ►  May (15)
    • ►  April (16)
    • ►  March (18)
    • ►  February (24)
    • ►  January (28)
  • ►  2011 (93)
    • ►  December (24)
    • ►  November (69)

Susunan

  • Akhlak (6)
  • Aqidah (17)
  • Dakwah (73)
  • Fikrah (74)
  • Ilmu (38)
  • Motivasi (10)
  • Muslimah (3)
  • Mutiara Hikmah (12)
  • Mutiara Hikmah Para Duat (21)
  • Mutiara Hikmah Ramadhan (3)
  • Renungan (31)
  • Ruhiyah (8)
  • Tarbiatuna (5)
  • Tarbiyah (34)
  • Tausiyah (31)
  • Tokoh (8)
  • Uslub (11)
  • Video (29)

Panji Islam

Asmaaul Husna

Kalam Hikmah

Coretan Anda

Pengunjung

Detik Kehidupan

Hari Ini

Waktu Solat

Pelawat


widgets

Selamat Melayari

  • NEW POSTS
  • COMMENTS
  • flickr

    Get your Flickr ID!
 
 
© 2011 Tinta Perjalanan | Designs by Web2feel & Fab Themes

Bloggerized by DheTemplate.com - Main Blogger